Deiyai, 15 Oktober 2025 – Tokoh budaya Papua yang juga pencetus Noken sebagai Warisan Takbenda Dunia UNESCO, Titus Pekei, melakukan kunjungan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Deiyai, Selasa (15/10/2025).
Kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran pejabat Disbudpar Deiyai, di antaranya Sekretaris Dinas Deki Tekege, Kabid Destinasi Wisata Moses Mote, Kabid Pemasaran Afrida Douw, Kabid Pengembangan Kemitraan Pariwisata Lodek Madai, dan Kabid Kebudayaan Yanuarius Doo.
Dalam kesempatan tersebut, Titus Pekei berdiskusi bersama jajaran dinas mengenai arah pengembangan kebudayaan dan pariwisata di Kabupaten Deiyai. Ia menekankan pentingnya menjaga hutan sebagai sumber bahan baku pembuatan Noken, sekaligus warisan alam yang menopang kehidupan masyarakat adat.
“Maksud kedatangan saya selain untuk penelitian, juga ingin berdiskusi mengenai pengembangan pariwisata dan pemajuan kebudayaan di Kabupaten Deiyai ini,” ujar Titus di awal pertemuan.
Ajak Jaga Hutan dan Lestarikan Tradisi Noken
Sebagai penggagas pengakuan Noken oleh UNESCO pada 4 Desember 2011, Titus menegaskan bahwa pelestarian budaya tak bisa dipisahkan dari pelestarian lingkungan.
Menurutnya, keberlangsungan pembuatan Noken bergantung pada ketersediaan bebi (kulit kayu) yang hanya bisa diperoleh dari hutan yang terjaga.
“Beritahu masyarakat bahwa Noken akan hilang ketika alam tidak lagi menghasilkan bebi. Karena itu, semua pihak harus bersatu untuk menjaga hutan,” tegasnya.
Ia juga mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Deiyai ke depan membudidayakan pohon-pohon penghasil bebi, sebagai langkah nyata pelestarian bahan baku Noken.
Selain itu, Titus mendorong agar pembuatan Noken diajarkan di sekolah-sekolah dan menjadi bagian dari pendidikan karakter generasi muda Papua. Ia bahkan telah menyusun modul pengajaran Noken, yang sebelumnya pernah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2013.
Usulan Pembangunan Museum Noken di Deiyai
Dalam diskusi tersebut, Kabid Kebudayaan Yanuarius Doo menyampaikan rencana pembangunan Museum Noken di Deiyai. Ia menilai bahwa sebagai daerah asal pencetus Noken, Deiyai sudah sepatutnya memiliki wadah pelestarian budaya tersebut.
“Pencetus Noken di UNESCO itu putra terbaik Deiyai. Karena itu, sudah saatnya Deiyai memiliki Museum Noken,” jelas Doo.
Sementara itu, Kabid Destinasi Wisata Moses Mote menambahkan bahwa Deiyai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata rohani, mengingat sejarah masuknya misionaris ke wilayah Pegunungan Tengah Papua bermula dari Deiyai.
“Peradaban orang Papua di wilayah Pegunungan dimulai dari Deiyai. Maka, sudah seharusnya daerah ini dikembangkan menjadi wisata rohani,” ujar Moses.
Dinas Budpar Siap Kolaborasi
Usai pertemuan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Deiyai, Marten Pekei, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kunjungan Titus Pekei. Ia menegaskan kesiapan pihaknya untuk bekerja sama dalam pengembangan pariwisata dan kebudayaan daerah.
“Kami berterima kasih atas kunjungan ini. Ke depan, kami butuh masukan dan berharap Bapak Titus bisa membantu kami dalam pengembangan budaya dan pariwisata di Deiyai,” ungkap Marten.
Kunjungan Titus Pekei ke Disbudpar Deiyai menjadi momentum penting dalam memperkuat komitmen pelestarian Noken dan pengembangan identitas budaya Papua di tengah arus modernisasi.
[Nabire.Net]