Selular.id – Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang kali ini menyasar sekitar 600 karyawan di divisi kecerdasan buatan (AI), termasuk tim Fundamental AI Research (FAIR) dan pekerja infrastruktur AI.
Langkah perampingan ini mengakibatkan total karyawan AI Meta tersisa kurang dari 3.000 orang.
Kabar PHK ini pertama kali dilaporkan oleh media Axios dan telah dikonfirmasi oleh juru bicara Meta, Ana Brekalo, kepada The Verge.
Brekalo menyatakan bahwa perusahaan memang melakukan pemangkasan karyawan di divisi FAIR.
Keputusan ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk menciptakan operasional yang lebih gesit dan efisien di tengah persaingan teknologi AI yang semakin ketat.
Dalam memo internal yang dibagikan kepada karyawan, bos AI Meta Alexandr Wang menjelaskan alasan di balik restrukturisasi ini.
“Dengan mengurangi ukuran tim kami, lebih sedikit diskusi yang diperlukan untuk membuat keputusan, dan setiap orang akan lebih mampu memikul beban serta memiliki cakupan dan dampak yang lebih besar,” ungkap Wang.
Pernyataan ini menunjukkan perubahan strategi Meta dalam mengelola sumber daya manusia di divisi AI yang selama ini dinilai terlalu besar.
Karyawan yang terdampak PHK masih tercatat sebagai karyawan Meta hingga 21 November 2025 mendatang, namun sejak Rabu (22/10/2025) mereka sudah dibebastugaskan.
Meta memberikan pesan resmi bahwa selama masa transisi ini, akses internal karyawan akan dihapus dan mereka tidak perlu melakukan pekerjaan tambahan apa pun untuk perusahaan.
“Anda dapat memanfaatkan waktu ini untuk mencari posisi lain di Meta,” demikian bunyi pesan perusahaan kepada karyawan yang dipangkas.
Perusahaan juga memastikan bahwa pekerja yang di-PHK akan menerima pesangon selama 16 pekan ditambah dengan pesangon yang disesuaikan nominalnya sesuai masa kerja mereka di perusahaan.
Kebijakan ini menunjukkan komitmen Meta dalam memberikan perlindungan finansial bagi mantan karyawannya selama masa transisi.
Strategi Baru dan Prioritas Tim AI
Keputusan PHK ini tidak memengaruhi posisi karyawan yang bekerja di divisi TBD Labs, yang mencakup sejumlah talenta AI papan atas yang direkrut Meta belakangan ini.
Menurut sumber dalam yang dikutip CNBC, CEO Meta Mark Zuckerberg lebih mengandalkan tim baru ini ketimbang karyawan lama.
Pergeseran prioritas ini mencerminkan perubahan strategi perusahaan dalam mengembangkan teknologi AI.
Meta dinilai memiliki divisi AI yang terlalu besar, sehingga tim FAIR dan divisi lainnya kerap bersaing mendapatkan sumber daya komputasi.
Persaingan internal ini diduga menjadi salah satu faktor pendorong dilakukannya restrukturisasi.
Apalagi Zuckerberg juga aktif merekrut karyawan baru untuk membangun Superintelligence Lab, yang semakin memperbesar jumlah tim AI di perusahaan.
Langkah PHK ini bukan yang pertama kali dilakukan Meta. Sebelumnya, perusahaan juga telah melakukan beberapa gelombang PHK yang berdampak pada berbagai lini bisnis.
Bahkan, Meta bukan satu-satunya raksasa teknologi yang melakukan efisiensi melalui PHK, mengingat sebelumnya Microsoft juga telah mengambil langkah serupa.
Implikasi dan Masa Depan AI Meta
Dengan jumlah karyawan AI yang kini kurang dari 3.000 orang, Meta berharap dapat menciptakan struktur organisasi yang lebih ramping dan efektif.
Restrukturisasi ini diharapkan dapat mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan produktivitas tim yang tersisa.
Strategi AI Meta yang kini dinakhodai Alexandr Wang diharapkan dapat lebih fokus dan terarah.
Perkembangan ini terjadi di tengah tren PHK di industri teknologi yang masih berlanjut.
Seperti yang terjadi pada perusahaan telekomunikasi yang juga melakukan PHK menyusul langkah Microsoft dan Meta, efisiensi sumber daya manusia menjadi prioritas banyak perusahaan teknologi saat ini.
Meta tampaknya ingin memastikan bahwa setiap investasi dalam pengembangan AI memberikan dampak maksimal bagi pertumbuhan perusahaan.
Meski mengurangi jumlah karyawan di divisi FAIR, Meta tetap berkomitmen untuk mengembangkan teknologi AI.
Perusahaan akan lebih mengandalkan tim inti yang dianggap lebih strategis, sambil tetap membuka peluang bagi karyawan yang terdampak PHK untuk mencari posisi lain di dalam perusahaan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa Meta ingin menyeimbangkan antara efisiensi operasional dan retensi talenta terbaik.
Restrukturisasi divisi AI Meta ini diperkirakan akan mempengaruhi arah pengembangan produk AI perusahaan dalam beberapa bulan mendatang.
Dengan tim yang lebih kecil namun lebih fokus, Meta berharap dapat bersaing lebih efektif dalam lomba pengembangan teknologi kecerdasan buatan yang semakin kompetitif.
































