BI Kepri Ajak Wartawan dan Humas Gali Pemahaman Ekonomi Lewat Capacity Building 2025

22 hours ago 6

Kepritoday.com – Suasana diskusi begitu hidup di salah satu ruang pertemuan di Jakarta pagi itu. Para jurnalis dan praktisi humas dari Kepulauan Riau duduk melingkar, mendengarkan dengan seksama paparan seputar inflasi, kebijakan moneter, dan pentingnya data dalam jurnalisme ekonomi. Mereka datang bukan hanya untuk mendengar, tapi juga berdiskusi, bertanya, dan menggali lebih dalam. Semua itu bagian dari Capacity Building Kehumasan 2025 yang digelar oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kepulauan Riau, pada (29/7).

Digelar selama tiga hari, kegiatan ini tidak hanya berupa presentasi formal. Ada studi kasus, workshop interaktif, hingga kunjungan langsung ke Kantor Berita Antara. Tujuannya jelas—menguatkan pemahaman dan kemampuan para peserta dalam menyampaikan isu-isu ekonomi secara tepat dan bertanggung jawab.

Menyampaikan Ekonomi dalam Bahasa Rakyat

Andik Afrinaldi, Asisten Direktur BI yang juga Ketua Tim kegiatan, menyampaikan bahwa peran media sangat penting dalam menjaga kualitas informasi ekonomi yang sampai ke masyarakat. Dalam sambutannya, ia menyebutkan:

“Kalau informasi ekonomi disampaikan dengan cara yang salah, bisa menimbulkan kepanikan atau bahkan salah paham di publik. Karena itu, kami ingin teman-teman media bisa memahami konteks kebijakan BI secara utuh, supaya bisa menjelaskan dengan bahasa yang ringan tapi tetap akurat,” ujar Andik.

Andik juga menekankan bahwa Bank Indonesia bukan hanya lembaga yang mengurusi angka-angka dan grafik, tapi juga punya tanggung jawab sosial untuk menjaga kestabilan ekonomi bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk media.

Bukan Sekadar Pelatihan, Tapi Kolaborasi

Dukungan juga datang dari Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, melalui Dinas Kominfo. Sekretaris Diskominfo, James Simon Pattikawa, hadir langsung dan menyampaikan harapannya agar para peserta membawa pulang pengalaman berharga dari kegiatan ini.

“Apa yang teman-teman wartawan dan humas lakukan sangat penting. Masyarakat butuh informasi yang bisa dipercaya. Kita tidak ingin publik dicekoki hoaks atau kabar simpang siur, apalagi soal ekonomi. Jadi, kegiatan seperti ini harus terus kita dorong,” ucap James di hadapan peserta.

Baginya, membangun kredibilitas institusi bukan hanya soal teknis komunikasi, tapi juga integritas dalam menyampaikan fakta.

Belajar Lewat Pengalaman Langsung

Selain teori, peserta juga diajak melihat langsung bagaimana sebuah berita ekonomi diproduksi. Salah satu agenda penting adalah kunjungan ke Kantor Berita Antara Heritage. Di sana, peserta bisa berbincang langsung dengan jurnalis senior dan memahami proses kerja redaksi dari hulu ke hilir.

Materi-materi yang dibahas selama kegiatan antara lain:

  • Bagaimana Bank Indonesia menjaga inflasi tetap stabil
  • Peran data dalam liputan ekonomi yang berkualitas
  • Mengenali dan menangkal hoaks ekonomi
  • Teknik menyederhanakan isu ekonomi agar mudah dipahami publik

Diskusi berjalan dua arah. Banyak peserta mengaku baru benar-benar memahami alasan di balik kebijakan suku bunga, atau mengapa inflasi bisa dipengaruhi harga cabai dan transportasi.

Kesimpulan: Informasi Ekonomi Harus Jujur dan Mudah Dimengerti

Melalui kegiatan ini, BI Kepri, Diskominfo Kepri, dan para insan media membuktikan bahwa kerja sama antarinstansi bisa berdampak besar. Bukan hanya soal peningkatan kapasitas, tapi juga membangun budaya komunikasi publik yang jujur, cerdas, dan manusiawi.

Karena pada akhirnya, literasi ekonomi bukan hanya tugas BI atau media, tapi kerja bersama agar masyarakat tidak hanya tahu, tapi juga paham. Dan seperti disampaikan salah satu peserta, “Ekonomi itu bukan cuma urusan angka, tapi soal hidup kita sehari-hari.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |