Pembangunan Pelabuhan Roro Kuala Maras Tahap II: Dari Aspirasi Hingga Kontroversi

3 weeks ago 16

Kepritoday.com – Pelabuhan Roro Kuala Maras Tahap II di Kepulauan Anambas bukan sekadar proyek pembangunan fisik, melainkan sebuah narasi kompleks tentang ambisi, harapan dan tantangan di balik upaya pemerintah membangun daerah terpencil. Proyek ini adalah wujud nyata dari aspirasi untuk memutus keterisolasian maritim, tetapi perjalanannya penuh liku, mulai dari inisiatif politik hingga kontroversi pasca-penyelesaian.

Pembangunan Pelabuhan Roro ini berakar dari kebutuhan mendesak masyarakat Anambas akan konektivitas yang lebih baik dan mempersingkat jarak tempuh dari Tanjung Uban ke Anambas . Hal ini memungkinkan pengangkutan barang menggunakan truk atau pick-up secara langsung. Dampaknya sangat signifikan: distribusi logistik menjadi lebih efisien, harga kebutuhan pokok diharapkan turun, dan ekonomi lokal dapat bergerak lebih cepat.

Proyek ini, yang diinisiasi oleh politikus Cen Sui Lan dari Partai Golkar, didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan nilai kontrak akhir mencapai Rp31,186 miliar. Cen Sui Lan, yang kini menjabat sebagai Bupati Natuna periode 2025-2030, sebelumnya adalah anggota DPR-RI sejak 7 Desember 2020, menggantikan Ansar Ahmad. Ia mewakili daerah pemilihan Kepulauan Riau, yang menjadi dasar pengusulan proyek ini. Pelaksanaannya dipercayakan kepada Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Kepri.

Perjalanan proyek dimulai pada Mei 2024 ketika PT Samudra Anugrah Indah Permai terpilih sebagai kontraktor utama. Penandatanganan kontrak dilakukan pada Juni 2024, dan konstruksi pun dimulai.

Selama masa konstruksi, muncul laporan dari masyarakat setempat mengenai dugaan pencemaran laut yang mengganggu nelayan dan isu terkait upah pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah proyek pembangunan infrastruktur tidak hanya berdampak pada aspek teknis, tetapi juga lingkungan dan sosial.

Pada 1 Juli 2025, proyek ini secara resmi dinyatakan selesai dan diserahkan. Meski demikian, hingga saat ini belum ada informasi pasti apakah uji sandar (docking test) dengan KMP Bahtera Nusantara 01 telah dilakukan untuk memastikan kelayakan operasionalnya.

Kerusakan lantai beton Pelabuhan Roro Letung Tahap II, terlihat lubang besar dan rongga akibat tanah timbunan di bawahnya yang longsorKerusakan lantai beton Pelabuhan Roro Letung Tahap II, terlihat lubang besar dan rongga akibat tanah timbunan di bawahnya longsor

Namun, harapan besar itu tidak bertahan lama. Kurang dari dua bulan setelah serah terima,  Plt. Camat Jemaja Timur, Tetti Amalia, S.E, bersama Kepala Desa Kuala Maras, Hendrika, melakukan peninjauan langsung pada Kamis (07/08). Kunjungan ini menindaklanjuti aduan masyarakat terkait adanya lobang pada lantai pelabuhan dekat batu miring yang dinilai berpotensi ambruk.

“Kita turun ke lokasi proyek hari ini menanggapi aduan warga, dan ternyata apa yang disampaikan warga dengan fakta di lapangan ternyata sama, terlihat dua lobang yang cukup dalam,” ujar Tetti Amalia.

Aliansi Anambas Menggugat (ALAM) dan beberapa tokoh lokal menuntut Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera melakukan investigasi. (wae)

(Bersambung dugaan gagal konstruksi )

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |