TechDaily.id – Sampah elektronik atau E-waste tidak hanya jadi bukti betapa cepatnya kita berganti teknologi, tapi juga membawa dampak buruk bagi tubuh manusia dan lingkungan sekitar.
Dunia teknologi semakin berkembang pesat. Model smartphone silih berganti dengan cepat, sehingga orang memutuskan untuk mengganti smartphone lamanya dengan yang baru.
Belum lagi barang elektronik lainnya yang rusak juga memaksa kamu untuk menggantinya dengan yang baru. Dikutip dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Laporan tahunan Global E-Waste Monitor 2020 yang diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat jumlah sampah elektronik pada tahun 2019 mencapai 53 juta ton1. Namun, hanya 17,4% limbah elektronik dunia yang berhasil dikumpulkan, diproses, dan didaur ulang secara tepat.

Pertanyaannya bagaimana dengan sampah elektronik ini? Sayangnya, tidak banyak orang tahu bagaimana cara mengurus barang bekas elektronik. Padahal bahaya yang ditimbulkan ini sangat besar. Ada solusi yang perlu diperhatikan kamu.
Sampah Elektronik Bawa Ancaman Bagi Kehidupan
Kerusakan Pada Organ Manusia
E-waste mengandung berbagai komponen beracun yang membahayakan kesehatan manusia, seperti merkuri, timbal, barium, dan litium. Paparan zat-zat berbahaya pada limbah elektronik dapat menimbulkan dampak serius, seperti kerusakan pada otak, jantung, hati, ginjal, dan sistem rangka. Selain itu, sistem saraf dan reproduksi juga dapat terdampak, yang berpotensi menyebabkan berbagai penyakit hingga kelainan sejak lahir.
Jejak Beracun di Lingkungan
Pembuangan e-waste secara tidak tepat, seperti dibakar, dapat melepaskan partikel beracun yang mencemari udara, tanah, dan air. Logam berat serta zat berbahaya di dalamnya dapat merusak mikroorganisme, menurunkan kesuburan tanah, diserap tanaman, hingga mencemari air tanah dan ekosistem perairan.
“Limbah elektronik merupakan tantangan lingkungan yang terus berkembang seiring pesatnya kemajuan teknologi. Jika tidak ditangani dengan bijak, e-waste dapat membahayakan kehidupan kita. Sebagai bagian dari ekosistem yang peduli terhadap keberlanjutan, kami mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil peran aktif dalam pengelolaan limbah elektronik yang bertanggung jawab. Melalui langkah sederhana, seperti memilah dan menyerahkan e-waste kepada pihak yang memiliki sistem pengelolaan yang tepat, kita turut menjaga bumi tetap lestari demi masa depan,” kata Warit Jintanawan, Country Director SCG Indonesia.

6 Tips Mengelola dan Memanfaatkan Sampah Elektronik
Banyak perangkat elektronik yang dibuang begitu saja setelah tak terpakai, padahal masih memiliki nilai guna atau dapat didaur ulang. Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk mulai mengambil langkah sederhana dalam mengurangi dan memanfaatkan limbah elektronik secara bijak. Berikut ini enam tips praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rethink sebelum membeli
Pilih elektronik yang tahan lama, mudah diperbaiki, dan bergaransi. Dengan begitu, perangkat tersebut tidak perlu sering diganti ataupun dibuang.
Reuse untuk fungsi lain
Elektronik lama masih bisa dipakai untuk hal berbeda, misalnya HP jadi remote untuk smart home, atau laptop lama yang bisa digunakan kembali untuk mengetik dan browsing ringan.
Refurbish agar bermanfaat kembali
Servis atau ganti komponen (seperti baterai atau RAM) supaya perangkat bisa dipakai lebih lama.
Cek kembali sebelum disimpan
Daripada elektronik lama di rumah dibiarkan menumpuk, pastikan perangkat tersebut masih bisa digunakan, dijual kembali, atau lebih baik dikelola melalui jalur yang tepat.

Setor & Kelola bersama Institusi Pengelolah Sampah Elektronik
Kalau ada sampah elektronik yang sudah rusak dan tidak digunakan, bisa langsung disetor kepada berbagai badan yang mampu mengelolanya. Alhasil, bahan berbahaya tidak mencemari lingkungan dan material yang masih bisa bermanfaat akan diproses kembali.
Mengikuti Program Tukar Tambah (Trade-In)
Tukar tambah atau menjual perangkat elektronik yang sudah tidak digunakan. Banyak toko besar kini menyediakan program tukar tambah yang menawarkan potongan harga atau voucher toko untuk pembelian produk baru. Contohnya adalah program Trade-In dari Mitra10, yang telah bekerjasama dengan Rekosistem sebagai Recycling Partner resmi!
“Pengelolaan elektronik bekas tidak sekadar membuang perangkat yang sudah tidak terpakai, namun bagaimana membangun sistem sirkular yang memungkinkan elektronik bekas tersebut dapat didayagunakan kembali sehingga tidak perlu ditimbun atau bahkan sampai mencemari lingkungan,” tutur Yohannes David Arieanto, Category Lead Electronic & Waste Management Rekosistem