Selular.id – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) terus mempercepat penggelaran jaringan 5G dengan jumlah base transceiver station (BTS) mencapai 4.000 unit pada Oktober 2025. Jumlah ini meningkat sekitar 3.025 BTS sepanjang tahun ini, memperluas cakupan layanan ke 56 kota dan kabupaten di Indonesia.
VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel Abdullah Fahmi menegaskan komitmen perusahaan dalam membangun infrastruktur 5G secara terarah, terukur, dan bertahap. “Pembangunan terarah agar manfaat teknologi ini dapat dirasakan secara luas,” ujar Fahmi kepada Bisnis, Kamis (30/10/2025).
Strategi penggelaran ini fokus pada area-area strategis yang memiliki potensi adopsi tinggi. Saat ini jaringan 5G Telkomsel telah mencakup Bandung, Batam, Makassar, Surabaya, Jabotabek, dan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Data penetrasi perangkat 5G menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan konsisten di berbagai wilayah. Di Bandung penetrasi mencapai 26%, Batam 23%, Makassar 26%, Surabaya 28%, dan Jabodetabek mencatat angka tertinggi lebih dari 30%. Angka ini meningkat signifikan dari sekitar 20% pada akhir tahun lalu.
Abdullah Fahmi menjelaskan bahwa pola peningkatan ini mencerminkan arah perkembangan di kota-kota besar lainnya. “Ini sekaligus menegaskan komitmen Telkomsel untuk mendorong transformasi digital yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan upaya memperkuat daya saing bangsa melalui teknologi,” tegasnya.
Tantangan dan Hambatan Pengembangan 5G Nasional
Meski menunjukkan perkembangan positif, pengembangan 5G nasional masih menghadapi sejumlah tantangan signifikan. Abdullah mengakui bahwa tantangan utama terletak pada ketersediaan spektrum frekuensi yang ideal, dukungan regulasi lintas sektor, serta kesiapan ekosistem perangkat dan aplikasi yang terjangkau.
“Selain itu, diperlukan insentif seperti keringanan PNBP untuk mempercepat penggelaran,” tambahnya. Pernyataan ini sejalan dengan analisis para pengamat yang menyoroti tantangan spektrum sebagai hambatan utama pengembangan 5G Indonesia.
Data dari Direktorat Pengendalian Komunikasi Digital (2025) mengungkapkan bahwa hingga 2024, luas permukiman yang tercakup sinyal 5G baru mencapai 4,44%. Dari total 13 lokasi target dalam Rencana Strategis Kemenkomdigi 2020–2024, sebanyak 12 di antaranya sudah terlayani jaringan 5G.
Lokasi yang telah terlayani meliputi lima ibu kota provinsi di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Serang), IKN, Kawasan Industri Jababeka, serta enam destinasi super prioritas yaitu Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo. Satu-satunya wilayah yang masih terkendala adalah DPSP Likupang, yang menghadapi hambatan akibat pengelolaan kawasan yang belum optimal.
Upaya percepatan penggelaran 5G juga terlihat di berbagai daerah strategis. Sebelumnya, Telkomsel mengakselerasi kehadiran lebih dari 200 BTS 5G di Surabaya, menunjukkan komitmen kuat dalam membangun ekosistem digital di kota-kota metropolitan.
Peluang dan Masa Depan 5G Indonesia
Meski menghadapi tantangan, Abdullah menilai peluang pengembangan 5G di Indonesia sangat besar. Teknologi ini diproyeksikan menjadi fondasi bagi inovasi di berbagai sektor strategis mulai dari smart city, industri manufaktur, hingga layanan kesehatan seperti telesurgery.
“Dengan optimisasi 5G, Indonesia dapat mempercepat proses bisnis, meningkatkan produktivitas, dan membuka ruang bagi penerapan teknologi masa depan seperti kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan robotik,” ujar Abdullah.
Komitmen Telkomsel dalam pengembangan infrastruktur 5G juga tercermin dalam persiapan untuk event-event besar. Seperti yang terlihat dalam persiapan 300+ BTS 4G/LTE dan Hyper 5G untuk MotoGP Mandalika 2025, perusahaan terus berinvestasi untuk memastikan konektivitas terbaik di berbagai kesempatan.
Pemerintah sendiri menargetkan jangkauan koneksi 5G di Indonesia dapat mencapai 32% pada 2030. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyampaikan bahwa saat ini ketersediaan koneksi internet 5G di Indonesia masih sangat rendah. Per Oktober 2025, jumlahnya baru mencapai 10% dari total populasi, jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 80%.
“Pemerintahan mencanangkan 32% setidaknya jaringan 5G itu bisa tersambung hingga tahun 2030,” kata Nezar, Senin (28/10/2025). Karena itu, pemerintah terus mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat pengembangan ekosistem 5G di Tanah Air.
Abdullah menutup dengan menegaskan bahwa pengembangan 5G sejalan dengan visi Telkomsel untuk memberdayakan masyarakat melalui teknologi dan menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional. Dengan terus bertumbuhnya jumlah BTS 5G dan meningkatnya penetrasi perangkat, Indonesia diproyeksikan dapat mengejar ketertinggalan dalam adopsi teknologi generasi kelima ini.
































