Selular.id – Samsung tengah menyelidiki laporan bahwa sebuah ponsel Galaxy S25 Plus terbakar secara tiba-tiba di Korea Selatan. Insiden ini terjadi saat perangkat tidak sedang diisi daya, memicu kekhawatiran akan keamanan baterai pada produk flagship terbaru perusahaan teknologi asal Korea Selatan tersebut.
Pemilik ponsel mengunggah foto perangkat yang rusak di forum resmi Samsung Korea. Dalam postingannya yang diterjemahkan dari bahasa Korea, ia menceritakan, “Saya memegang S25+ di tangan dan tiba-tiba mulai kepanasan dan mengeluarkan suara keras, jadi saya melemparkannya ke lantai dan mulai membara.” Deskripsi langsung dari pengguna ini segera menarik perhatian komunitas dan media.
Samsung dikabarkan telah mengambil langkah dengan memeriksa ponsel tersebut melalui pusat layanan resminya. Perusahaan juga telah memberikan pengembalian dana (refund) kepada pengguna yang melaporkan kejadian ini. Meski demikian, detail teknis penyebab insiden masih dalam penyelidikan mendalam, dan belum ada pernyataan resmi lebih lanjut dari Samsung mengenai temuan awal.
Insiden ini mengingatkan pada masalah serupa yang pernah dialami Samsung dengan seri Galaxy Note 7 beberapa tahun lalu. Saat itu, Samsung Galaxy Note 7 Meledak Akibat Cacat Baterai yang memicu penarikan massal secara global. Meski investigasi terhadap Note 7 dianggap berjalan lambat oleh beberapa pihak, seperti yang pernah dilaporkan dalam Investigasi Samsung Terhadap Galaxy Note 7 Lamban, perusahaan akhirnya berhasil mengidentifikasi dan memperbaiki cacat desain baterai.
Namun, riwayat masalah baterai Samsung tidak berhenti di Note 7. Pada tahun 2022, muncul laporan mengenai baterai Galaxy yang dapat mengembang (swelling). Baru-baru ini, produk wearable Samsung Galaxy Ring juga dilaporkan mengalami pembengkakan baterai yang menyebabkan cincin tersangkut di jari pengguna. Meski kasus terakhir memiliki kondisi yang memperberat, rangkaian insiden ini menimbulkan pertanyaan tentang konsistensi keamanan baterai di berbagai lini produk Samsung.
Langkah Samsung dan Respons Terkini
Saat ini, fokus utama tertuju pada proses investigasi yang dilakukan Samsung terhadap unit Galaxy S25 Plus yang terbakar. Ponsel telah diserahkan ke pusat layanan resmi untuk analisis mendalam. Belum jelas sejauh mana perusahaan akan membagikan temuan investigasi ini kepada publik, mengingat sensitivitas masalah keamanan produk dan potensi dampaknya terhadap reputasi merek.
Pengguna yang melaporkan insiden tersebut tidak memberikan detail spesifik tentang aktivitas yang sedang dilakukan dengan perangkat selain memegangnya. Hal ini menyulitkan identifikasi faktor pemicu tambahan yang mungkin berkontribusi terhadap overheating dan kebakaran. Namun, fakta bahwa perangkat terbakar tanpa sedang di-charge menambah kompleksitas analisis akar masalah.
Dalam sejarah penanganan krisis produk, Samsung telah menunjukkan kemampuan untuk merespons cepat, meski pernah menghadapi kritik mengenai kecepatan investigasi. Perusahaan kini berada di bawah pengawasan ketat, tidak hanya dari konsumen tetapi juga regulator, terutama mengingat posisi Samsung sebagai perusahaan teknologi raksasa dengan kepentingan bisnis yang kompleks.
Implikasi dan Prospek Ke Depan
Insiden Galaxy S25 Plus ini terjadi di tengah rencana Samsung untuk mempertahankan desain baterai standar pada seri Galaxy S26 mendatang. Keputusan ini kini mendapat sorotan lebih tajam, dengan pertanyaan apakah masalah baterai akan menjadi lebih luas atau terisolasi pada kasus tertentu saja.
Industri smartphone global telah belajar banyak dari kasus Note 7 tentang pentingnya transparansi dan kecepatan respons dalam menangani masalah keamanan produk. Bagi Samsung, yang telah membangun kembali kepercayaan konsumen pasca-krisis Note 7, insiden terbaru ini menjadi ujian penting bagi protokol jaminan kualitas dan manajemen krisis perusahaan.
Perkembangan investigasi ini akan menentukan langkah Samsung selanjutnya, apakah hanya berupa penanganan kasus per kasus atau memerlukan penyesuaian desain dan proses manufaktur yang lebih mendasar. Konsumen dan pengamat industri kini menunggu kejelasan lebih lanjut dari Samsung mengenai temuan dan langkah pencegahan yang akan diambil.






























