Nabire, 23 Juni 2025 – Balai Bahasa Provinsi Papua, di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, resmi melaksanakan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Guru Utama Revitalisasi Bahasa Yaur di Kabupaten Nabire, Senin (23/6/2025).
Kegiatan yang dipusatkan di Aula Hotel Mahavira II Nabire ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nabire yang hadir mewakili Bupati Nabire. Program ini merupakan bagian dari upaya pelestarian bahasa daerah, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua, Valentiana Lovina Tanate, M.Hum., dalam sambutannya mengungkapkan keprihatinan atas kondisi bahasa daerah di Papua yang banyak masuk kategori terancam punah.
“Di Tanah Papua, hasil pemetaan menunjukkan ada sekitar 428 bahasa daerah, namun sayangnya banyak di antaranya yang terancam punah. Bahasa adalah jati diri kita. Oleh sebab itu, revitalisasi Bahasa Yaur ini menjadi momentum penting untuk mewariskan bahasa daerah kepada generasi muda,” ujar Valentiana.
Revitalisasi Bahasa Yaur, lanjut Valentiana, bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan program berkelanjutan yang diharapkan mendapat dukungan pemerintah daerah, termasuk dalam bentuk regulasi seperti Peraturan Daerah (Perda) tentang Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Daerah.
“Kami berharap pemerintah kabupaten dapat menginisiasi kebijakan lanjutan agar pelestarian bahasa daerah tidak hanya bergantung pada kegiatan pusat. Dengan adanya Perda, pelestarian ini memiliki dasar hukum dan dapat dialokasikan anggarannya, termasuk untuk pembelajaran dan festival bahasa daerah,” tambahnya.
Bimtek ini merupakan kelanjutan dari koordinasi sebelumnya yang telah dilaksanakan di Jayapura. Peserta yang hadir adalah para guru utama, pengawas sekolah, komunitas literasi, dan pegiat bahasa yang diharapkan menjadi ujung tombak pelestarian Bahasa Yaur di sekolah dan masyarakat.
“Karena Papua memiliki tradisi budaya lisan, materi pembelajaran fokus pada nyanyian rakyat dan mendongeng dalam bahasa daerah. Kami berharap guru-guru dan komunitas dapat meneruskan pengetahuan ini kepada anak-anak kita, agar tidak terjadi generasi yang kehilangan bahasa ibu mereka,” tegas Valentiana.
Sebagai tindak lanjut, Balai Bahasa Provinsi Papua juga akan mendorong pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu menggunakan Bahasa Yaur, sekaligus melakukan monitoring dan evaluasi ke daerah.
“Kita tidak bisa menunggu lagi. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Mari kita ajarkan Bahasa Yaur kepada generasi muda agar tetap lestari,” pungkas Valentiana, seraya mengapresiasi dukungan Pemkab Nabire dan seluruh peserta yang hadir.
Kegiatan Bimtek Revitalisasi Bahasa Yaur ini berlangsung selama tiga hari, mulai 23 hingga 25 Juni 2025, dengan harapan Bahasa Yaur tetap hidup dan menjadi bagian dari jati diri masyarakat Nabire.
[Nabire.Net/Musa Boma]
Post Views: 27