KPDI 2025 di Kepri: Transformasi Perpustakaan Digital & Tantangan Era Kecerdasan Buatan

3 weeks ago 10

Kepritoday.com – Provinsi Kepulauan Riau menjadi tuan rumah perhelatan penuh makna, Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia (KPDI) ke-16, yang berlangsung selama tiga hari, 19–21 Agustus 2025, di TCC Aston Tanjungpinang. Dengan tema “Transformasi Digital: Peluang, Tantangan, dan Kesiapan Perpustakaan di Era Kecerdasan Buatan,” konferensi ini menjadi panggung bagi 125 peserta dari seluruh penjuru Indonesia untuk berbagi mimpi dan gagasan demi masa depan literasi digital yang inklusif.

Para peserta yang hadir begitu beragam, mencerminkan semangat kolaborasi lintas sektor. Ada pegiat literasi dari perpustakaan perguruan tinggi, kementerian, dinas perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota, hingga perpustakaan sekolah. Bahkan, perwakilan dari Kedutaan Besar Australia turut hadir, menambah warna dalam diskusi tentang masa depan perpustakaan digital. Bersama, mereka berbagi visi untuk menjadikan pengetahuan lebih mudah dijangkau, bahkan oleh mereka yang berada di pulau-pulau terjauh.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Prof. Agung Dhamar Syakti, berbicara dengan penuh semangat tentang pentingnya menjembatani jarak melalui teknologi. “Era digital adalah titik kritis. Kita perlu infrastruktur yang mendukung, terutama akses internet, agar literasi digital tak hanya jadi mimpi bagi masyarakat di pulau-pulau terluar Kepri,” katanya dengan nada optimis. Ia menekankan bahwa tantangan terbesar adalah memastikan setiap anak di pelosok negeri bisa mengakses lautan pengetahuan melalui perpustakaan digital.

Sementara itu, Asisten I Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, T.S. Arif Fadillah, yang mewakili Gubernur Ansar Ahmad, menyampaikan pesan penuh harap. Ia menggambarkan bagaimana teknologi informasi kini menjadi nadi kehidupan, termasuk dalam dunia perpustakaan. “Kepri adalah wilayah perbatasan dengan lautan yang membentang luas, mencakup 97 persen wilayah kami. Karena itu, literasi digital adalah jalan untuk memastikan anak-anak kita di pulau-pulau kecil memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan bermimpi,” ujarnya dengan hangat.

Konferensi ini resmi dibuka oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI, Prof. E. Aminudin Aziz, yang membawa perspektif baru tentang makna perpustakaan digital. Dengan penuh inspirasi, ia menjelaskan bahwa perpustakaan digital bukan sekadar memindahkan buku ke layar, tetapi tentang mengubah cara kita berbagi pengetahuan. “Ini soal paradigma baru. Informasi harus bisa diakses kapan saja, di mana saja, tanpa perlu melangkah ke gedung perpustakaan. Kecerdasan buatan membuka peluang luar biasa, dari analisis data hingga menciptakan layanan yang benar-benar memahami kebutuhan pengguna,” tuturnya, mengajak semua hadirin untuk berpikir visioner.

Selama tiga hari, konferensi ini menjadi ruang yang hidup dengan diskusi panel, cerita inspiratif dari praktisi, dan berbagi praktik terbaik dari berbagai perpustakaan digital di Indonesia. Ada semangat kolektif untuk memperkuat perpustakaan sebagai jantung pengetahuan di era digital, dengan harapan setiap anak, di mana pun mereka berada, bisa meraih dunia melalui satu klik.

KPDI ke-16 bukan sekadar konferensi, tetapi sebuah langkah bersama menuju masa depan di mana literasi digital menyatukan pulau-pulau, menembus batas, dan memberi harapan bagi setiap jiwa yang haus akan ilmu.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |