(Musda Ke-1 IBI Papua Tengah: Satukan Langkah untuk Transformasi Pelayanan Kebidanan Berbasis Bukti)
Nabire, 16 Mei 2025 – Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Papua Tengah menggelar Musyawarah Daerah (Musda) Ke-1 tahun 2026 dengan tema “Satukan Langkah dalam Transformasi Kesehatan untuk Penguatan Pelayanan Kebidanan Berkesinambungan Berbasis Bukti”.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 15–16 Mei 2026, di Aula Rumah Sakit Daerah Papua Tengah, Nabire.
Ketua Panitia Musda, Merlin Korisano, menjelaskan bahwa Musda merupakan forum musyawarah tertinggi organisasi IBI di tingkat provinsi yang bertujuan untuk memperkuat konsolidasi organisasi di tingkat cabang, ranting, dan anggota. Musda ini juga menjadi momentum untuk menyusun kepengurusan baru, selambat-lambatnya satu tahun setelah Kongres Nasional IBI.
“Kegiatan Musda terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi ilmiah dan sesi sidang organisasi. Sesi ilmiah diselenggarakan dalam bentuk seminar nasional hibrida, di mana peserta dari Nabire hadir langsung, sedangkan peserta dari luar Papua Tengah dan luar negeri mengikuti secara daring,” ujar Merlin.
Seminar tersebut memiliki nilai SKP Kementerian Kesehatan dan telah terintegrasi dengan LMS Satu Sehat. Narasumber yang dihadirkan antara lain Ketua Umum Pengurus Pusat IBI, dokter spesialis anak, serta perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
Sesi organisasi dilaksanakan pada hari kedua, 16 Mei 2026, dengan agenda pemilihan ketua dan empat orang pengurus baru IBI Provinsi Papua Tengah, yang kemudian langsung dilantik dalam rangkaian acara tersebut.
Sekda Papua Tengah: Peran Bidan Sangat Strategis
Sekretaris Daerah Provinsi Papua Tengah, dr. Silwanus Sumule, dalam sambutannya menekankan bahwa tema Musda sangat relevan dengan semangat transformasi pelayanan kesehatan di Papua Tengah. Ia memuji peran strategis para bidan yang tetap hadir di tengah berbagai tantangan geografis, keterbatasan fasilitas, dan kompleksitas sosial.
“Transformasi tidak lahir dari pidato atau rapat semata, tapi dari empati dan kemauan untuk berubah. Para bidan mengubah angka menjadi wajah, data menjadi cerita, dan kebijakan menjadi tindakan nyata,” ujar dr. Sumule.
Beliau juga menyampaikan tiga komitmen pemerintah provinsi di bawah pimpinan Gubernur Meki Nawipal dan Wakil Denias Geley:
-
Meningkatkan akses pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi bidan.
-
Meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan dasar, terutama di daerah terpencil.
-
Berkolaborasi dengan para bupati di delapan kabupaten untuk memastikan ketersediaan insentif dan dukungan kebijakan bagi para bidan.
Pembiayaan Musda dan Dukungan Pihak Ketiga
Pendanaan Musda berasal dari:
-
Swadaya para bidan dari delapan kabupaten.
-
Dana dasar organisasi.
-
Sumbangan berbagai pihak, termasuk dari Ibu Seventina Simanjuntak yang menyumbangkan tiket penerbangan Jakarta–Nabire, dan Ibu Siti Hawa Mahmud yang turut memberikan bantuan lainnya.
Mengakhiri sambutannya, dr. Sumule mengutip Amsal 31:25, “Kekuatan dan kehormatan adalah pakaiannya, dan ia tertawa tentang hari depan,” sebagai bentuk penghormatan terhadap profesi bidan yang bekerja dengan hati dan pengabdian.
“IBI bukan hanya organisasi profesi, tetapi rumah bagi para bidan untuk bertumbuh, berbagi, dan melayani dengan penuh solidaritas. Saya berharap IBI menjadi teladan organisasi profesi lain dalam memperkuat pelayanan kesehatan di Papua Tengah,” tutupnya.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 112