Penelitian Mengungkap Gen Z di AS Lebih Sering Gunakan ChatGPT untuk Tugas Akademik

2 weeks ago 14

SELULAR.ID – Pew Research Center mengemukakan bahwa generasi Z atau Gen Z di tahun yang lebih muda, lebih sering menggunakan ChatGPT untuk membantu mengerjakan tugas akademiknya. Lembaga peneliti yang berbasis di AS ini juga mengungkap bahwa Gen Z tidak menyadari sepenuhnya soal jebakan teknologi tersebut.

Dalam penelitiannya, Pew Research Center mengungkap terjadi kenaikan penggunaan ChatGPT di kalangan Gen Z. Dari 1.400 responden remaja di AS usia 13 hingga 17 tahun, terdapat 26 persen responden pernah menggunakan ChatGPT. Penggunaan ChatGPT dilakukan untuk mengerjakan PR dari sekolah.

Angka 26 persen tersebut, menurut penelitian Pew Research Center adalah kenaikan signifikan mencapai 100 persen atau dua kali lipat Gen Z yang berpengalaman menggunakan ChatGPT. Jumlah tersebut adalah perbandingan dari tahun 2024 dengan tahun 2023.

Dari seluruh responden, 54 persen di antaranya mempercayai bahwa ChatGPT bisa digunakan untuk meneliti subjek baru. Sementara, 29 persen dari keseluruhan responden menerima pernyataan bahwa ChatGPT bisa mengerjakan tugas matematika. Hanya 18 persen dari keseluruhan responden yang setuju bahwa ChatGPT bisa membantu mengerjakan tugas essai.

Baca juga: Penelitian Ungkap ChatGPT Bisa Beri Informasi Salah

Mengutip Techcrunch, data itu mengkhawatirkan karena Gen Z tak sepenuhnya memahami kelemahan ChatGPT. Hal ini dirasa mengkhawatirkan. Pasalnya, ChatGPT tidak begitu hebat dalam matematika, dan bukan sumber fakta yang paling dapat diandalkan .

Sebuah studi baru-baru ini yang menyelidiki apakah AI terkemuka dapat lulus ujian sejarah tingkat doktoral menemukan bahwa GPT-4o , model AI default yang mendukung ChatGPT, hanya dapat menjawab pertanyaan sedikit lebih akurat daripada orang yang menebak secara acak.

Tidak banyak referensi soal Benua Afrika yang dimiliki ChatGPT, seperti pengetahuan mobilitas geopolitik di Afrika. Bahkan, dari ras kulit, Pew Research Center menemukan hasil bahwa remaja kulit hitam lebih sering menggunakan ChatGPT untuk hal yang berkaitan dengan sekolah, ketimbang remaja kulit putih.

Dalam penelitian lain yang dilakukan University of Pennsylvania, ditemukan bahwa siswa SMA di Turki yang mengakses ChatGPT memiliki nilai yang buruk di mata pelajaran Matematika, dibandingkan siswa yang tidak bisa memiliki akses ke ChatGPT.

Dalam penelitian terpisah , peneliti mengamati bahwa siswa Jerman yang menggunakan ChatGPT dapat menemukan materi penelitian dengan lebih mudah, tetapi cenderung kurang terampil dalam mensintesis materi tersebut dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak menggunakan ChatGPT.

Tahun 2024, Pew Research Center melakukan penelitian kepada guru, dan mendapatkan kesimpulan bahwa teknologi AI seperti ChatGPT justru menimbulkan kerugian yang besar di dunia pendidikan. Survei dari Rand Corporation dan Center on Reinventing Public Education menemukan bahwa hanya 18 persen pendidik di AS yang menggunakan ChatGPT.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |