Kepritoday.com – Xiaomi 15S Pro jadi senjata baru Xiaomi untuk pasar flagship menengah. Ponsel ini membawa chipset Xuanjie OE/Xuanring O1 yang dikembangkan sendiri. Dengan desain unik, performa tinggi, serta fitur lengkap, perangkat ini membuat persaingan semakin menarik.
Desain & Tampilan
Xiaomi 15S Pro tampil lebih berani. Logo emas di bagian belakang menambah kesan mewah, ditemani bingkai emas tipis di tombol daya. Material belakang memakai tekstur serat sisik naga, terasa solid namun tetap nyaman digenggam. Bobotnya sedikit lebih berat dari rata-rata flagship tipis, sehingga bisa jadi catatan untuk pengguna yang ingin ponsel ringan.
Layar AMOLED LTPO WQHD+ 120 Hz jadi andalan. Mendukung HDR10+, Dolby Vision, serta puncak kecerahan tinggi. Xiaomi menambahkan teknologi “Layar Cahaya Super” yang membagi partisi layar lebih banyak, hasilnya adaptasi visual terasa lebih halus di kondisi cahaya berbeda.
Untuk konektivitas, fitur UWB hadir agar ponsel mampu berinteraksi dengan perangkat pintar secara presisi. WiFi 7 dan Bluetooth terbaru juga tersedia. Dari sisi desain, jelas memberi kesan premium, namun ukuran yang lebih tebal dibanding pesaing ultra-slim bisa membuat sebagian orang ragu.
Performa & Chipset
Daya tarik utama ada di chipset Xuanjie OE/Xuanring O1. Proses fabrikasi 3 nm generasi kedua membuat kinerjanya lebih efisien. CPU terdiri dari inti super X925, performa A725, serta efisiensi A520. GPU 16 inti membawa jumlah transistor jauh lebih banyak.
Hasil pengujian Geekbench 6 menunjukkan skor single-core 2.986 dan multi-core 9.172. AnTuTu mencatat sekitar 2,51 juta, bahkan beberapa tes mencapai lebih dari 3 juta poin. Angka ini menempatkan 15S Pro sejajar bahkan lebih tinggi dari Snapdragon generasi sebelumnya.
Pengalaman sehari-hari terasa gesit. Membuka aplikasi cepat tanpa lag, animasi mulus, serta multitasking 10 aplikasi populer berjalan lancar. Namun konsumsi daya sedikit lebih tinggi di beban ringan, seperti streaming 4K 2 jam yang menghabiskan 11% baterai—lebih boros daripada Xiaomi 15 Pro dengan Snapdragon.
Dalam gaming, Genshin Impact berjalan rata-rata 59,8 fps dengan daya 3,8 watt dan suhu sekitar 35,5 °C. Honkai: Star Rail lebih panas, mencapai 39,9 °C. Meski hangat, suhu tetap terjaga. Perekaman video 4K 60 fps justru jadi nilai plus: Xiaomi 15 Pro berhenti otomatis di menit ke-15 dan 25, sementara 15S Pro bisa terus merekam hingga 1 jam dengan konsumsi baterai hanya 17%.
Kelebihan performa terletak pada stabilitas jangka panjang dan optimasi chip. Kekurangannya ada di efisiensi ringan yang masih belum maksimal serta potensi panas saat gaming berat.
Fitur Tambahan & Perbandingan
Kamera tetap jadi daya tarik. Tiga sensor 50 MP (utama, ultra-wide/macro, telefoto) dengan lensa Leica dan OIS memberikan hasil foto detail serta rekaman 4K penuh di semua lensa. Sensor besar membuat hasil malam lebih cerah.
Baterai besar sekitar 6.100 mAh mendukung fast charging kabel 90 W dan wireless 50 W. Daya tahannya panjang, tapi pengisian cepat bisa menambah suhu, sementara nirkabel jelas lebih lambat.
Dibandingkan Xiaomi 15 Pro dengan Snapdragon, model 15S Pro punya keunggulan dalam perekaman video panjang, fitur UWB, dan kestabilan saat beban berat. Namun 15 Pro lebih hemat di aktivitas ringan dan cenderung lebih dingin di suhu ruangan ekstrem.
Harga di Tiongkok mulai dari 5.499 yuan atau sekitar Rp 12,5 – 13 jutaan. Untuk pasar global, termasuk Indonesia, harganya bisa lebih tinggi akibat pajak dan distribusi. Kendala yang mungkin muncul adalah ketersediaan Google Mobile Services di beberapa varian serta kompatibilitas jaringan.

1 month ago
41

















































