Deep Research OpenAI Diklaim Ungguli Hasil Riset Konvensional

15 hours ago 4

SELULAR.ID – OpenAI baru saja memperkenalkan ‘Deep Research’ yang bisa digunakan untuk melakukan penelitian. Deep Research sendiri merupakan asisten AI yang berfungsi menelusuri, menganalisis, serta merangkum berbagai informasi dari seluruh data bersumber pada website. OpenAI mengklaim, Deep Research memiliki kemampuan untuk mengerjakan tugas riset yang kompleks.

Fitur Deep Research bisa digunakan untuk pelanggan ChatGPT Pro. Pelanggan ChatGPT Plus, dan ChatGPT Team akan mendapatkan akses pada kesempatan berikutnya. Analisis yang mendalam tersebut diklaim sangat berguna bagi bidang finansial, penelitian sains, hingga bidang hukum. Bahkan, hasilnya diklaim lebih baik ketimbang menggunakan penelitian metode konvensional.

Cara Deep Research bekerja adalah dengan menggunakan ketelitian dari ratusan sumber terbuka, menganalisisnya, sehingga bisa menyusun laporan lengkap dengan sumber referensi yang jelas. Hal ini yang menyebabkan latensi Deep Research membutuhkan waktu 5 hingga 30 menit untuk menyelesaikan tugas risetnya.

Meski demikian, pengguna masih bisa melihat di sidebar bagaimana Deep Research sedang bekerja. Pengguna juga bisa mengunggah dokumen tambahan seperti foto, untuk memberikan tugas dan konteks tambahan, sehingga hasil riset bisa lebih mendalam dan relevan.

Baca juga: Pengguna Copilot Bisa Akses Model Reasoning OpenAI o1 Gratis

Akurasi Deep Research berada di angka 26,6 persen, yang diklaim tiga kali lebih akurat dan lebih baik ketimbang chatbot asal Tiongkok, Deep Seek. Data itu bersumber dari Humanity’s Last Exam. Humanity’s Last Exam sendiri merupakan sebuah tolok ukur yang dirancang untuk mengevaluasi kemampuan model bahasa besar atau Large Language Models atau (LLM) dalam kecerdasan buatan.

Dalam mengerjakan tugas riset mendalam, Deep Research bagi pengguna Pro memiliki batasan perintah ty=ugas hingga 100 pencarian perbulan. Penggunaan ini juga belum bisa diakses di beberapa negara, seperti Inggris, Swiss, dan Eropa yang memiliki undang-undang keamanan siber paling ketat di wilayahnya.

Meski diklaim memiliki hasil tiga kali lebih baik dari DeepSeek, namun Deep Research juga masih memiliki keterbatasan. Fatalnya, AI model tersebut masih bisa menghasilkan informasi yang keliru atau hallucinations. Mengutip Maginative, bahkan Deep Research juga kadang kesulitan membedakan sumber yang kredibel dari yang kurang dapat dipercaya.

Selain itu, teknologi ini memerlukan daya komputasi yang besar, sehingga aksesnya masih terbatas. Meski masih terbatas di beberapa hal, OpenAI masih akan terus meningkatkan Deep Research dengan menghubungkannya ke sumber data khusus, termasuk database berlangganan dan sumber internal. Dengan fitur ini, alat ini akan semakin berharga bagi organisasi yang membutuhkan riset mendalam dari berbagai sumber, baik publik maupun privat.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |