Selular.ID – Di tengah meningkatnya perang dagang, perusahaan-perusahaan asal China terus berupaya untuk menyaingi kedigdayaan perusahaan asal AS. Sebagai raksasa teknologi, Huawei berada di barisan depan dalam menantang hegemoni tersebut.
Diketahui, Huawei telah meluncurkan arsitektur infrastruktur kecerdasan buatan baru yang kabarnya menyaingi penawaran tingkat atas Nvidia, sekaligus menandai langkah signifikan dalam upaya China untuk mencapai kemandirian teknologi.
CloudMatrix 384 Supernode, yang diperkenalkan pada minggu lalu, disebut-sebut cocok dengan sistem NVL72 Nvidia dalam mengatasi hambatan komputasi di pusat data AI, menurut STAR Market Daily.
Supernode Huawei, yang saat ini digunakan di pusat datanya di Wuhu, provinsi Anhui, dilaporkan menghasilkan daya komputasi 300 petaflops, melampaui 180 petaflops yang ditawarkan oleh NVL72 Nvidia.
NVL72 Nvidia, yang diluncurkan pada Maret 2023, memiliki domain NVLink 72-GPU yang berfungsi sebagai GPU tunggal, yang memungkinkan inferensi waktu nyata untuk model bahasa besar dengan parameter triliun pada kecepatan 30 kali lebih cepat dari generasi sebelumnya.
CloudMatrix 384 Supernode besutan Huawei merupakan bagian dari infrastruktur CloudMatrix yang lebih luas, yang diluncurkan pada September tahun lalu, untuk memenuhi permintaan kapasitas komputasi yang terus meningkat di tengah maraknya AI global.
Supernode adalah sistem infrastruktur AI yang dilengkapi dengan sumber daya yang ditingkatkan, termasuk unit pemrosesan pusat dan saraf, lebar pita jaringan, penyimpanan, dan memori, yang memungkinkannya untuk meningkatkan kinerja klaster dan mempercepat pelatihan model dasar.
Huawei dilaporkan bekerja sama dengan perusahaan rintisan infrastruktur AI China SiliconFlow untuk mendukung DeepSeek-R1, model penalaran yang dikembangkan oleh perusahaan yang berpusat di Hangzhou dan diluncurkan pada bulan Januari.
Kolaborasi tersebut menunjukkan bahwa sistem Huawei, yang didukung oleh chip buatan China, telah mencapai kinerja yang setara dengan chip H100 Nvidia, mencapai throughput 1.920 token per detik dengan akurasi tinggi.
Baca Juga: Nvidia Merugi $5,5 Miliar Karena Chip H20 untuk Tiongkok
Pengembangan ini menggarisbawahi kemajuan Huawei dalam mengatasi sanksi AS dan memajukan kemampuan komputasi domestik di tengah ketegangan teknologi AS-China yang semakin memanas di mana kedua negara terus berbalas dengan penerapan tarif impor gila-gilaan.
Di sisi lain, kemajuan yang dicapai Huawei, mempertegas perlombaan antara kedua raksasa teknologi itu, khususnya di bidang arsitektur dan komputasi AI.
Sebelumnya pada Februari 2024, Nvidia secara terbuka menyebutkan bahwa raksasa China, Huawei bersaing dalam memasok chip yang dirancang untuk kecerdasan buatan seperti unit pemrosesan grafis (GPU), unit pemrosesan pusat (CPU), dan chip jaringan.
Perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, California itu, juga mengidentifikasi Huawei sebagai perusahaan layanan cloud yang merancang perangkat keras dan perangkat lunaknya sendiri untuk meningkatkan komputasi AI.
Diketahui sebelum meluncurkan CloudMatrix 384 Supernode, Huawei telah mengembangkan seri chip Ascend sebagai saingan lini chip AI besutan Nvidia.
Produk utama perusahaan asal China tersebut, yakni chip 910B, menjadi rival utama chip A100 milik Nvidia yang diluncurkan sekitar empat tahun lalu.
Selain Huawei, perusahaan-perusahaan China lainnya juga terus berupaya meningkatkan investasi infrastruktur AI.
Pada Februari lalu, Alibaba Group Holding mengumumkan belanja modal sebesar 380 miliar yuan (USD 52,4 miliar) selama tiga tahun ke depan untuk komputasi dan infrastruktur AI.
Ini menandai investasi terbesar yang pernah dilakukan oleh perusahaan swasta China dalam proyek komputasi.
Di sisi lain, terlepas dari perang dagang yang memanas antara China dan AS, Para analis memperkirakan pasar chip AI di China bernilai $7 miliar.
Itu sebabnya, pembatasan ekspor dan penerapan tarif tinggi oleh Donald Trump, telah memukul kinerja para produsen chips AS, seperti Intel, Qualcomm, Broadcomm, AMD, dan Nvidia, yang selama ini mengandalkan penjualan ke perusahaan-perusahaan China.
Baca Juga: Meskipun Disanksi AS, Huawei Kabarnya Dapat Memproduksi Chip AI Lebih 700 Ribu