ISACA Gelar GRACS IPSS 2025, Dorong Tata Kelola Digital Indonesia

8 hours ago 6

Selular.id – ISACA Indonesia Chapter telah menyelenggarakan GRACS IPSS 2025 (Governance, Risk, Assurance, and Cybersecurity Summit & Indonesia Privacy and Security Summit) pada 28 Oktober 2025 di Grand Ballroom, Ayana Midplaza Hotel, Jakarta.

Konferensi terbesar di Indonesia yang berfokus pada tata kelola, keamanan siber, privasi data, dan kecerdasan buatan (AI) ini dihadiri lebih dari 250 peserta offline dan 300 peserta online dari sektor pemerintahan, industri, dan akademisi.

Acara ini didukung penuh oleh Grab Indonesia dan OVO, menandai kolaborasi strategis untuk memperkuat fondasi digital Indonesia.

Mengusung tema “Trust by Design: Privacy, Security, and AI Governance for the Future”, GRACS IPSS 2025 menghadirkan lebih dari 20 pembicara nasional dan internasional dari berbagai latar belakang.

Tema ini menekankan pentingnya membangun kepercayaan digital sejak awal desain sistem, sebuah pendekatan yang semakin krusial di era transformasi digital masif.

Kolaborasi antara organisasi profesional seperti ISACA dengan pelaku industri seperti Grab dan OVO menunjukkan komitmen kolektif dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang semakin kompleks.

Deputy Commissioner for Private Bank Supervision, Indarto Budiwitono, dalam paparannya menegaskan bahwa tata kelola digital yang kuat adalah fondasi penting bagi stabilitas dan kepercayaan publik.

“Untuk membangun fondasi tersebut, kami menekankan pentingnya prinsip Trusted by Design, di mana kepercayaan dan keamanan dibangun sejak awal.

Selain itu, diperlukan pemaparan yang terstruktur serta komitmen untuk menanamkan Operational Excellence dan kolaborasi di seluruh ekosistem pemangku kepentingan,” ungkap Indarto.

Pernyataan ini sejalan dengan perkembangan tata kelola keamanan siber yang semakin menjadi perhatian berbagai pemangku kepentingan.

Kolaborasi Lintas Sektor untuk Keamanan Digital

Vice Minister of Ministry of Communication and Digital Republic of Indonesia, Nezar Patria, menekankan pentingnya kolaborasi dalam menjaga keamanan ruang digital nasional.

“Indonesia saat ini memiliki pasar digital terbesar di Asia Tenggara, dan kepemimpinan nasional telah membuat peta jalan pemanfaatan AI. Namun, kita harus memastikan penggunaan AI ini aman mulai dari desain. Untuk itu, dibutuhkan inovasi, partisipasi, mitigasi risiko, dan komitmen untuk AI yang bertanggung jawab. Mari kita berkolaborasi untuk mewujudkan ekosistem digital Indonesia,” ujar Nezar.

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya pendekatan holistik dalam menghadapi tantangan digital, sebagaimana pernah dibahas dalam diskusi tentang tata kelola data dan kriptografi.

Isnaeni Achdiat dari Governance, Audit & Ethic Committee of ISACA Indonesia Chapter, dalam sambutan pembukaannya menekankan pentingnya membangun kepercayaan digital, termasuk penggunaan AI yang bertanggung jawab.

Pengguna harus memastikan bahwa AI tidak hanya membantu kita memanfaatkan berbagai peluang, tetapi juga tetap berada dalam koridor yang bertanggung jawab.

“Kami mendorong penerapan AI yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila — sebuah pendekatan yang menuntut etika dan tanggung jawab dari para pengembang serta pemangku kepentingan. Dengan penerapan yang tepat dan beretika, AI berpotensi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%,” jelas Isnaeni.

Inisiatif Nyata dari Pelaku Industri

Neneng Goenadi, Chief Executive Officer of Grab Indonesia, dalam pidato pembukaannya menegaskan bahwa keamanan digital merupakan tanggung jawab kolektif.

“Di tengah percepatan transformasi digital, tantangan keamanan siber tidak bisa ditangani oleh satu pihak saja. Keamanan digital memerlukan sinergi dari semua pihak, seperti pemerintah, pelaku industri, hingga masyarakat.

“Kita perlu bergerak bersama untuk memastikan setiap inovasi yang lahir tidak hanya menghadirkan kemajuan teknologi, tetapi juga menjunjung tinggi aspek keamanan, etika, dan kepentingan publik,” tegas Neneng.

Neneng juga memaparkan berbagai inisiatif keamanan digital yang telah diimplementasikan Grab.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Grab secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif keamanan digital, mulai dari edukasi pengguna dan mitra terhadap praktik keamanan daring, peningkatan sistem deteksi fraud berbasis AI, hingga kerja sama strategis dengan regulator dan lembaga penegak hukum untuk memperkuat perlindungan data serta mencegah kejahatan siber.” Pendekatan proaktif semacam ini sejalan dengan perkembangan teknologi keamanan siber dan kepatuhan data yang semakin canggih.

Dalam acara tersebut, Grab Indonesia bersama dengan Veda Praxis meluncurkan Laporan Riset: Analisis Praktik dan Persepsi terhadap Legitimate Interest (LI) sebagai Dasar Hukum Pemrosesan Data Pribadi di Indonesia.

Laporan ini diserahkan langsung kepada Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia.

Beberapa topik kunci yang dibahas dalam laporan tersebut meliputi Variasi Pemahaman dan Dokumentasi LI, fleksibilitas LI yang berisiko tinggi, serta rekomendasi praktis untuk Legitimate Interest Assessment (LIA).

Kolaborasi strategis antara ISACA Indonesia Chapter dengan Grab Indonesia dan OVO melalui GRACS IPSS 2025 diharapkan dapat memperkuat sinergi antara pemerintah, industri, dan masyarakat profesional.

Tujuannya adalah membangun ekosistem digital yang aman, terpercaya, dan berkelanjutan untuk masa depan Indonesia.

Acara ini tidak hanya menjadi wadah diskusi, tetapi juga memicu aksi nyata dalam menghadapi tantangan digital yang terus berkembang, termasuk pentingnya platform digital untuk tata kelola perusahaan yang lebih robust.

GRACS IPSS 2025 menandai babak baru dalam perjalanan transformasi digital Indonesia.

Dengan semangat kolaborasi yang ditunjukkan berbagai pemangku kepentingan, langkah menuju ekosistem digital yang lebih aman dan terpercaya semakin terlihat jelas.

Komitmen bersama ini diharapkan dapat menjadi fondasi kuat untuk percepatan transformasi digital nasional yang inklusif dan berkelanjutan.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |