Kepritoday.com – Pembekalan Irwasum Polri di Polda Kepri Tahun 2025 berlangsung di Gedung Lancang Kuning, Senin (22/9/2025). Kegiatan ini dihadiri Komjen Pol. Drs. Wahyu Widada, M.Phil., beserta jajaran. Turut hadir Kapolda Kepri Irjen. Pol. Asep Safrudin, Wakapolda Brigjen. Pol. Dr. Anom Wibowo, serta para pejabat utama dan Kapolres.
Kapolda Kepri membuka acara dengan paparan kondisi kamtibmas wilayah hukum Polda Kepri. Ia menekankan langkah pengamanan aksi unjuk rasa melalui pendekatan dialogis dan program sosial. Program tersebut termasuk SPPG, penanaman jagung, Jumat Berkah dengan 300 porsi makanan gratis, hingga bazar pasar murah. Menurutnya, semua itu dirancang untuk merajut kepercayaan publik pada Polri.
Komjen Pol. Wahyu Widada mengapresiasi capaian Polda Kepri. Ia menyebut tugas pokok Polri—sebagaimana UU No. 2 Tahun 2002—sudah dijalankan. Pemeliharaan keamanan, penegakan hukum, hingga pelayanan masyarakat menjadi sorotan positif. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas dan profesionalitas di tengah kewenangan besar yang dimiliki Polri.
Penekanan Integritas Polri
Dalam arahannya, Irwasum menekankan keseimbangan antara ketegasan hukum dan pendekatan humanis. Kamu bisa lihat bagaimana Polri dituntut tegas saat mengatasi tindak pidana, namun tetap terbuka saat menghadapi masyarakat yang menyampaikan aspirasi melalui unjuk rasa.
Pesan ini relevan dengan dinamika sosial di Kepulauan Riau. Banyak sektor, mulai dari ekonomi hingga tenaga kerja, kerap memunculkan gesekan. Dengan pendekatan humanis, Polri diharapkan mampu meredam potensi konflik.
Irwasum juga menegaskan, integritas adalah benteng utama. Tanpa itu, kepercayaan publik bisa runtuh. Kamu mungkin sudah tahu, kewenangan Polri meliputi penindakan, penyelidikan, dan pengamanan. Jika digunakan tanpa kontrol, potensi penyalahgunaan terbuka lebar. Karena itu, integritas menjadi syarat mutlak bagi setiap personel.
Perbandingan Program Polda
Program Polda Kepri cukup beragam. SPPG diarahkan untuk peningkatan pengelolaan administrasi kepolisian. Lalu ada penanaman jagung yang menyasar ketahanan pangan. Program Jumat Berkah menghadirkan dapur mobile Brimob, berbagi makanan gratis. Sedangkan bazar pasar murah membantu masyarakat menghadapi harga bahan pokok yang fluktuatif.
Jika dibandingkan dengan Polda lain, program Polda Kepri terlihat lebih menyentuh langsung masyarakat. Misalnya, di beberapa Polda besar, fokus lebih banyak pada penegakan hukum dan operasi besar. Di Kepri, sisi sosial lebih menonjol. Ini bisa jadi kelebihan karena mendekatkan polisi ke masyarakat. Namun, kekurangannya, efektivitas jangka panjang masih harus diuji.
Dari sisi sumber daya, pelaksanaan program sosial memerlukan dukungan logistik dan anggaran. Kamu bisa bayangkan, menyalurkan 300 porsi makanan gratis tiap pekan butuh biaya operasional besar. Tanpa manajemen anggaran baik, program bisa tersendat.
Irwasum dalam arahannya mendorong agar program tidak sekadar seremonial. Harus ada tindak lanjut yang konsisten. Misalnya, penanaman jagung harus dihitung hasil panennya, bukan hanya penanaman simbolis. Begitu juga dengan pasar murah, harus rutin agar dampak dirasakan masyarakat.
Source = tribratanews