Nabire, 22 September 2025 – Pemerintah Provinsi Papua Tengah bersama UNICEF dan Kementerian Kesehatan RI mengadakan sosialisasi dan persiapan pelaksanaan imunisasi heksavalen di Hotel Mahavira, Nabire, Selasa (23/09).
Acara dibuka oleh Plt. Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan KB Provinsi Papua Tengah, dr. Agus, M.Kes, CH.Med, CHt. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa imunisasi heksavalen merupakan langkah krusial untuk melindungi masa depan anak-anak Papua dari enam penyakit mematikan sekaligus.
Tantangan yang Dihadapi
Papua Tengah menghadapi sejumlah hambatan dalam pelayanan kesehatan: geografi yang sulit dijangkau, keterbatasan tenaga medis, dan cakupan imunisasi dasar lengkap yang masih rendah — saat ini baru sekitar 18%. Selain itu, dr. Agus mencatat bahwa ada penolakan vaksin di masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, kesalahpahaman informasi, dan kurangnya komunikasi antara tenaga kesehatan dan masyarakat.
Sekitar 40% orang tua disebut masih ragu atau enggan memberikan lebih dari satu suntikan kepada anaknya karena alasan teknis maupun sosial-budaya.
Imunisasi Heksavalen: Solusi Efisien
Vaksin heksavalen, yang melindungi dari difteri, tetanus, pertusis, hepatitis B, polio, dan Hib (Haemophilus influenzae tipe B), dipilih sebagai solusi efektif karena mampu mengurangi jumlah suntikan sekaligus memperluas cakupan perlindungan. Papua Tengah akan menjadi salah satu provinsi lokus pertama yang melaksanakan imunisasi heksavalen mulai Oktober 2025.
Untuk mendukung pelaksanaan, akan diberikan insentif berbasis kinerja untuk puskesmas dan tenaga kesehatan agar termotivasi memperluas pelayanan ke kawasan terpencil.
Peran Kader dan Pendekatan Komunitas
dr. Agus menekankan pentingnya melibatkan kader kesehatan, tokoh agama dan adat, serta masyarakat secara luas. Pemerintah berencana memberikan pelatihan dan insentif bagi kader, dilengkapi delapan belas hingga dua puluh lima kompetensi utama agar kader menjadi ujung tombak imunisasi di tingkat kampung.
Harapan & Kolaborasi
Pertemuan ini diikuti pejabat dari Kemenkes RI, UNICEF, WHO, serta delapan Dinas Kesehatan Kabupaten di Papua Tengah. Diskusi meliputi teknis imunisasi heksavalen, strategi komunikasi publik untuk melawan hoaks, serta kesiapan operasional di lapangan.

dr. Agus mengakhiri dengan ajakan optimistis:
“Anak-anak kita tidak bisa menunggu. Papua Tengah tidak boleh tertinggal. Mari kita sukseskan imunisasi heksavalen sebagai langkah menuju Papua Tengah yang lebih sehat dan berdaya saing.”
[Nabire.Net/Musa Boma]