Kasus Begal di Nabire Meningkat, Anggota DPRK Minta Pemerintah dan Aparat Bertindak Serius

6 hours ago 4

(Anggota DPRK Nabire, Daniel Mumakapa (pakai topi) bersama korban begal)

Nabire, 5 Juli 2025 – Kasus begal kembali terjadi di kota Nabire. Seorang wanita menjadi korban aksi kriminal tersebut saat melintas di kawasan lampu merah dekat Hotel Adamant, Jayanti, Nabire, pada Jumat, 4 Juli 2025, sekitar pukul 15.30 WIT.

Korban mengaku saat itu ia sedang mengendarai motor dan tiba-tiba dikejar dua orang pelaku dari belakang. Pelaku kemudian menarik tas miliknya, sehingga korban kehilangan keseimbangan dan jatuh ke jalan. “Pelaku berhasil membawa lari laptop, handphone, dan sejumlah uang milik saya,” ungkap korban yang masih syok atas kejadian tersebut.

Para pelaku langsung kabur meninggalkan korban yang terjatuh. Kasus ini menambah deretan aksi kriminal yang kian marak terjadi di Nabire, memicu keresahan masyarakat.

Menanggapi hal itu, Anggota DPR Kabupaten Nabire, Daniel Mumakapa, angkat bicara. Ia menegaskan, kejadian serupa tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena berdampak buruk terhadap rasa aman masyarakat.

“Informasi yang kami terima, selain kejadian di Jayanti, ada juga kasus begal di sekitar Pos Kehutanan Wadio. Salah satu korban pulang dari kantor sekitar pukul 16.15 WIT, dan membawa barang seperti laptop, handphone, dan uang tunai,” jelas Daniel kepada awak media, Sabtu (5/7/2025).

Daniel meminta agar keamanan di kota Nabire diperketat, khususnya di titik-titik rawan kriminal. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk pemerintah, aparat keamanan, DPR, dan tokoh masyarakat, untuk bersama-sama mencari solusi.

“Kejadian-kejadian ini harus jadi perhatian bersama. Kita perlu pastikan kota Nabire aman. Tidak boleh ada ruang bagi pelaku kriminal yang berkeliaran, baik itu dari dalam maupun luar daerah,” tegasnya.

Begal, Konflik Sosial, dan Isu Sampah Butuh Penanganan Serius

Lebih jauh, Daniel menyoroti bahwa berbagai persoalan sosial di Nabire seperti begal, kehilangan motor, kasus pemerkosaan, hingga kecelakaan lalu lintas, saling berkaitan dan perlu penanganan terpadu.

“Kita tidak bisa anggap remeh. Kota Nabire sebagai ibu kota Provinsi Papua Tengah harus jadi kota yang aman dan tertib. Jangan sampai ada pihak-pihak atau oknum tertentu yang memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan lain,” ujarnya.

Selain masalah kriminalitas, Daniel juga mengingatkan pemerintah soal buruknya pengelolaan sampah di pasar-pasar seperti Oyehe dan Kalibobo. Menurutnya, kondisi pasar yang kotor dapat memicu masalah kesehatan dan mengganggu kenyamanan warga.

“Ada tumpukan sampah di pasar Oyehe dan Kalibobo. Padahal kita punya dinas kebersihan, tapi sepertinya kurang perhatian. Ini hal sederhana, tapi penting untuk kita perhatikan serius,” pungkasnya.

Daniel berharap, penanganan keamanan, kebersihan, dan konflik sosial di Nabire dapat dilakukan secara serius dan melibatkan semua pihak agar tercipta suasana kota yang aman, sehat, dan nyaman untuk semua warga.

[Nabire.Net/Musa Boma]

Post Views: 293

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |