Nabire, 30 Juli 2025 – Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, secara resmi membuka kegiatan Seminar & Workshop Inisiasi Pendirian Universitas Negeri di Papua Tengah yang digelar di Ballroom Kantor Gubernur Papua Tengah. Kegiatan ini menjadi tonggak awal dari mimpi besar masyarakat Papua Tengah untuk memiliki universitas negeri sendiri.
Dalam sambutannya, Gubernur Meki Nawipa menegaskan pentingnya membangun pendidikan tinggi di wilayah Papua Tengah yang berkarakter lokal, namun tetap memiliki daya saing secara nasional dan global.
“Terkadang kita berpikir pendidikan terbaik hanya ada di luar. Tapi jika kita bisa bangun universitas di Papua Tengah, delapan kabupaten akan punya akses. Anak-anak tidak perlu pergi jauh, mereka bisa kuliah di kampungnya sendiri, dan tetap menjaga budaya mereka,” ujar Meki Nawipa, Selasa (29/07).
Ia mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan beberapa rektor dari Timika dan Nabire telah membahas rencana pemberian beasiswa, terutama bagi mahasiswa dari keluarga kurang mampu.
“Bagi saya, ini bukan hanya soal infrastruktur, tapi soal harga diri kita sebagai provinsi. Kita harus mempercepat pendidikan demi masa depan Papua Tengah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah, Nurhaidah, SE, menyebut kegiatan ini sebagai momen strategis dan historis sejak terbentuknya provinsi pada 25 Juli 2022.
“Inisiasi ini adalah bagian dari mimpi besar masyarakat Papua Tengah yang rindu akan hadirnya universitas negeri. Pendidikan tinggi di sini harus tumbuh dari akar budaya lokal, bukan hanya meniru dari luar,” ujar Nurhaidah.
Universitas Negeri Papua Tengah akan dirancang sebagai institusi yang mengusung nilai-nilai lokal seperti Dou, Gai Ekowai, Yabu Eruwok, Membara Kasih Kediri Masyarakat, dan Awetako Ena Agapida. Kurikulumnya akan mengadopsi model pembelajaran I’M FINE dari UNJ dan menjadikan filosofi Bakar Batu sebagai simbol pendidikan kolaboratif.
Universitas ini akan memiliki empat fakultas utama: Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Sains Terapan, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi Kreatif. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan memfasilitasi seluruh proses teknis, mulai dari master plan, struktur organisasi, hingga kerja sama dengan LLDIKTI dan Kemendikbudristek.
“Universitas ini bukan hanya bangunan. Ia harus jadi laboratorium hidup, tempat dosen dan mahasiswa belajar dari, dengan, dan untuk masyarakat. Kita ingin mencetak lulusan lhapupai – pembawa pencerahan yang bisa menggabungkan ilmu modern dan hikmat lokal,” tutup Nurhaidah.
[Nabire.Net/Sitti Hawa]
Post Views: 275