Nabire, 6 Agustus 2025 – Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama strategis dengan berbagai organisasi keagamaan, termasuk Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Papua Tengah. Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) sebagai langkah konkret menekan laju penyebaran HIV/AIDS di wilayah Papua Tengah.
“Kami sudah MoU dengan pimpinan DMI Provinsi Papua Tengah. Puji Tuhan mereka menyambut kami dengan hati terbuka. Mereka sepakat untuk bekerja sama demi keselamatan umat manusia,” kata Freny kepada wartawan usai penandatanganan kerja sama pada Rabu, (6/8/2025) di Masjid Al-falah jl. Merdeka Nabire Papua tengah.
Menurutnya, dalam kerja sama tersebut, para tokoh agama Islam berkomitmen untuk menyampaikan pesan-pesan pencegahan HIV/AIDS dalam berbagai kesempatan keagamaan seperti khutbah Jumat, seminar, hingga ceramah keagamaan lainnya. Hal ini dipandang penting karena KPA menyadari keterbatasannya jika hanya mengandalkan pendekatan sosial.
“Kami sadar, kami tidak sanggup dan tidak mampu menjalankan sosialisasi ini sendirian. Agama punya kekuatan untuk menyentuh iman dan kesadaran umat. Maka para pemimpin agama dari berbagai kepercayaan—Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, dan Islam—harus bicara bukan hanya soal kerohanian, tetapi juga tentang keselamatan jasmani,” tegas Freny.
Ia menambahkan, rumah-rumah ibadah seperti masjid dan gereja hanya ada karena ada umatnya. Jika umat binasa karena HIV/AIDS, maka tempat ibadah pun kehilangan fungsinya. “Data kami menunjukkan, saat ini ada lebih dari 23.891 kasus HIV/AIDS di Papua Tengah. Ini sangat berbahaya,” ujar Freny.
Selain menyampaikan pentingnya pencegahan melalui ceramah keagamaan, Freny juga mengajak para tokoh agama untuk turut mengingatkan umat tentang bahaya dari usaha-usaha yang tidak diberkati dan dapat merusak generasi, seperti praktik usaha minuman keras (miras) dan rumah kos-kosan yang mengarah pada pergaulan bebas.
“Itu usaha-usaha yang haram. Kami sudah sampaikan agar para tokoh agama menegur umat melalui pendekatan iman,” ujarnya.
Dewan Masjid Papua Tengah Siap Dukung Penuh Program KPA
Mewakili Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Papua Tengah, Sekretaris Umum DMI, Ir. Wahyu Belisantoso, MN., menyatakan komitmennya mendukung program-program KPA. Ia mengatakan bahwa pihaknya akan mengoordinasikan kerja sama ini dengan Dewan Masjid di kabupaten-kabupaten, termasuk melibatkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi.
“DMI sifatnya mendorong para khatib untuk menyampaikan bahaya HIV/AIDS dalam khutbah Jumat. Harapannya hubungan ini terus berlanjut sehingga kita bisa menekan angka kasus HIV/AIDS yang sudah sangat memprihatinkan,” ujar Wahyu.
Ia menambahkan bahwa pihaknya juga sedang mempersiapkan pelatihan bersama MUI yang akan menyisipkan materi tentang HIV/AIDS dalam kurikulumnya, dan KPA diminta memberikan materi tersebut. “Salah satu program terdekat kami adalah pelatihan untuk para khatib, dan kami siap bermitra dengan KPA,” tegasnya.
Langkah Selanjutnya: Sosialisasi, Rapat Kerja Daerah, dan Pemeriksaan Massal
Freny menjelaskan bahwa setelah MoU ini, pihaknya akan mulai aktif melakukan sosialisasi di berbagai tempat ibadah dan forum keagamaan. KPA juga berencana menggelar rapat kerja daerah (rakerda) yang akan melibatkan seluruh pimpinan agama, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), untuk menyusun program bersama.
“Kami akan ajak semua pihak, termasuk FKUB, untuk duduk bersama menyusun strategi. Ini masalah besar dan kita harus satu suara,” katanya.
Selain itu, KPA juga menargetkan pemeriksaan HIV/AIDS massal bagi berbagai elemen masyarakat, mulai dari Gubernur, pejabat daerah, hingga tingkat RT dan RW.
“Sudah ada MoU dengan beberapa pihak terkait. Setelah itu kita masuk tahap pemeriksaan. Jika pemerintah sudah siapkan, kami tinggal eksekusi. Kalau belum, kami minta Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah siapkan pos-pos pemeriksaan,” ujar Freny.
Menurutnya, program ini akan dilaksanakan secara rutin setiap enam bulan, dengan sistem jemput bola hingga ke tingkat bawah. “Kalau sistem kaki abu-abu sudah terbentuk sampai tingkat RT/RW, maka program ini bisa jalan maksimal,” ujarnya, seraya berharap dukungan penuh dari pemerintah untuk penyediaan logistik.
Pendidikan dan Modul Pencegahan di Sekolah
Selain pendekatan keagamaan dan pemeriksaan, KPA juga tengah merancang program pendidikan yang menyasar anak-anak usia sekolah. Modul pembelajaran tentang HIV/AIDS akan disiapkan untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.
“Kami ingin anak-anak bisa belajar sejak dini. Modul sedang dalam proses dan dalam waktu dekat akan diluncurkan. Jadi pendekatannya tidak hanya dari sisi agama, tapi juga pendidikan dan lingkungan masyarakat,” pungkasnya.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 95