Selular.id – HMD Global, perusahaan di balik merek smartphone Nokia, mengumumkan pengurangan operasinya di pasar Amerika Serikat (AS). Keputusan ini membuat peluncuran ponsel Nokia baru di AS terhambat, meski dukungan untuk perangkat yang sudah beredar tetap berjalan.
Dalam pernyataan resmi kepada The Verge, HMD Global menyebut tantangan geopolitik dan ekonomi sebagai alasan utama mundur dari pasar AS. “Kami memprioritaskan pasar dengan potensi pertumbuhan lebih besar,” ujar perwakilan perusahaan. Meski disebut sebagai “pengurangan skala”, langkah ini praktis mengakhiri penjualan ponsel Nokia di AS.
HMD memastikan bahwa pemilik ponsel Nokia tetap mendapatkan pembaruan keamanan dan layanan garansi sesuai janji. Namun, tombol pembelian di situs resmi HMD sudah dihapus, dan stok terbatas hanya tersisa di marketplace seperti Amazon.
Tarif dan Dominasi Duopoli Apple-Samsung
HMD mengaku kewalahan menghadapi tarif impor AS yang membebani biaya produksi. Pasar smartphone AS juga didominasi oleh Apple dan Samsung, yang menguasai lebih dari 70% pangsa pasar. Persaingan sengit ini menyulitkan merek kecil seperti Nokia untuk bersaing, meski mengandalkan nostalgia konsumen.
Sejak mengambil alih lisensi Nokia dari Microsoft pada 2016, HMD fokus pada ponsel entry-level dan mid-range. Namun, strategi ini kurang efektif di AS, di mana operator lebih memilih flagship premium. Transformasi Nokia di bawah HMD juga terhambat oleh perubahan tren pasar.
Fokus pada Pasar Berkembang
HMD dikabarkan akan mengalihkan sumber daya ke wilayah seperti Asia Tenggara dan Afrika, di mana permintaan ponsel terjangkau masih tinggi. Perusahaan juga mulai mengurangi ketergantungan pada merek Nokia dengan meluncurkan produk berbasis HMD, seperti Nokia Edge 2022.
Lisensi penggunaan nama Nokia akan berakhir pada Maret 2026. Keputusan HMD meninggalkan AS mungkin menjadi sinyal perubahan strategi jangka panjang, termasuk kemungkinan fokus pada segmen IoT atau kolaborasi dengan mitra lokal di pasar berkembang.