Selular.id – Telkom meluncurkan aplikasi Stunting Action Hub untuk memperkuat sistem pemantauan kesehatan balita berbasis teknologi di Posyandu Desa Domiyang, Pekalongan. Peluncuran perdana pada Rabu, 8 Oktober 2025 ini melibatkan 300 balita dan 20 kader posyandu dalam proses digitalisasi pencatatan tumbuh kembang anak.
Program ini menjadi bagian dari komitmen Telkom mendukung upaya pemerintah menurunkan angka stunting nasional yang berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 mencapai 19,8%. Meski terjadi penurunan dari 27,7% pada 2019, kesenjangan antarwilayah menunjukkan perlunya penguatan sistem pemantauan melalui teknologi.
Senior General Manager Social Responsibility Telkom Indonesia Hery Susanto menegaskan, “Telkom Indonesia sebagai perusahaan digital berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi berbasis teknologi yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat.” Dalam pernyataannya, Hery menambahkan bahwa Stunting Action Hub dirancang untuk membantu kader posyandu melakukan pemantauan tumbuh kembang anak secara lebih efisien, akurat, dan berkelanjutan.
Digitalisasi posyandu melalui aplikasi ini memungkinkan proses pencatatan, pelaporan, dan analisis data kesehatan balita dilakukan dengan cepat dan minim kesalahan. Sebelum implementasi, Telkom telah memberikan pelatihan intensif pada 2 Oktober 2025 untuk memastikan kader mampu mengoperasikan aplikasi dengan optimal.
Dukungan Teknologi untuk Penanganan Stunting
Inovasi digital dalam penanganan stunting semakin marak di Indonesia. Sebelum Stunting Action Hub, berbagai solusi teknologi telah dikembangkan untuk mendukung program pemerintah. InnoMilk, Panda, dan Snincer menjadi inovasi pengentasan stunting berbasis teknologi digital yang turut berkontribusi dalam percepatan penurunan angka stunting.
Kader posyandu Desa Domiyang, Siti Mariam, mengungkapkan antusiasmenya terhadap kehadiran aplikasi ini. “Kami sangat antusias dengan adanya Stunting Action Hub. Pencatatan tumbuh kembang anak menjadi jauh lebih mudah dan akurat,” ujarnya. Pengalaman positif ini sejalan dengan implementasi teknologi serupa di daerah lain, seperti Dinsos Kabupaten Kudus yang mengandalkan DMS Cazbox by Metranet untuk penanganan stunting.
Kolaborasi Multipihak untuk Generasi Sehat
Program Stunting Action Hub tidak hanya memperkuat sistem data kesehatan anak, tetapi juga memberdayakan kader posyandu sebagai agen perubahan di komunitasnya. Melalui peningkatan kapasitas dan dukungan teknologi, kader dapat berperan aktif dalam mengidentifikasi potensi risiko stunting lebih dini serta memberikan rekomendasi intervensi yang tepat.
Kolaborasi antara masyarakat, tenaga kesehatan, dan Telkom ini mencerminkan sinergi antara teknologi dan kepedulian sosial dalam menciptakan ekosistem kesehatan yang inklusif dan adaptif. Pendekatan serupa juga terlihat dalam program E-Sehat Belitung yang dijalankan Telkomsel untuk menekan angka stunting sejak 2019.
Melalui program ini, Telkom Indonesia menegaskan perannya dalam pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), khususnya pada pilar Pendidikan dan Inovasi Digital. Stunting Action Hub juga berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) poin 2 tentang Zero Hunger.
Digitalisasi di bidang kesehatan melalui aplikasi seperti Stunting Action Hub diharapkan dapat menjadi langkah strategis untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan tangguh menghadapi masa depan. Implementasi teknologi dalam pemantauan stunting ini membuka peluang replikasi di daerah-daerah lain yang membutuhkan sistem pemantauan kesehatan yang lebih efektif.





























