Selular.ID – Raksasa internet China Tencent menegaskan bahwa mereka bukan pemasok militer setelah Departemen Pertahanan AS (DoD) menambahkannya ke dalam daftar perusahaan yang diduga bekerja sama dengan militer China.
Tencent menilai keputusan DoD yang memasukkan perusahaan ke dalam daftar sebuah langkah yang jelas merupakan kesalahan.
Dalam sebuah pernyataan, Tencent mencatat bahwa mereka akan bekerja sama dengan departemen AS yang relevan untuk “menyelesaikan kesalahpahaman”, menambahkan tidak seperti kontrol ekspor, pencatatan tersebut tidak berdampak pada bisnisnya.
“Kami bukan perusahaan atau pemasok militer. Tidak seperti berbagai sanksi atau pembatasan ekspor, daftar ini tidak berdampak pada bisnis kami,” kata juru bicara perusahaan tersebut kepada BBC.
Perusahaan China lainnya yang ditambahkan ke dalam daftar tersebut termasuk pembuat baterai CATL, pembuat chip ChangXin Memory Technologies, dan pembuat drone Autel Robotics, tulis Reuters.
CATL adalah pemasok utama bagi pembuat kendaraan listrik Tesla dan Stellantis dan juga menyebut penunjukan itu sebagai kesalahan.
Baca Juga: Kembangkan AI dan Cloud, Honor Gandeng Raksasa Game Online Tencent
Pencatatan oleh DoD adalah langkah terbaru oleh pemerintah AS untuk menggagalkan upaya swasembada negara itu, dengan alasan China berupaya mendominasi pasar domestik dan global dalam industri chip melalui cara-cara anti-persaingan dan non-pasar.
Deretan perusahaan China yang yang masuk ke dalam “daftar hitam” itu, berfungsi sebagai peringatan bagi perusahaan-perusahaan dan organisasi-organisasi AS terkait risiko berbisnis dengan entitas China.
Walau dimasukkan dalam daftar, tidak berarti ada larangan yang langsung berlaku, tetapi hal itu dapat memberikan tekanan tambahan kepada Departemen Keuangan AS untuk memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Selama lima tahun terakhir, AS telah menambahkan ratusan perusahaan China ke dalam daftar sanksi dan memberlakukan berbagai pembatasan ekspor pada pemasok chip canggih dan peralatan manufaktur bagi perusahaan-perusahaan di negara tersebut.
Berbagai perusahaan top China telah disanksi oleh AS karena masuk dalam daftar tersebut. Seperti dua raksasa telekomunikasi (Huawei, ZTE), perusahaan pembuat drone (DJI), serta perusahaan teknologi pemetaan dan penginderaan jarak jauh – LIDAR (Hesai Technologies).
Beberapa hari setelah AS memperluas kontrol ekspor pada awal Desember lalu, regulator China membuka penyelidikan terhadap Nvidia karena diduga melanggar undang-undang antimonopoli dan Kementerian Perdagangan melarang ekspor sejumlah mineral strategis.
Baca Juga: Rumor: Apple Dekati Tencent dan pemilik TikTok ByteDance untuk Fitur AI di Tiongkok