SELULAR.ID – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) menutup layanan marketplace mereka dan membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) pertanyakan dana Initial Public Offering (IPO).
PT Bukalapak Tbk (BUKA) melantai di BEI pada 6 Agustus 2021 lalu dan sukses mengumpulkan modal Rp21,32 triliun (gross Rp21,9 triliun) hasil IPO.
Hal tersebut yang membuat BEI menyoroti langkah PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang memutuskan menutup segmen penjualan produk fisik di platform e-commerce-nya.
Seperti Selular beritakan sebelumnya, platform e-commerce Bukalapak menyetop layanan penjualan untuk semua produk fisik di marketplace.
Nantinya platform ini akan fokus pada penjualan produk virtual seperti token listrik, pulsa, paket data, dan lain sebagainya.
Kendati manajemen BUKA menilai keputusan ini merupakan bagian dari adaptasi terhadap dinamika bisnis, BEI mempertanyakan relevansi dana IPO BUKA.
Baca juga: Sejumlah Layanan Bisnis Bukalapak Usai Tutup Marketplace
“(Terkait pilihan menutup produk fisik) kami menanyakan mengenai relevansi dana yang dihimpun. Karena tujuannya kan ada untuk pengembangan e-commerce,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, Kamis (9/1/2025).
Hingga 11 Juli 2024, dana IPO BUKA masih tersisa Rp9,82 triliun, dari total dana IPO (net) yang dihimpun senilai Rp21,32 triliun (gross Rp21,9 triliun).
Sejak listing pada 6 Agustus 2021, BUKA telah merealisasikan dana IPO sebesar Rp11,49 triliun.
Nyoman mengakui pihaknya telah melakukan dengar pendapat dengan manajemen BUKA terkait ‘going concern’ perusahaan.
Menurut Nyoman, langkah BUKA merupakan bagian dari upaya perusahaan meningkatkan efisiensi, dan fokus pada segmen yang memberikan profitabilitas lebih tinggi.
Dari seluruh segmen, BUKA memilih produk non-fisik sehingga harus menghentikan operasional produk fisik.
“Mereka (Manajemen BUKA) melihat yang mana yang memberikan profitability yang lebih tinggi, atau revenue yang lebih tinggi. Dari e-commerce itu kelihatan bahwa yang non-fisik itu lebih tinggi,” ujarnya.
Baca juga: Usai Rilis Laporan Keuangan, Bukalapak Justru Tutup Sejumlah Lini Usaha
Nyoman menegaskan keberlanjutan bisnis Bukalapak masih berjalan, karena tidak menutup seluruh bisnis e-commerce-nya.
Perusahaan hanya akan menghentikan penjualan produk fisik, sedangkan platform e-commerce secara keseluruhan tetap beroperasi.
“Mereka tetap menjalankan bisnis e-commerce, tetapi ada komponen di dalamnya yang dipilih untuk difokuskan,” jelas Nyoman.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News