Pahami Dampak Krisis DRAM Global Yang Terjadi

2 hours ago 4

Selular.id – Industri PC global menghadapi badai kenaikan harga yang signifikan memasuki akhir 2025, dipicu oleh kelangkaan pasokan memori DRAM yang parah.

Lonjakan permintaan dari sektor kecerdasan buatan (AI) telah menciptakan siklus super (supercycle) yang mengalihkan produksi wafer DRAM dari pasar konsumen, memaksa vendor seperti Dell, Lenovo, dan ASUS untuk mempertimbangkan kenaikan harga ratusan dolar pada produk mereka.

Situasi ini mengancam akan membebani para gamer dan konsumen yang berencana melakukan upgrade perangkat.

Menurut laporan dari berbagai sumber industri, pabrikan chip AI seperti NVIDIA dan AMD secara agresif mengembangkan arsitektur baru dengan siklus tahunan, di mana High-Bandwidth Memory (HBM) menjadi komponen kritis.

HBM adalah tipe memori berkecepatan sangat tinggi yang esensial untuk menjalankan model AI generasi terbaru seperti GPT-5.2, karena kemampuannya menyimpan bobot model (model weights) dengan akses data yang cepat.

Produksi satu bit HBM dikabarkan membutuhkan kapasitas wafer tiga kali lebih banyak dibandingkan memori DDR5 konsumen biasa, dengan yield (hasil produksi layak) yang lebih rendah akibat proses kemasan yang kompleks.

Wallace Santos, CEO MAINGEAR, salah satu integrator sistem terbesar, mengonfirmasi dampak langsung pada rantai pasok. “Kami telah melihat harga DRAM melonjak akibat kelangkaan dan menahan perubahan harga tersebut untuk pelanggan kami selama kami bisa,” ujarnya.

Santos menambahkan, bagi konsumen yang tertarik membeli PC baru atau meningkatkan GPU, SSD, atau RAM sistem mereka, disarankan untuk berbelanja sekarang dan mencari penawaran yang belum mengalami kenaikan harga. Ia memperkirakan situasi akan memburuk lebih lanjut di tahun 2026.

Sebuah laptop terbuka memperlihatkan SSD Crucial P5 Plus M.2 2280 dan dua modul memori DDR5 SODIMM Crucial yang terpasang di motherboard.

Selain HBM, pusat data yang mendukung infrastruktur AI juga membutuhkan produk DRAM lain dalam skala masif, seperti DDR5 RDIMM untuk server dan varian MCRDIMM/MRDIMM untuk mengatasi hambatan bandwidth memori.

Estimasi pasar menunjukkan bahwa pada 2026, sektor AI akan menyerap 20% dari total produksi DRAM global, angka yang diprediksi terus bertambah seiring ekspansi pembangunan AI.

Pergeseran fokus produksi ini membuat pasokan untuk memori PC konsumen menjadi sangat terbatas.

Produsen PC pun terjepit. Dell, salah satu pemasok PC terbesar dunia, dilaporkan merencanakan kenaikan harga yang bisa menambah biaya hardware hingga ratusan dolar.

Rincian yang beredar menunjukkan kenaikan $130–$230 untuk notebook dan desktop seri Pro dan Pro Max dengan konfigurasi 32 GB RAM.

Untuk sistem dengan RAM 128 GB, kenaikan bisa mencapai $520–$765. Bahkan laptop AI dengan GPU NVIDIA RTX PRO 500 Blackwell juga terkena imbas, dengan tambahan biaya $66 untuk varian 6 GB dan $530 untuk varian 24 GB.

Strategi Produsen Hadapi Kelangkaan Memori

Dihadapkan pada krisis pasokan yang diperkirakan berlangsung beberapa kuartal ke depan, produsen PC pada dasarnya memiliki tiga pilihan strategis.

Opsi pertama adalah menaikkan harga jual produk akhir untuk mengimbangi tingginya biaya pembelian DRAM di tingkat kontrak saat ini.

Opsi kedua adalah memodifikasi konfigurasi standar, misalnya dengan kembali menjadikan RAM 8 GB sebagai baseline untuk laptop mid-range alih-alih 16 GB, agar stok DRAM yang tersisa dapat dialokasikan ke lebih banyak unit.

Opsi ketiga adalah menunda peluncuran produk baru atau menyederhanakan lini premium hingga kondisi pasokan membaik, sebuah langkah yang sudah terlihat dengan penundaan GPU NVIDIA GeForce RTX 50 SUPER.

Jason Chen, Chairman Acer, mengungkapkan bahwa Bill of Materials (BoM) untuk beberapa produk dalam portofolio Acer telah meningkat secara dramatis, tidak menyisakan pilihan selain menaikkan harga untuk memastikan pasokan yang konsisten.

Vendor lain seperti Lenovo, yang sebelumnya mengandalkan inventori DRAM besar-besaran untuk menstabilkan harga, juga mengeluarkan peringatan akan kenaikan harga agresif jika kelangkaan berlanjut hingga 2026.

Bahkan produsen skala lebih kecil seperti Framework dilaporkan mempertimbangkan kenaikan biaya upgrade RAM pada konfigurasi yang ada.

Apa yang Harus Dilakukan Gamer dan Konsumen?

Dalam situasi ketidakpastian ini, terdapat beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan oleh gamer dan konsumen PC.

Pertama, hindari kepanikan atau Fear Of Missing Out (FOMO) dalam membeli RAM, terutama untuk keperluan upgrade.

Jika sistem saat ini masih menggunakan RAM 8 GB atau 16 GB, bertahan selama beberapa bulan ke depan mungkin adalah langkah bijak sebelum melakukan upgrade yang mungkin akan lebih mahal.

Kedua, mempertimbangkan pembelian PC rakitan (pre-built) dari OEM besar bisa menjadi pilihan menarik.

PC rakitan ini seringkali masih dijual dengan harga yang belum sepenuhnya menyerap dampak kenaikan harga komponen mentah, dan datang dengan konfigurasi RAM yang memadai.

Ketiga, menjelajahi pasar memori bekas DDR4 atau DDR5 bisa menjadi alternatif. Modul RAM umumnya lebih tahan lama dibandingkan komponen seperti GPU, dan risiko mendapatkan produk palsu relatif rendah asalkan pembeli melakukan pengujian fungsi.

Namun, krisis ini tidak hanya berdampak pada PC. Industri smartphone juga merasakan tekanan yang sama, di mana produsen dipaksa memangkas spesifikasi RAM pada perangkat baru dan transisi ke RAM berkapasitas lebih besar terhambat.

Prediksi dari firma riset IDC mengindikasikan bahwa harga memori akan menjadi perhatian utama bagi industri PC, yang diperkirakan akan menyebabkan penurunan pengiriman (shipment) sebesar 4.9% di tahun mendatang.

Sementara pemasok seperti SK hynix berusaha meningkatkan kapasitas produksi, pembangunan fasilitas baru membutuhkan waktu tahunan untuk memberikan efek yang berarti.

Krisis pasokan DRAM ini diprediksi oleh beberapa analis bisa bertahan hingga 2027 atau bahkan 2028, bergantung pada dinamika rantai pasok dan permintaan AI yang terus berfluktuasi.

Bagi industri teknologi yang telah melewati krisis akibat penambangan kripto dan pandemi, tantangan baru dari demam AI ini kembali menguji ketahanan dan adaptabilitas seluruh pemain di dalamnya.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |