Dari Serat Kayu Jadi Simbol Identitas: Kisah Pengrajin Noken di Nabire

6 days ago 10

Nabire, 1 September 2025 – Di tengah riuh Pasar Oyehe Nabire, tepat di depan Taman Gizi, sebuah tradisi tua terus berdenyut dalam keseharian masyarakat Papua Tengah. Senin (31/08/2025), kelompok pengrajin noken berkumpul, bukan hanya untuk merajut benang menjadi tas, tetapi juga merajut identitas, kebanggaan, dan harapan hidup.

Hana Kotouki, Ketua Kelompok Yagaoudo Agiya Papua, menuturkan bahwa noken bukan sekadar tas. Dibuat dari serat kayu atau benang yang kuat, proses pembuatannya membutuhkan kesabaran tinggi. “Motifnya unik, sering menggambarkan kehidupan sehari-hari mama-mama Papua,” ucapnya.

Albertina Waine, sekretaris kelompok, menambahkan bahwa noken telah lama menjadi bagian penting masyarakat Papua. Dari membawa makanan, pakaian, hingga hasil bumi, noken menyimpan nilai budaya yang tinggi. “Noken adalah simbol identitas orang Papua,” tegasnya.

Namun, di balik keindahan dan nilai filosofisnya, ada pula tantangan. Yohana Keiya, bendahara kelompok, menyayangkan bahwa dalam berbagai festival, justru komunitas lokal pembuat noken sering tidak dilibatkan. “Padahal kami masih setia melestarikan tradisi ini setiap hari,” katanya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Lani Anabua, Wendisena Teleggen, menekankan pentingnya dukungan pemerintah untuk meningkatkan kualitas produksi. “Pendampingan dan pelatihan bisa membuat hasil noken lebih baik dan membantu kesejahteraan pengrajin,” ujarnya.

(Kelompok kerja pengrajin noken Lani Inabua)

Kesulitan lain juga datang dari ketidakpastian pasar. Limira Murib, sekretaris kelompok, mengungkapkan bahwa pola belanja masyarakat sering tidak konsisten. “Kadang kami rajut banyak, tapi pembeli sepi karena keterbatasan anggaran,” jelasnya.

(Dari Serat Kayu Jadi Simbol Identitas: Kisah Pengrajin Noken di Nabire)

Meski demikian, semangat para pengrajin tetap terjaga. Yumina Murib, bendahara kelompok, percaya bahwa inovasi desain menjadi kunci. “Kami berusaha menciptakan noken yang modern dan menarik agar tetap diminati. Membeli noken buatan lokal artinya membantu ekonomi masyarakat Papua sekaligus menjaga warisan budaya,” pungkasnya.

Noken bukan hanya kerajinan tangan. Ia adalah simbol ketekunan, perlawanan terhadap lupa, dan harapan bagi generasi muda Papua agar tidak kehilangan jati diri mereka.

[Nabire.Net/Jeri P.Degei]

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |