
Kepritoday.com – Seorang warga Kelurahan Seilekop, Kecamatan Bintan Timur, menjadi korban sambaran petir saat hujan lebat melanda wilayah tersebut, Selasa (13/5/2025). Korban berinisial DP (34) yang berdomisili di daerah tersebut langsung dilarikan ke RSUD Bintan dan masih menjalani perawatan intensif hingga Rabu (14/5/2025).
Konfirmasi dari RSUD Bintan
Murnilawati, Kabid Pengembangan dan Humas RSUD Bintan, mengonfirmasi kedatangan pasien tersebut. “Korban sempat mengalami penurunan tekanan darah, namun kondisinya kini stabil. Tim medis masih memantau perkembangan melalui obat penstabil tekanan darah di ruang ICU,” jelasnya.
Meski demikian, pihak rumah sakit belum merilis detail kronologi kejadian. Diduga, DP tersambar petir saat beraktivitas di luar rumah saat hujan disertai kilat mengguyur Seilekop.
Respons Aparat Setempat Masih Simpang Siur
Menanggapi insiden ini, Lurah Seilekop Raja Risnanda mengaku belum menerima laporan terkait kejadian tersebut. “Kami belum mendapat informasi resmi dari RT/RW setempat. Biasanya, kejadian darurat seperti ini langsung dilaporkan ke kami,” ujarnya.
Pihak Kepolisian Sektor (Polsek) Bintan Timur juga menyatakan hal serupa. AKP Khapandi, Kapolsek Bintan Timur, menegaskan bahwa laporan resmi terkait korban sambaran petir belum masuk. “Kami akan segera melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan kebenaran informasi ini,” tambahnya.
Keselamatan Saat Cuaca Ekstrem
Kejadian ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya kewaspadaan saat cuaca ekstrem. BMKG mencatat, wilayah Bintan Timur termasuk area rawan petir selama musim penghujan. Warga disarankan menghindari aktivitas di area terbuka, menjauhi pohon tinggi, serta menggunakan alat pengaman seperti surge protector di rumah.
Hingga berita ini diturunkan, keluarga korban belum memberikan keterangan resmi. Pemantauan kondisi DP masih terus dilakukan oleh tim medis RSUD Bintan.
Tips Hindari Sambaran Petir Saat Cuaca Ekstrem
-
Segera Masuk ke Dalam Ruangan
Saat petir mulai menyambar, segera cari bangunan tertutup atau mobil sebagai tempat berlindung. Hindari berteduh di bawah pohon, saung terbuka, atau area lapang. -
Jauhi Benda Logam dan Elektronik
Jangan membawa atau menyentuh benda logam (payung, golok, perhiasan) serta hindari penggunaan ponsel atau peralatan elektronik yang terhubung ke listrik. -
Terapkan “Aturan 30-30”
Jika jarak kilat ke petir kurang dari 30 detik, segera cari tempat aman. Tunggu minimal 30 menit setelah petir terakhir sebelum kembali beraktivitas di luar. -
Hindari Air dan Permukaan Basah
Petir dapat merambat melalui air. Jangan berenang, memancing, atau berdiri di genangan air saat hujan disertai petir. -
Posisi Jongkok Jika Terjebak di Luar
Jika tidak menemukan tempat berlindung, jongkok dengan kaki rapat, tutup telinga, dan hindari bersentuhan dengan tanah (gunakan alas kering seperti tas atau jaket). -
Pasang Penangkal Petir di Rumah
Untuk wilayah rawan petir, instal lightning arrester atau sistem grounding untuk mengurangi risiko sambaran langsung. -
Pantau Peringatan Cuaca
Aktifkan notifikasi aplikasi prakiraan cuaca (BMKG) atau radio untuk memantau status potensi petir di daerah Anda.
Insiden yang menimpa DP menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap ancaman cuaca ekstrem. Dengan menerapkan tips di atas, risiko tersambar petir dapat diminimalisir. Tim medis RSUD Bintan masih terus memantau kondisi DP sembari berkoordinasi dengan pihak keluarga.
sumber :: presmedia.id