Selular.id – Samsung kembali memimpin pasar smartphone global pada kuartal kedua 2025 dengan pertumbuhan 7,9%, sementara Apple mengalami penurunan penjualan di China. Data terbaru dari IDC menunjukkan Samsung menguasai 19,7% pangsa pasar, diikuti Apple di posisi kedua dengan 15,7%.
Perusahaan asal Korea Selatan itu berhasil mengirimkan 58 juta unit smartphone pada Q2 2025, didorong oleh kesuksesan seri Galaxy A36 dan A56 yang membawa fitur AI ke segmen menengah. Francisco Jeronimo, Wakil Presiden IDC, menyebut strategi retail Samsung dengan mempromosikan fitur AI berhasil menarik minat konsumen.
Di sisi lain, Apple hanya mencatat pertumbuhan 1,5% dengan pengiriman 46,4 juta unit iPhone. Penurunan 1% di China berhasil ditutup oleh pertumbuhan dua digit di pasar negara berkembang. Xiaomi menempati posisi ketiga dengan 42,5 juta unit, disusul vivo dan Transsion.
Persaingan Ketat di Segmen Menengah
Dominasi Samsung tidak lepas dari kesuksesan seri Galaxy A yang menyasar segmen menengah. Galaxy A36 dan A56 menjadi produk andalan dengan fitur AI yang sebelumnya hanya tersedia di flagship. Strategi ini membuat Samsung unggul dalam persaingan smartphone global yang semakin ketat.
Pasar China menjadi tantangan besar bagi Apple dan merek global lainnya. Menurut IDC, kinerja pasar China yang lebih rendah dari perkiraan berdampak pada penurunan pengiriman global. Namun, tren pertumbuhan delapan kuartal berturut-turut sejak 2013 menunjukkan potensi pemulihan.
Masa Depan Pasar Smartphone
IDC memprediksi smartphone dengan fitur AI di segmen menengah akan menjadi pendorong pertumbuhan. Samsung telah memulai tren ini dengan Galaxy A series, sementara Vivo dan merek China lainnya juga mulai berinovasi di segmen ini.
Total pengiriman smartphone global Q2 2025 mencapai 295,2 juta unit, tumbuh 1% year-on-year. Angka ini menunjukkan tantangan pasar akibat tekanan ekonomi global, namun juga peluang bagi merek yang mampu beradaptasi dengan cepat.
Dengan persaingan harga yang semakin ketat, Samsung dan Apple perlu terus berinovasi untuk mempertahankan posisi mereka di tengah gempuran merek China yang agresif.