Selular.id – Kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) kembali menjadi sorotan setelah sempat melampaui raksasa teknologi seperti Google dan kini bersaing ketat dengan Amazon. Data terbaru menunjukkan selisih tipis antara nilai pasar Bitcoin dan Amazon, menandakan persaingan sengit di puncak daftar aset bernilai tertinggi dunia.
Berdasarkan data Companies Market Cap per Selasa (15/7/2025), kapitalisasi pasar Bitcoin mencapai US$2,37 triliun (Rp38,59 kuadriliun), hanya sedikit di bawah Amazon yang mencatatkan US$2,39 triliun (Rp38,91 kuadriliun). Persaingan ini terjadi seiring lonjakan harga Bitcoin yang mencapai rekor tertinggi baru (all-time high/ATH) sebesar US$118.202 (Rp1,91 miliar) pada Jumat (11/7/2025).
Pada Senin (14/7/2025), Bitcoin bahkan sempat menembus level ATH baru di US$123.205,1 (Rp2 miliar), menurut data Bloomberg. Meski mengalami koreksi terbatas 1,2% dalam 24 jam terakhir, harga Bitcoin tetap menunjukkan kinerja kuat dengan kenaikan 24,71% sejak awal tahun (year-to-date/ytd).
Daftar Aset dengan Kapitalisasi Pasar Tertinggi
Berikut daftar valuasi aset global berdasarkan kapitalisasi pasar per 15 Juli 2025:
- Emas: US$22,59 triliun
- Nvidia: US$4,001 triliun
- Microsoft: US$3,73 triliun
- Apple: US$3,11 triliun
- Amazon: US$2,39 triliun
- Bitcoin: US$2,37 triliun
- Alphabet (Google): US$2,21 triliun
- Perak: US$2,16 triliun
- Meta Platforms: US$1,81 triliun
- Saudi Aramco: US$1,61 triliun
Bitcoin kini berada di posisi keenam, menggeser Alphabet (induk perusahaan Google) yang sebelumnya sempat disalip. Lonjakan harga Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir memperkuat posisinya sebagai aset digital yang semakin diakui di pasar global.
Faktor Pendukung Kenaikan Bitcoin
Kenaikan harga Bitcoin didorong oleh beberapa faktor, termasuk meningkatnya adopsi institusional dan sentimen positif dari investor ritel. Selain itu, ketidakpastian pasar tradisional juga mendorong aliran modal ke aset kripto seperti Bitcoin.
Seperti dilaporkan sebelumnya di Selular.id, Bitcoin sempat mengalami tekanan di bulan Mei, namun berhasil bangkit dengan kuat di paruh kedua tahun ini. Analis memprediksi bahwa jika tren ini berlanjut, Bitcoin berpotensi menembus level psikologis US$150.000 sebelum akhir tahun.
Meski demikian, volatilitas tetap menjadi tantangan utama. Seperti yang terjadi awal tahun ini, penurunan harga Bitcoin sempat terjadi akibat sentimen makroekonomi global yang tidak stabil.
Dengan persaingan ketat melawan Amazon, Bitcoin terus membuktikan diri sebagai aset yang layak diperhitungkan dalam portofolio investasi modern. Perkembangan selanjutnya akan sangat bergantung pada dinamika pasar dan regulasi yang berlaku.