Otomatis Catat Waktu dengan Akurat, Bogorun Gunakan Teknologi RFID

1 month ago 23

Bogor, Selular.ID – Setiap kompetisi pasti ada pemenang. Lalu bagaimana menentukan juara di lomba lari yang diikuti ribuan peserta? Jawabannya ada di teknologi RFID.

Salah satu lomba lari yang menggunakan RFID adalah Taman Budaya Bogorun 2025. Lalu apa itu RFID dan bagaimana cara kerjanya?

Race Director Bogorun Safrita Aryana Harfah Hermawan mengatakan, “Singkatan dari Radio-Frequency Identification, RFID kami gunakan dalam lomba lari Bogorun perdana ini karena bisa mencatat waktu secara otomatis, cepat, dan akurat.”

“Setiap peserta diberikan tag RFID, yang ditempelkan di nomor dada, yang nantinya dibaca oleh sensor dan antena pembaca RFID yang ditempatkan di sejumlah titik krusial di rute lomba. Data waktu kemudian dikirim ke sistem komputer untuk diproses dan ditampilkan secara real-time,” papar Safrita.

“Canggihnya lagi, sistem RFID juga menggunakan antena. Jadi jika ada peserta yang tidak menginjak sensor yang kami taruh di permukaan lintasan, teknologi ini akan tetap menangkap tag peserta di radius yang sama,” imbuhnya.

Taman Budaya Bogorun 2025 sendiri diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor.

Bukan fun run, lomba lari pertama di Kabupaten Bogor ini sudah bersertifikasi nasional dari PB PASI, yang digelar pada Minggu, 11 Mei 2025 di kawasan Taman Budaya, Sentul City, Kabupaten Bogor.

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab Bogor dan Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI), serta dikelola oleh IdeaRun Race Management.

Dengan jumlah 4.000 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, Taman Budaya Bogorun 2025 menjadi tonggak baru dalam peta sport tourism nasional, menandai kebangkitan olahraga, ekonomi, dan budaya di Kabupaten Bogor.

Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Bupati pada 9 Mei 2025, Bupati Bogor, Rudy Susmanto, menyampaikan kebanggaannya atas lahirnya ajang berkelas nasional ini.

“Kami sangat antusias menyambut Taman Budaya Bogorun 2025 sebagai langkah nyata menjadikan Kabupaten Bogor sebagai destinasi sport tourism unggulan di Indonesia. Lomba ini tidak hanya mempromosikan gaya hidup sehat, tetapi juga mengangkat warisan budaya dan potensi ekonomi lokal kami,” ujar Bupati Bogor, Rudy Susmanto.

Bupati menambahkan, penyelenggaraan event ini juga menjadi pembuka rangkaian perayaan Hari Jadi Bogor ke-543. Selain itu ditargetkan akan menjadi kegiatan rutin yang merupakan bagian dari visi jangka panjang Kabupaten Bogor.

“Kami ingin menjadikan Taman Budaya Bogorun ini sebagai agenda tahunan yang tidak hanya mendatangkan ribuan pelari, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat. Harapan kami, ajang ini akan memperkuat identitas Kabupaten Bogor sebagai kota yang sehat, aktif, dan berbudaya,” tambahnya.

Taman Budaya Bogorun 2025 mengusung filosofi lokal “Kuta Udaya Wangsa” yang diinterpretasikan dalam tiga kategori lomba, yaitu:

  • KUTA 5K
  • UDAYA 10K
  • WANGSA HALF MARATHON (21,097 km)

Event ini juga menghadirkan semangat inklusivitas, dengan keikutsertaan lima peserta Wheelchair Exhibition Race dan 10 Insan Berkebutuhan Khusus (IBK) dari NPCI. Selain itu, rangkaian kegiatan juga akan memperkuat nilai budaya melalui partisipasi KORMI dan pertunjukan seni lokal.

Berdasarkan data peserta, dominasi pelari berasal dari wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, dengan usia mayoritas dari kalangan milenial dan Gen Z. Dari segi dampak, acara ini diproyeksikan menghasilkan perputaran ekonomi hingga belasan miliar rupiah, mendorong aktivitas UMKM, sektor transportasi, akomodasi, dan kuliner.

Taman Budaya Bogorun 2025 juga diproyeksikan sebagai sumber baru Pendapatan Asli Daerah (PAD) di masa mendatang, dengan potensi untuk dikembangkan dalam bentuk kemitraan dan sponsorship berkelanjutan.

Baca Juga: Program Sharp Class Asah Keterampilan Teknis Siswa SMKN 1 Gunung Sindur Bogor

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |