Selular.id – Telkom memulai babak baru transformasi korporasi dengan mengukuhkan diri sebagai strategic holding dan melakukan penataan portofolio bisnis secara menyeluruh. Langkah strategis ini diambil untuk menciptakan fokus bisnis yang lebih tajam, meningkatkan sinergi antar entitas, serta mendongkrak nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan. Inisiatif ini sejalan dengan arahan kebijakan nasional dan mandat efisiensi dari Presiden Republik Indonesia, sekaligus mendukung agenda besar pemerintah dalam streamlining Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Program penataan portofolio atau streamlining bertujuan memastikan Telkom dapat berkonsentrasi penuh pada bisnis inti yang mendukung empat pilar transformasi Telkom 2030. Melalui proses ini, perusahaan menargetkan struktur organisasi yang lebih ramping dan efisien, dengan menghilangkan tumpang-tindih portofolio di antara anak perusahaannya. Setiap entitas di dalam TelkomGroup diharapkan memberikan kontribusi dan penciptaan nilai yang optimal.
Direktur Strategic Business Development & Portfolio Telkom, Seno Soemadji, menegaskan bahwa streamlining merupakan komponen kunci dalam mewujudkan two tier strategic holding yang berfokus pada penciptaan nilai. “Strategi ini dapat memperkuat posisi Telkom sebagai digital telco dan enabler ekosistem digital nasional yang berdaya saing global, sekaligus mendorong efisiensi, improvement, sinergi dan pertumbuhan bisnis berkelanjutan,” ujar Seno dalam Forum Group Discussion: Streamlining Anak Usaha untuk Agility & Optimalisasi Bisnis Telkom, yang berlangsung Jumat (31/10) di Bandung.
Rencana streamlining Telkom didasarkan pada kajian mendalam menggunakan framework dari konsultan bisnis independen. Framework tersebut dirancang untuk mengevaluasi portofolio anak perusahaan dan menentukan opsi optimal bagi masing-masing entitas. Opsi yang tersedia meliputi cut loss atau divestasi di bawah nilai invested capital, write off atas shareholder loan, hingga pembubaran anak usaha yang dinilai tidak lagi memberikan nilai tambah strategis bagi TelkomGroup.
Dukungan Penuh Pemangku Kepentingan dan Prinsip Kepatuhan
Untuk memastikan program streamlining berjalan sesuai koridor hukum dan prinsip tata kelola yang baik, Telkom secara proaktif melibatkan berbagai pemangku kepentingan kunci. Forum Group Discussion yang digelar menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang, termasuk Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) RI, Dr. Muhammad Yusuf Ateh, serta perwakilan dari Kejaksaan Agung dan akademisi.
Dalam paparannya, Yusuf Ateh menegaskan bahwa cut loss merupakan langkah bisnis yang sah selama dilandasi niat baik untuk memperbaiki kondisi perusahaan, tidak mengandung unsur mens rea (niat jahat), serta dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan. “Pelaksanaannya harus disertai dokumentasi yang lengkap dan akurat, serta memperoleh persetujuan dari Danantara,” jelasnya.
Jaksa Agung Muda Pembinaan, Dr. Hendro Dewanto, S.H., M.Hum, menyoroti potensi sinergi Telkom dengan Danantara, BPKP, BP BUMN, Kejaksaan, dan auditor publik yang dapat menghasilkan model best practice baru bagi tata kelola BUMN di Indonesia. Keberhasilan restrukturisasi Telkom diharapkan bermuara pada peningkatan nilai perusahaan dan terjaganya amanat publik.
Andy Kelana, Direktur Legal & Compliance Telkom, menekankan komitmen perusahaan untuk memastikan setiap proses streamlining dilakukan secara akuntabel dan transparan. “Kami berkomitmen untuk memastikan setiap proses streamlining dilakukan secara akuntabel, transparan, selaras dengan prinsip GRC serta berkoordinasi erat dengan Kejaksaan Agung, BPKP, Danantara, dan Badan Pengaturan BUMN untuk menjamin kepatuhan hukum,” tegas Andy.
Memperkuat Posisi dalam Ekosistem Digital Nasional
Transformasi menuju strategic holding dan penataan portofolio bisnis ini tidak hanya memperkuat fondasi internal Telkom, tetapi juga mempertegas peran strategis perusahaan dalam mendukung transformasi digital Indonesia. Sebagai bagian dari inisiatif pemerintah, program ini diharapkan dapat menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
Langkah ini sejalan dengan upaya Telkom dalam membangun ekosistem digital yang komprehensif, seperti yang tercermin dalam pengembangan Telkom Connectivity+ yang menawarkan solusi andal bagi korporasi. Sinergi dengan mitra strategis juga terus diperkuat, termasuk kolaborasi antara Telkomsel dan ZTE yang diperluas pada MWC 2025 untuk mengakselerasi transformasi digital.
Inisiatif streamlining portofolio bisnis TelkomGroup menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan transformasi perusahaan yang telah berlangsung beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, Telkom telah menempatkan segmen enterprise sebagai tulang punggung dalam strategi transformasi perusahaannya. Upaya memperkuat sinergi digital juga terus digalakkan, seperti melalui agenda Jalin Nusa yang digelar Telkomsel untuk memperkuat kolaborasi lintas industri.
Dengan struktur organisasi yang lebih lean dan fokus pada bisnis inti, Telkom berpotensi menjadi lebih lincah dalam merespons dinamika pasar dan memanfaatkan peluang pertumbuhan baru. Pendekatan end-to-end dalam transformasi digital, sebagaimana dihadirkan oleh mitra seperti ZTE dengan solusi end-to-end-nya, semakin relevan dengan visi Telkom ke depan.
Transformasi korporasi yang dijalankan Telkom melalui pendekatan strategic holding dan streamlining portofolio bisnis tidak hanya akan membentuk ulang landscape internal perusahaan, tetapi juga berkontribusi pada penguatan ekosistem digital Indonesia secara keseluruhan. Langkah ini menandai komitmen berkelanjutan Telkom dalam memimpin percepatan transformasi digital nasional menuju Indonesia Emas 2045.



































