Bentrok Tapal Batas terjadi di Distrik Kapiraya Deiyai, Ini Kronologi Versi Kepolisian dan Warga

1 day ago 6

Deiyai, 24 November 2025 – Konflik tapal batas di Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai, terjadi di Kampung Mogodagi, Distrik Kapiraya, Kabupaten Deiyai pada Senin siang sekitar pukul 14.00 WIT. Sekelompok massa berjumlah sekitar 50 orang dari Suku Kamoro dan Suku Kei diduga melakukan penganiayaan dan pembakaran rumah warga Suku Mee.

Hal tersebut dibenarkan pihak Humas Polres Deiyai, saat dimintai keterangan oleh Nabire.Net pada Selasa siang (25/11). Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, setidaknya 6 unit rumah terbakar, dan dua warga mengalami luka akibat senjata tajam.

Menurut pihak kepolisian, identitas dua warga yang mengalami luka akibat senjata tajam atas nama Nelius Peuki (40), warga kampung Mogodagi yang mengalami luka pada perut akibat panah.

Sementara korban kedua atas nama Isak Anouw (38), warga Kampung Mogodagi, Kapiraya, yang mengalami luka pada bahu kanan akibat sabetan parang.

Berdasarkan kronologi yang dihimpun pihak kepolisian dari Polres Deiyai, diketahui pada hari Senin sekitar pukul 14.00 WIT, kelompok dari Mimika tersebut datang dengan membawa parang, panah, tombak, dan ketapel, lalu melakukan penyerangan terhadap warga Suku Mee di Mogodagi. Penyerangan mengakibatkan 6 rumah terbakar dan 2 warga terluka.

Beruntung pada waktu yang sama terdapat pesawat perintis subsidi Mogodagi–Waghete. Kedua korban berhasil dievakuasi ke Waghete pada pukul 02.30 WIT dan langsung dirawat di RSUD Paniai.

Versi Masyarakat

Sementara itu, berdasarkan informasi yang diterima Nabire.Net dari warga, diketahui ada tujuh orang yang menjadi korban dalam kejadian ini. Bahkan warga melaporkan satu orang diantaranya meninggal dunia.

Berikut daftar korban yang berhasil diidentifikasi warga:

  1. Nelius Peuki – luka panah, kritis, dirawat di RS Madi

  2. Isak Anouw – luka parang, dirawat di RS Madi

  3. Neles Peuki – meninggal dunia, jasad dibakar

  4. Menase Dimi – luka panah, belum mendapat perawatan medis, berada di Mogodagi

  5. Aten Anouw – luka kartapel di kepala, belum mendapat perawatan medis, berada di Mogodagi

  6. Yulianus Goo – luka kartapel di kepala, belum mendapat perawatan medis, berada di Mogodagi

  7. Yulian Goo – luka kartapel di kepala, belum mendapat perawatan medis, berada di Mogodagi

Informasi di lapangan menyebutkan bahwa sejumlah korban yang berada di Mogodagi belum memperoleh penanganan medis karena akses dan tenaga kesehatan sangat terbatas.

Sementara itu, korban dari pihak Suku Amungme dan Kei akibat konflik tapal batas antara suku Mee dan Amungme belum dapat dipastikan.

Masyarakat meminta pemerintah provinsi, pemda, DPRD, aparat keamanan, dan tokoh-tokoh setempat segera mengambil langkah cepat, terutama terkait bantuan medis, pemulihan keamanan, dan penyelesaian sengketa tapal batas secara adil dan berkelanjutan.

Warga juga menilai konflik ini bukan sekadar persoalan batas wilayah. Ada dugaan keterlibatan pihak ketiga yang ingin mempertahankan konflik horizontal, sehingga membutuhkan penanganan serius agar masyarakat kecil tidak terus menjadi korban.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |