Tanjungpinang: Sejarah, Demografi dan Destinasi Wisata Andalan di Ibu Kota Kepri

1 day ago 4

Kepritoday.comTanjungpinang, ibu kota Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia, adalah kota yang kaya akan sejarah dan pesona wisata. Terletak di Pulau Bintan serta pulau-pulau kecil seperti Pulau Dompak dan Pulau Penyengat pada koordinat 0º5′ LU dan 104º27′ BT, kota ini menawarkan perpaduan unik antara warisan budaya, sejarah, dan keindahan alam. Dengan luas wilayah 144,56 km², Tanjungpinang bukan hanya pusat administrasi, tapi juga gerbang pariwisata di Kepulauan Riau yang semakin berkembang di tahun 2025.

Pada tahun 1805, Sultan Mahmud menghadiahkan pulau itu kepada istrinya Engku Putri Raja Hamidah, sehingga pulau ini mendapat perhatian yang jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.Pulau Penyengat (foto:Diskominfo Kepri)

Sejarah Tanjungpinang: Dari Kerajaan Malaka hingga Ibu Kota Provinsi

Sejarah Tanjungpinang tak lepas dari akarnya sebagai bagian dari Kerajaan Malaka, seperti yang tercantum dalam naskah Sulalatus Salatin. Pada abad ke-15, setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511, Sultan Mahmud Syah melarikan diri dan menjadikan Tanjungpinang sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka yang baru. Kemudian, kawasan ini berkembang menjadi pusat Kesultanan Johor-Riau, dengan Pulau Penyengat sebagai markas utama.

Pada 1784, Belanda mengambil alih Tanjungpinang setelah mengalahkan perlawanan Raja Haji Fisabilillah di Pulau Penyengat, menandai akhir era kesultanan dan awal kolonialisme. Di masa Hindia Belanda, Tanjungpinang menjadi pusat Karesidenan Riouw, mengelola wilayah kepulauan yang luas. Setelah kemerdekaan Indonesia, pada 1957, kota ini ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Riau (yang mencakup daratan dan kepulauan). Namun, dua tahun kemudian, ibu kota dipindahkan ke Pekanbaru.

Status Tanjungpinang berubah menjadi Kota Administratif hingga tahun 2000. Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada 21 Juni 2001, kota ini resmi menjadi kota otonom. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Kota Lama ke Senggarang untuk pemerataan pembangunan dan mengurangi kepadatan penduduk di wilayah barat. Pada 2002, Tanjungpinang kembali menjadi ibu kota provinsi baru, yakni Provinsi Kepulauan Riau, setelah pemekaran dari Riau daratan.

Di era modern, Tanjungpinang terus berkembang sebagai pusat budaya Melayu. Pada 2025, kota ini merayakan berbagai event sejarah, seperti peringatan Hari Juang Polri pada 21 Agustus, yang mengenang peran polisi dalam mempertahankan kemerdekaan pada 1945. Sejarah ini juga diabadikan dalam berbagai situs, menjadikan Tanjungpinang sebagai destinasi edukasi sejarah.

Demografi dan Ekonomi Tanjungpinang

Berdasarkan data terbaru dari BPS Kepri pada Juni 2024, populasi Tanjungpinang mencapai 237.580 jiwa dengan kepadatan 1.600 jiwa/km². Komposisi etnis beragam: Melayu (30,7%), Jawa (27,9%), Tionghoa (13,5%), Minangkabau (9,5%), Batak (6,6%), Sunda (2,8%), Bugis (1,9%), dan lainnya (7,1%). Bahasa utama adalah Melayu, dengan pengaruh Jawa, Minang, Batak, Tiochiu, dan Hokkien.

Ekonomi Tanjungpinang didominasi sektor perdagangan, hotel, dan restoran (35,54%), diikuti industri pengolahan (15,37%), bangunan (13,29%), jasa (12,51%), transportasi dan komunikasi (10,82%), serta sektor lain seperti keuangan, pertanian, dan pertambangan (12,47%). Pada 2025, pariwisata menjadi penggerak utama, dengan kunjungan wisatawan nusantara naik 16,06% pada Januari-April dibanding tahun sebelumnya, menurut BPS Kepri.

Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, membuka Lomba Perahu Naga (Dragon Boat) dalam rangka ritual Sembahyang Keselamatan Laut yang berlangsung di perairan Pelantar III, Sabtu (7/6/2025).Lomba Perahu Naga (Dragon Boat) dalam rangka ritual Sembahyang Keselamatan Laut yang berlangsung di perairan Pelantar III

Pesona Wisata Tanjungpinang: Sejarah dan Alam yang Memikat

Tanjungpinang dikenal sebagai destinasi wisata sejarah dan alam. Pada 2025, kota ini meraih penghargaan bergengsi seperti Trisakti Tourism Award sebagai Juara 2 Kategori Wisata Sejarah untuk Pulau Penyengat, yang diterima Wali Kota Lis Darmansyah pada 9 Mei 2025. Penghargaan ini mengakui nilai historis Pulau Penyengat sebagai pusat spiritualitas Melayu.

Destinasi utama meliputi:

  • Pulau Penyengat: Hanya 15 menit dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, pulau ini menyimpan Masjid Raya Sultan Riau, makam pahlawan, dan Balai Adat Indera Perkasa. Pada 2025, pulau ini menjadi tuan rumah Gerakan Wisata Bersih (GWB) Nasional ke-11 pada 30 Juli, dihadiri Sekretaris Menteri Pariwisata, untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan.
  • Pantai Trikora: Pantai pasir putih ini berjarak 65 km dari kota, ideal untuk relaksasi dan olahraga air.
  • Vihara Patung Seribu: Di Kampung Bugis, vihara ini menampilkan arsitektur seperti Tembok China dengan ratusan patung, menjadi daya tarik wisata religi.
  • Tepi Laut: Pantai buatan di pusat kota sebagai waterfront city, lengkap dengan mall seperti Ramayana, Bintan Indah, dan Tanjungpinang City Center.
  • Pantai Impian dan Tugu Pensil: Spot rekreasi dan edukasi yang populer.

Pada 2025, event seperti Kepri Foto Fest (30-31 Agustus di Batam, tapi terkait Tanjungpinang), Explore Kepri 2025 (dimulai 15 Juli), dan Kepri Creative Explore (31 Mei) menampilkan kekayaan budaya dan sejarah. Kemenpar RI melalui GWB di Pulau Penyengat dan Pantai Karangria Manado menekankan pariwisata berkelanjutan. Telkomsel mendukung inisiatif ini untuk membersihkan destinasi wisata.

Konektivitas dan Perkembangan Terbaru

Pelabuhan Sri Bintan Pura menghubungkan Tanjungpinang dengan Batam, Karimun, Kundur, serta Malaysia dan Singapura. Pada 2025, Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang kembali berstatus internasional, membuka peluang wisata Asia seperti dari Singapura dan Malaysia.

Pemko Tanjungpinang memperkuat pemasaran digital dan rebranding pariwisata melalui Perpres Nomor 1/2024, menjadikan kota ini destinasi culture and heritage. Strategi Dinas Pariwisata fokus pada keindahan alam, budaya unik, dan UMKM, dengan target peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dari Singapura (71,39%) dan Malaysia (13,71%).

Dengan sejarah panjang dan pariwisata yang semakin berkembang, Tanjungpinang siap menjadi ikon Kepulauan Riau di 2025. Kota ini bukan hanya pusat administrasi, tapi juga surga bagi pecinta sejarah dan alam. Rencanakan kunjunganmu sekarang dan rasakan pesonanya!

Berikut tabel destinasi wisata utama di Tanjungpinang:

Destinasi Jarak dari Pusat Kota Deskripsi Singkat Aktivitas Unggulan
Pulau Penyengat 2 mil Situs sejarah Kesultanan Riau-Lingga Wisata religi, makam pahlawan
Pantai Trikora 65 km Pantai pasir putih dengan air jernih Berenang, snorkeling
Vihara Patung Seribu Di Kampung Bugis Arsitektur seperti Tembok China dengan ratusan patung Wisata religi, foto Instagramable
Tepi Laut Pusat kota Pantai buatan sebagai waterfront city Rekreasi malam, kuliner laut
Tugu Pensil Pusat kota Monumen ikonik Edukasi sejarah, spot foto

Catatan: Informasi ini dikumpulkan dari berbagai sumber seperti Wikipedia, situs resmi Pemko Tanjungpinang, BPS Kepri, dan postingan terkini di X tentang event wisata.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |