Selular.ID – Mengacu pada laporan IDC yang diterbitkan pada minggu ketiga 2025, pasar smartphone Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan sepanjang 2024.
Tercatat penjualan mencapai hampir 40 juta unit, tumbuh sebesar 15,5% secara tahunan.
Para vendor mengalami pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama 2024 setelah beberapa kuartal mengalami penurunan yang cukup tajam, imbas pandemi covid-19.
Sayangnya, setelah mengalami rebound sebanyak dua digit, IDC menilai pasar smartphone bakal terlihat suram pada 2025.
“Meskipun pasar mengalami pemulihan pada 2024 setelah beberapa tahun mengalami penurunan, kondisinya masih belum sepenuhnya stabil”, ujar Vanessa Aurelia, analis riset di IDC Indonesia.
Menurutnya, konsumen saat ini masih dilanda kecemasan menghadapi ketidakpastian politik dan ekonomi global.
Alhasil, pertumbuhan pasar masih lebih banyak didorong oleh sisi pasokan, sementara permintaan tetap lesu.
Baca Juga: 6 Alasan Mengapa Anda Layak Membeli Smartphone Honor
“Dengan kondisi tersebut, diperkirakan pertumbuhan pada 2025 hanya akan berada di kisaran satu digit yang rendah,” pungkas Vanessa.
Dengan rendahnya potensi permintaan, kondisinya menjadi anomali karena di saat bersamaan, sejumlah vendor yang pernah hengkang dari Indonesia, justru memutuskan untuk come-back.
Seperti diketahui, pada Februari ini pasar smartphone Indonesia kedatangan Honor, Motorola, dan ZUK. Ketiganya pernah mewanai industri ponsel di tanah air namun hengkang karena berbagai sebab.
Honor mundur pada akhir 2019 karena induk usahanya, Huawei terkena sanksi dari AS karena dianggap menjadi bagian dari spionase China.
Motorola terpaksa cabut pada 2018, karena kinerja induk usahanya, Lenovo, melorot gegara mengakuisisi brand ponsel legendaris asal AS itu.
Sedangkan ZUK, mundur pada 2015. ZUK tidak cukup siap bertransisi dari teknologi 3G ke 4G, yang saat itu mulai dijalankan oleh operator selular di Indonesia.
Dengan hadirnya kembali Honor, Motorola, dan ZUK, konsumen Indonesia memiliki kesempatan untuk mencicipi smartphone di luar brand-brand yang ada selama ini.
Namun di sisi lain, memberi tantangan yang tak ringan. Karena selain permintaan yang masih belum pulih, persaingan antar vendor untuk memperebutkan pangsa pasar juga semakin sengit.
Saat ini selain posisi top five yang dihuni oleh Oppo, Infinix, Vivo, Samsung, dan Xiaomi – di luar iPhone (Apple), terdapat sejumlah merek challenger yang berusaha tetap bertahan dan siap menyodok posisi puncak.
Deretan merek itu adalah Realme (mantan sub brand Oppo), ZTE/Nubia (ZTE Corporation), Poco (bagian dari Xiaomi Group), Sharp (Foxconn), IQOO (bagian dari Vivo), Asus, Tecno dan Itel (bagian dari Transsion Group).
Baca Juga: Motorola Comeback di Indonesia dengan Moto g45 5G, Ada Harga Spesial Ramadhan!
Lantas apa yang menyebabkan pemain-pemain baru terus hadir di Indonesia? Meski pasar ponsel Indonesia tidak sedang baik-baik saja.
Setidaknya terdapat delapan alasan yang mendasari vendor baru seperti ZUK, Honor, dan Motorola berani bertarung dengan belasan brand lain, meski untuk memenangkan hati konsumen tidaklah mudah. Keenam alasan itu adalah:
Pertama, Meski belum sepenuhnya pulih, Indonesia merupakan pasar ponsel terbesar keempat di dunia. Permintaan ponsel di Indonesia hanya kalah dari China, India, dan AS.
Kedua, meningkatnya jumlah populasi Gen Z. Kelompok yang semakin dominan ini, terbiasa mencoba hal-hal baru, termasuk menggunakan smartphone atau gadget di luar merek-merek mainstream.
Ketiga, tumbuhnya pasar samrthone segmen menengah (mid end) seiring dengan kesadaran pengguna yang ingin menggunakan smartphone dengan spesifikasi mumpuni, namun dengan harga terjangkau.
Di sisi lain, pasar ponsel kelas entry level juga masih mendominasi, mencapai lebih dari 50%. Sehingga dapat menjadi pijakan bagi brand-brand baru untuk meningkatkan pertumbuhan market share.
Keempat, karakteristik konsumen Indonesia cenderung tidak loyal pada satu merek. Berdasarkan survey Nielsen pada 2019, lebih dari sepertiga (38%) konsumen di Indonesia menyatakan bahwa mereka suka mencoba hal-hal baru.
Survey Nielsen juga menunjukkan, sebanyak setengah (50%) konsumen – meski lebih memilih untuk tetap dengan merek yang sudah mereka kenal – dapat pindah merek dengan alasan untuk coba-coba.
Kelima, siklus pergantian. Menurut survei konsumen oleh Omdia, siklus penggantian smartphone di pasar negara yang sedang berkembang, seperti Indonesia, ternyata jauh lebih pendek dibandingkan di negara-negara maju seperti Eropa.
Keenam, pertumbuhan signifikan di luar Jawa. Akses internet yang mulai merata di berbagai wilayah di Indonesia, membuat permintaan smartphone terus meningkat.
Saat ini Jawa memang masih menjadi pasar terbesar. Namun seiring dengan permintaan yang semakin meningkat, pasar di berbagai kota-kota di luar Jawa, ke depannya akan menjadi magnet pertumbuhan baru.
Ketujuh, dukungan platform e-commerce mendorong perubahan perilaku konsumen. Untuk diketahui, lonjakan pengguna internet di Indonesia membuat industri e-commerce semakin berlari kencang.
Menurut data Wearesocial dan Hootsuite, sekitar 90% pengguna internet di Indonesia mulai terbiasa berbelanja secara online.
Hal ini cukup membuktikan bahwa masyarakat semakin nyaman belanja secara daring. Selain mempersingkat waktu dan tenaga, ada banyak promo yang diberikan selain bebas ongkos kirim, sehingga belanja jadi lebih hemat. Belum lagi fasilitas free ongkos kirim, kemudahan cara bayar dan kecepatan waktu pengiriman.
Perubahan perilaku konsumen di era digital, tentu menjadi peluang tentu menjadi peluang bag-bagi brand-brand baru untuk memaksimalkan channel penjualan daring.
Kedelapan, keberhasilan pesaing lain seperti ZTE/Nubia. Mundur pada 2017, ZTE memutuskan untuk kembali ke Indonesia pada September 2022.
Dua tahun pasca come back, pengapalan smartphone ZTE mengalami kenaikan 284 persen dibandingkan pada 2023.
Dengan pencapaian tersebut, ZTE optimis dapat menembus posisi lima besar pasar smartphone Indonesia dalam beberapa tahun ke depan.
Keberhasilan ZTE/Nubia, tentu menginspirasi Honor, Motorola, dan ZUK, bahwa mereka bisa juga menggoyang dominasi para pemain lama.
Baca Juga: Deretan Merek Smartphone yang Berusaha Menyodok Posisi 5 Besar, Terbaru Honor dan Motorola