Menguji Performa eGPU Thunderbolt 5 Razer Core V2

1 month ago 28

Kepritoday.comPerforma eGPU terus jadi sorotan gamer dan kreator. Mereka ingin grafik lebih baik tanpa membawa PC desktop besar. Razer Core V2 hadir sebagai opsi baru. Enclosure ini sudah mendukung Thunderbolt 5 dan ditujukan untuk laptop maupun handheld gaming. Sejauh mana keunggulannya? Ulasan ini mengupas detail fitur, pengujian, serta plus minus yang harus kamu tahu.

Spesifikasi Inti

Razer Core V2 menawarkan desain kokoh dengan dukungan kartu grafis ukuran penuh. Kamu bisa memasang GPU hingga panjang 362,7 mm, lebar 82 mm, dan tinggi 185,1 mm. Dukungan sampai empat slot membuat kartu kelas atas seperti RTX 5090 muat tanpa masalah. Desain ini memberi fleksibilitas bagi pengguna yang ingin performa grafis maksimal.

Berbeda dengan versi lama, Core V2 tidak menyertakan power supply bawaan. Kamu harus menyiapkan PSU ATX sendiri. Kelebihannya, kamu bisa memilih daya sesuai kebutuhan GPU. Kekurangannya, biaya dan kerumitan instalasi meningkat. Jika GPU butuh PSU kelas 1000 watt, kamu bebas memilih. Tetapi tentu saja pengeluaran bertambah.

Di sisi konektivitas, enclosure ini sudah mendukung Thunderbolt 5 dengan bandwidth teoritis 120 Gbps satu arah dan 80 Gbps dua arah. Meski begitu, jalur nyata tetap PCIe 4.0 x4 dengan batas sekitar 64 Gbps. Bandwidth ini tetap lebih tinggi dibanding eGPU berbasis Thunderbolt 4 yang umumnya berhenti di kisaran 32–36 Gbps.

Razer juga menambahkan Power Delivery 140 watt. Laptop modern bisa langsung terisi sambil dipakai gaming. Pendinginan dijaga oleh kipas 120 mm internal agar suhu tetap stabil. Namun, port tambahan seperti USB atau Ethernet tidak lagi tersedia. Fitur ini sempat hadir di model lama, sekarang dihilangkan.

Uji Bandwidth & Game

Pengujian dilakukan dengan laptop ROG Strix 18 yang sudah mendukung Thunderbolt 5. GPU internal dimatikan supaya Core V2 mengambil alih. Dengan aplikasi CUDA-Z, kecepatan transfer host ke device tercatat 52–57 Gbps. Angka ini jauh lebih cepat dibanding eGPU generasi lama.

Dalam game, hasilnya beragam. Cyberpunk 2077 di 4K Ultra tanpa DLSS mencapai rata-rata 90 FPS. GPU internal laptop hanya sekitar 52 FPS. Artinya, ada lonjakan besar. Berbeda dengan Horizon Zero Dawn yang menunjukkan selisih tipis antara GPU internal dan eGPU. Sedangkan Borderlands 4 sedikit lebih baik di eGPU, tapi tidak signifikan.

Tes lain memakai handheld MSI Claw A8 dengan koneksi USB 4. Kecepatan tercatat 36 Gbps, sesuai batas praktis USB 4. Di 1440p Ultra, rata-rata performa game di atas 70 FPS. Saat DLSS Frame Generation diaktifkan, hasilnya melonjak sampai 276 FPS. Artinya, meskipun tanpa Thunderbolt 5, eGPU tetap bermanfaat.

Kelebihan & Kekurangan

Core V2 unggul pada fleksibilitas dan bandwidth. Dukungan GPU besar memberi ruang upgrade luas. Power Delivery 140 watt juga memudahkan laptop gaming tetap terisi saat dipakai. Thunderbolt 5 membuka performa lebih tinggi dibanding model lama. Gamer atau kreator dengan laptop modern akan merasakan manfaat signifikan.

Kekurangan terbesar ada pada biaya. Harga dasar sekitar Rp5,7 juta (USD 349,99) belum termasuk PSU dan GPU. Jika menambahkan PSU kelas menengah, total biaya makin besar. Belum lagi GPU high-end yang harganya bisa belasan juta rupiah. Selain itu, fitur tambahan seperti port USB dan Ethernet sudah tidak ada. Padahal, itu membuat versi lama lebih praktis.

Secara performa, peningkatan tidak selalu konsisten. Beberapa game menunjukkan lonjakan FPS jelas. Namun, di game lain, perbedaan sangat kecil. Hal ini dipengaruhi batas PCIe 4.0 x4, overhead driver, dan optimasi game. Jadi, meski koneksi Thunderbolt 5 cepat, tidak semua skenario memanfaatkannya maksimal.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |