Indosat, Arsari, dan Northstar Bentuk Platform Fiber Optik Independen

2 hours ago 2

Selular.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama konsorsium yang terdiri dari Arsari Group dan Northstar Group resmi membentuk perusahaan patungan untuk membangun platform serat optik digital terkemuka di Indonesia.

Kemitraan strategis yang ditandatangani pada 23 Desember 2025 ini bertujuan memperkuat tulang punggung digital nasional di tengah fase pertumbuhan krusial ekosistem digital Indonesia.

Perusahaan patungan baru yang disebut FiberCo ini akan menjadi entitas independen dengan model operasi open-access.

Melalui pendekatan ini, berbagai penyedia layanan telekomunikasi dapat mengakses infrastruktur untuk mempercepat inklusi digital.Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menyatakan kolaborasi ini berangkat dari visi jangka panjang yang sejalan untuk memberdayakan Indonesia.

“Melalui pendekatan yang agile dan asset-light, kemitraan dengan Arsari Group dan Northstar Group memungkinkan kami membangun platform serat optik independen bernilai tambah yang lebih tangguh,” ujar Vikram.

Ia menambahkan, inisiatif ini mendukung transformasi Indosat menuju perusahaan berbasis AI sekaligus berkontribusi bagi kemajuan industri.

“FiberCo akan berperan sebagai pemain infrastruktur AI yang berbeda, sekaligus menjadi katalis bagi kemajuan Indonesia sebagai bangsa digital,” tegasnya.

Kemitraan ini dirancang untuk memberikan manfaat berlapis. Bagi Indonesia, langkah ini diharapkan dapat mewujudkan ambisi digital nasional melalui peningkatan kualitas layanan telekomunikasi dan ketersediaan jaringan.

Secara operasional, FiberCo akan mengelola aset serat optik yang dialihkan dari Indosat dengan nilai sekitar Rp14,6 triliun.

Jaringan yang akan dioperasikan mencakup lebih dari 86 ribu kilometer, meliputi jaringan backbone, kabel laut domestik, serta akses infrastruktur yang menghubungkan menara telekomunikasi dan kawasan bisnis.

Komposisi geografis jaringan ini cukup strategis, dengan sekitar 45% berada di Pulau Jawa dan 55% di luar Jawa.

Distribusi ini menunjukkan peran platform dalam mendorong konektivitas digital yang lebih merata, menjawab tantangan kesenjangan antara wilayah perkotaan dan perdesaan yang masih menjadi pekerjaan rumah besar transformasi digital Indonesia.

Nilai Strategis dan Dampak bagi Indosat

Bagi Indosat, transaksi pembentukan FiberCo membawa nilai strategis yang signifikan.

Perusahaan akan mempertahankan sekitar 45% kepemilikan di entitas baru tersebut sambil memonetisasi aset serat optiknya.

Dana hasil transaksi rencananya akan dialokasikan untuk pengembangan jaringan 5G dan memperkuat fondasi AI Indosat.

Langkah ini menegaskan fokus Indosat pada bisnis intinya sebagai operator telekomunikasi yang berorientasi pada peningkatan pengalaman pelanggan.

Vikram Sinha menjelaskan bahwa langkah strategis ini penting bagi pertumbuhan bisnis Indosat di masa depan.

Pendekatan asset-light memungkinkan Indosat lebih lincah berinovasi dan berinvestasi di area teknologi baru, sambil tetap memiliki akses ke infrastruktur fiber optik kelas dunia melalui kepemilikan di FiberCo.

Model ini sejalan dengan tren global di industri telekomunikasi untuk memisahkan kepemilikan infrastruktur fisik dari operasi layanan, meningkatkan efisiensi modal.

Pembangunan infrastruktur digital skala besar seperti ini memang membutuhkan kolaborasi multipihak.

Sebelumnya, upaya serupa juga dilakukan oleh perusahaan seperti Nokia dan Surge untuk memperluas akses internet terjangkau dengan jaringan optik bawah laut.

Sinergi antara pemain teknologi, operator, dan investor menjadi kunci dalam mempercepat pembangunan tulang punggung digital.

Komitmen Jangka Panjang untuk Infrastruktur Digital

Di sisi konsorsium, Aryo P.S. Djojohadikusumo, Deputy CEO and COO Arsari Group, menegaskan komitmen jangka panjang kelompok usahanya dalam pembangunan nasional.

“Melalui kolaborasi dengan Northstar dan Indosat, Arsari Group berkomitmen untuk menjadi bagian dari tulang punggung fisik pada fase pertumbuhan Indonesia berikutnya,” ujar Aryo.

Ia meyakini infrastruktur digital akan mendukung produktivitas sektor usaha, memperluas inklusi digital, dan meningkatkan layanan publik.

Kemitraan ini juga menandai perluasan portofolio Arsari Group ke sektor infrastruktur digital. Aryo menambahkan bahwa keyakinannya didasari pada fakta bahwa konektivitas kini sama fundamentalnya bagi ketahanan ekonomi seperti halnya energi dan logistik fisik.

Pandangan ini sejalan dengan perkembangan ekonomi digital Indonesia yang kian mengandalkan konektivitas stabil dan berkecepatan tinggi sebagai prasyarat pertumbuhan.

Pembentukan FiberCo mencerminkan peran aktif sektor swasta dalam mendukung agenda pembangunan nasional, khususnya dalam menjembatani kesenjangan digital. Kolaborasi ini membuka ruang bagi pihak swasta untuk melengkapi upaya pemerintah dalam memperluas jangkauan serat optik dan mempercepat pemerataan digital yang inklusif. Inisiatif dari pelaku swasta seperti ini sering kali melengkapi program strategis nasional, sebagaimana terlihat dalam komitmen Telkom yang menjadikan ESG sebagai fondasi utama transformasi digital nasional.

Efisiensi operasional infrastruktur fiber optik juga menjadi perhatian.

Pengelolaan jaringan yang luas memerlukan sistem monitoring yang canggih, seperti solusi yang dikembangkan oleh Telkom Akses melalui iBrite untuk monitoring fiber optik yang lebih efisien.

Teknologi semacam ini akan krusial bagi FiberCo dalam memastikan keandalan layanan dari jaringan yang dikelolanya.

Di level akses akhir, teknologi fiber optik terus berkembang. Uji coba teknologi baru seperti FTTR-B yang dilakukan FiberHome dan MyRepublic Indonesia menunjukkan potensi peningkatan konektivitas hingga ke dalam ruangan, yang pada gilirannya mendukung transformasi digital UMKM dan rumah tangga. Platform seperti FiberCo diharapkan dapat menjadi enabler bagi adopsi teknologi semacam ini secara lebih luas.

Kemitraan strategis ini diharapkan tidak hanya memperkuat infrastruktur fisik, tetapi juga meningkatkan kelincahan operasional, fleksibilitas finansial, dan potensi pertumbuhan jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan.

Sebagai entitas independen, FiberCo akan berfokus pada penyediaan infrastruktur dengan efisiensi biaya dan standar layanan tinggi, yang pada akhirnya menguntungkan konsumen akhir melalui layanan telekomunikasi yang lebih baik dan terjangkau.

Dukungan ekosistem digital juga memerlukan penguatan platform jaringan di sisi pusat data. Ekspansi yang dilakukan oleh perusahaan seperti NTT DATA dalam memperluas platform jaringan pusat data di Indonesia menunjukkan bagaimana infrastruktur inti dan akses harus berkembang beriringan.

FiberCo, dengan jaringan backbone-nya, diposisikan untuk menjadi penghubung vital antara pusat data dan pengguna akhir.

Transaksi pembentukan perusahaan patungan ini melibatkan penasihat keuangan ternama. Citi bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif bagi Indosat, sementara Goldman Sachs bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif bagi Northstar Group.

Keterlibatan institusi keuangan global ini mengindikasikan skala dan signifikansi transaksi dalam peta investasi infrastruktur digital regional.

Ke depan, kolaborasi antara Indosat, Arsari Group, dan Northstar Group ini diproyeksikan menjadi tonggak penting dalam percepatan transformasi digital Indonesia.

Dengan fondasi jaringan fiber optik yang lebih kuat, tangguh, dan merata, ekosistem digital Indonesia memiliki peluang lebih besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi berbasis AI dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Kesuksesan implementasi model open-access ini akan menjadi contoh bagi kolaborasi serupa di masa depan, mendorong kompetisi sehat dan inovasi layanan untuk masyarakat.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |