Wakil Ketua II DPR Papua Tengah, Petrus Suripatty Serap Aspirasi Warga Kampung Wami: Minta Damri, Ambulans, dan Alat Pertanian

1 month ago 19

Nabire, 7 Agustus 2025 – Wakil Ketua II DPR Papua Tengah, Dr. Drs. Petrus Izaach Suripatty, M.Si, menyerap sejumlah aspirasi warga Kampung Wami, Distrik Yaur, Kabupaten Nabire, saat melaksanakan reses kedua tahun 2025, Kamis (7/8/2025).

Hal itu disampaikan oleh mantan Rektor Universitas Satya Wiyata Nandala Nabire kepada Nabirenet, Kamis (7/8) malam.

Dalam kunjungan itu, ia bertemu langsung dengan tokoh masyarakat, kepala kampung, Kapospol, dan Babinsa setempat. Suripatty menyampaikan bahwa masyarakat Kampung Wami mayoritas berprofesi sebagai petani.

Mereka terdiri dari warga asli Papua dan warga transmigran dari luar daerah yang hidup berdampingan secara harmonis. Namun demikian, masyarakat masih menghadapi sejumlah kendala mendasar.

Minta Rute Damri dan Ambulans

Salah satu keluhan utama warga adalah belum tersedianya layanan angkutan umum seperti Damri yang menjangkau kampung mereka. Akibatnya, banyak hasil kebun yang rusak karena terlambat dibawa ke pasar di kota.

“Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membuka rute bus Damri yang bisa angkut orang dan hasil kebun,” jelas Suripatty.

Selain itu, warga juga mengeluhkan tidak adanya ambulans. Meskipun sudah terdapat puskesmas pembantu, pelayanan kesehatan dinilai belum maksimal, terutama saat warga membutuhkan rujukan ke rumah sakit di kota.

Lahan Tidur Belum Dikelola

Warga Kampung Wami memiliki lahan pertanian yang cukup luas, namun sebagian besar masih merupakan lahan tidur. Total ada sekitar 365 hektare lahan yang belum tergarap secara maksimal. Suripatty menyebut, anak-anak muda setempat mulai beralih menjadi petani setelah sebelumnya bekerja sebagai penarik kayu di hutan.

“Mereka butuh alat pertanian seperti traktor mini agar lahan bisa digarap dan digunakan untuk mendukung ketahanan pangan,” ujarnya.

Kritik ke Perusahaan Sawit

Dalam pertemuan itu, warga juga menyampaikan kekecewaan terhadap perusahaan kelapa sawit PT. Nabire Baru yang dinilai kurang peduli terhadap kebutuhan masyarakat. Salah satunya terkait penggunaan lahan pekuburan tanpa koordinasi yang baik dengan kampung.

“Warga meminta perusahaan lebih peduli, jangan seenaknya gunakan pekuburan warga tanpa komunikasi,” ungkapnya.

Warga juga berharap perusahaan berkontribusi terhadap pembangunan kampung sebagai bentuk tanggung jawab sosial.

Butuh Bantuan Perumahan

Keluhan lain yang muncul adalah terkait kondisi perumahan warga, terutama kelompok rentan seperti janda dan duda. Mereka berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk membangun rumah-rumah sederhana yang layak huni.

“Banyak warga transmigran tinggal di rumah yang belum pernah mendapat bantuan perumahan dari pemerintah,” tambah Suripatty.

Potensi Kemandirian Pangan
Menurut Suripatty, Kampung Wami memiliki potensi besar untuk mendukung program nasional kemandirian pangan, sejalan dengan visi Presiden RI melalui program Astacita.

Ia mendorong agar pemerintah provinsi, kabupaten, hingga TNI melalui batalion ketahanan pangan dapat melihat potensi ini secara serius.

“Petani di Wami siap bekerja, tinggal dukungan alat dan perhatian dari pemerintah saja. Lahan mereka luas dan hasil pertaniannya menjanjikan,” tandasnya.

Suripatty menegaskan bahwa semua aspirasi ini akan ia teruskan kepada pemerintah daerah agar mendapat tindak lanjut.


Reses ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungannya ke Dapil Nabire. Setelah Kampung Wami, ia berencana melanjutkan reses ke Distrik Nabire, Moora, Nabire Barat, hingga Wapoga hingga 17 Agustus 2025 mendatang.

[Nabire.Net/Musa Boma]

Post Views: 274

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |