Selular.ID – Memasuki 2025, salah satu platform e-commerce, Bukalapak mengambil keputusan drastis. Kerasnya persaingan membuat emiten yang dikenal sebagai BUKA itu, mengubah arah bisnis.
Dalam pengumuman resminya, Bukalapak menjelaskan bahwa perseroan akan banting stir.
Perusahaan yang didirikan oleh tiga trio (Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid) itu, sepenuhnya bakal menghentikan operasional penjualan produk fisik.
Nantinya platform yang identik dengan warna merah itu, akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.
Bukalapak menjelaskan, hal itu dilakukan dalam rangka menjalani transformasi sebagai upaya untuk meningkatkan fokus pada produk virtual.
“Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan produk fisik di Marketplace Bukalapak,” tulis keterangan manajemen melalui website blog bukalapak, Rabu (8/1).
Manajemen mengaku, bahwa perubahan ini akan berdampak pada usaha Pelapak. Meski demikian, Bukalapak berkomitmen untuk membuat proses transisi ini berjalan sebaik mungkin.
Baca Juga: Bukalapak Tutup Sejumlah Anak Usaha, Ini Nasib Para Karyawannya
“Untuk itu, kami telah menyiapkan panduan dan langkah-langkah untuk membantu Pelapak dalam proses transisi,” sebutnya.
Sejatinya, Bukalapak terbilang cukup populer di Indonesia. Meski tak mampu menyaingi Shopee dan Tokopedia, namun perusahaan yang didirikan pada 2010, selalu berada dalam posisi lima besar platform e-commerce di Tanah Air.
Bukalapak juga tercatat sebagai salah satu perusahaan unicorn di Indonesia pada 2021. Keberhasilan meraih predikat unicorn, berujung pada pencapaian target melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2022.
Saat itu, Bukalapak bahkan mencatat sejarah sebagai perusahaan teknologi pertama yang melantai di bursa saham.
Guna mengatasi kerasnya persaingan, Bukalapak memilih fokus untuk bekerja sama dengan berbagai UMKM di Indonesia.
Hal ini tentu sangat baik, apalagi Indonesia memiliki banyak sekali UMKM di berbagai bidang. Fasilitas yang tersedia dalam aplikasi marketplace Bukalapak juga cukup lengkap seperti platform lainnya.
Namun fokus pada segmen UMKM, sejauh ini belum menjadikan Bukalapak sebagai pemain utama di bisnis e-commerce.
Dengan kata lain, meski mengklaim sebagai e-commerce-nya UMKM, Bukalapak malah kalah dengan pemain lainnya dalam menggarap segmen ini.
Tengok saja hasil survey yang dilakukan Snapcart yang dirilis pada November 2024.
Snapcart mencatat, Shopee menempati peringkat pertama sebagai e-commerce yang memberikan keuntungan bagi penjual UMKM dengan persentase 71%. Diikuti dengan Tokopedia 12%, TikTok Shop 11%, Lazada 3%, dan lainnya 2%.
Snapcart tidak mencatumkan kinerja Bukalapak, BliBli, dan Zalora dalam survey tersebut.
Baca Juga: Usai Rilis Laporan Keuangan, Bukalapak Justru Tutup Sejumlah Lini Usaha