Selular.id – Beberapa model iPhone yang diproduksi di China terancam tidak bisa masuk ke pasar Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul keputusan awal International Trade Commission (ITC) yang memenangkan gugatan Samsung Display atas dugaan pelanggaran rahasia dagang oleh produsen layar asal China, BOE.
ITC, badan federal AS yang mengatur praktik perdagangan tidak adil, menyatakan bahwa BOE telah melakukan “penyalahgunaan rahasia dagang” dalam pembuatan panel OLED-nya. Keputusan final diharapkan keluar pada November 2025, dengan Presiden AS Donald Trump yang akan menentukan apakah produk BOE benar-benar dilarang.
Jika larangan diberlakukan, iPhone dengan layar OLED buatan BOE tidak akan bisa diimpor ke AS. Namun, dampaknya mungkin tidak langsung terasa oleh konsumen. Pasalnya, Apple baru menyetujui BOE sebagai pemasok layar untuk iPhone 17 Pro yang dipasarkan di China saja.
Meski demikian, BOE disebut masih memproduksi layar untuk beberapa model iPhone yang dijual di AS, termasuk iPhone 15, iPhone 15 Plus, iPhone 16, iPhone 16 Plus, dan iPhone 16e. Belum jelas apakah larangan akan mencakup hanya panel OLED atau juga ponsel yang menggunakan panel tersebut.
Perseteruan antara Samsung Display dan BOE sendiri sudah berlangsung sejak 2023. Kedua perusahaan saling menggugat, dengan Samsung Display mengklaim BOE mencuri teknologi untuk membuat panel OLED-nya. ITC menyatakan Samsung Display telah membuktikan klaimnya “dengan bukti yang lebih kuat”.
Ini bukan pertama kalinya BOE bermasalah dengan Apple. Sebelumnya, perusahaan tersebut sempat kehilangan kepercayaan Apple setelah mengubah lebar sirkuit transistor pada panel OLED untuk iPhone 13 tanpa persetujuan. Perubahan itu dilakukan BOE untuk meningkatkan hasil produksi.
BOE saat ini diperkirakan memenuhi sekitar 20% pesanan layar iPhone dari Apple. Jika dilarang di AS, BOE bisa fokus ke pasar China dan menurunkan harga untuk bersaing dengan pemasok lain seperti Samsung Display dan LG Display.
Skenario terburuk bagi Apple adalah harus mengeluarkan BOE dari rantai pasokannya. Namun, hal ini bisa berdampak pada biaya produksi karena BOE membantu Apple menekan harga dari pemasok Korea.
Kasus ini juga mengingatkan pada larangan beberapa seri iPhone di China beberapa tahun lalu. Bedanya, kali ini Apple berada di posisi yang berbeda sebagai pengguna produk yang terancam dilarang.
Perkembangan kasus ini patut ditunggu, terutama dampaknya terhadap strategi produksi Apple secara global. Seperti dilaporkan Counterpoint sebelumnya, Apple memang sedang berupaya mendiversifikasi basis produksinya, termasuk kemungkinan membuka pabrik di Indonesia.