Disbudpar Dogiyai Gelar Pelatihan Pendokumentasian Budaya untuk Generasi Muda di Era Digital

2 weeks ago 19

Dogiyai, 12 November 2025 – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dogiyai menggelar kegiatan Pelatihan Pendokumentasian Budaya dalam Bentuk Fotografi, Video, dan Berita Teks bertajuk “Membangun Kreativitas dan Profesionalisme Generasi Muda Dogiyai dalam Pendokumentasian Budaya di Era Digital”.

Kegiatan ini berlangsung di Aula SMP YPPK St. Fransiskus Asisi Moanemani, pada Selasa (11/11/2025), diikuti lebih dari 30 peserta dari kalangan pelajar, generasi muda, dan masyarakat umum.

Pelatihan tersebut menghadirkan Noel I Wonda, fotografer dan videomaker senior asal Tanah Papua, sebagai narasumber utama.

Kegiatan ini merupakan lanjutan dari program pertama yang sebelumnya digelar di Nabire dalam bentuk Seminar Sehari bertema “Menggali Potensi Pariwisata Melalui Budaya untuk Meningkatkan Ekonomi Rakyat Kabupaten Dogiyai” pada 3 November 2025.

Dalam sambutannya, Plt. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Dogiyai, Natan Naftali Tebai, S.Sos., menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga akan dilanjutkan dengan praktik langsung di lapangan.

“Ini bagian dari rangkaian kegiatan yang akan berlanjut hingga Hari Noken Sedunia, 4 Desember 2025, di mana hasil karya para peserta akan dipamerkan. Kami ingin adik-adik memanfaatkan kegiatan ini sebagai ruang belajar untuk mengasah kreativitas dan keterampilan mendokumentasikan budaya,” ujarnya.

Ia juga menegaskan pentingnya generasi muda memanfaatkan teknologi seperti kamera dan telepon genggam untuk mendokumentasikan budaya lokal yang mulai tergerus oleh modernisasi.

“Era digital jangan membuat kita lupa budaya. Gunakan HP dan kamera untuk mengabadikan nilai-nilai budaya kita agar bisa dikenal luas dan diwariskan ke generasi berikutnya,” tambah Tebai.

Sementara itu, Asisten I Setda Kabupaten Dogiyai, Nason Pigai, S.IP., yang hadir membuka kegiatan, mengapresiasi langkah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam menciptakan ruang pembelajaran bagi generasi muda Papua.

“Budaya adalah poros dan pusat peradaban. Karena itu, penting bagi kita semua untuk melestarikan dan mendokumentasikan budaya agar tidak hilang. Melalui kegiatan seperti ini, generasi muda diajak memahami nilai dan filosofi dari warisan leluhur,” tegas Pigai.

Ia mencontohkan berbagai festival budaya di Papua seperti Festival Lembah Baliem, Festival Asmat Pokman, dan Festival Danau Sentani yang mampu bertahan karena dukungan masyarakat, pemerintah, dan generasi muda. Pigai berharap semangat serupa tumbuh di Dogiyai.

Lebih jauh, Nason Pigai menekankan bahwa orang Mee memiliki kekayaan budaya yang harus digali kembali, seperti sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, hingga filosofi hidup yang diwariskan leluhur.

“Kita harus tahu apa yang dilakukan generasi sebelum kita. Jangan malu dengan identitas budaya, termasuk pakaian adat seperti koteka dan moge. Semua itu punya makna dan nilai sejarah yang penting,” katanya.

Ia juga menyoroti pentingnya melestarikan makanan lokal, tarian, dan nyanyian tradisional yang sarat nilai filosofis.

“Tarian tune duwai, wobu duwai, dan moge gaidai misalnya, semua punya makna spiritual dan sejarah. Di situlah pendidikan budaya sebenarnya hidup,” pungkasnya.

Melalui pelatihan ini, pemerintah Kabupaten Dogiyai berharap generasi muda dapat menjadi pelopor dalam mendokumentasikan, mempublikasikan, dan melestarikan kekayaan budaya lokal, sekaligus memanfaatkan teknologi digital untuk memperkenalkannya ke dunia.

[Nabire.Net]

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |