Selular.id – Apple dikabarkan akan menghilangkan teknologi Face ID pada iPhone Fold, perangkat lipat pertama mereka yang diprediksi meluncur tahun depan.
Alih-alih sistem pengenalan wajah, Apple disebut akan mengandalkan sensor Touch ID yang dipasang di samping bodi. Perubahan ini, menurut sejumlah rumor, didorong oleh dua alasan utama: peningkatan kemudahan penggunaan untuk faktor bentuk lipat dan penghematan biaya produksi.
Informasi terbaru ini berasal dari tipster Weibo bernama ‘Momentary Digital’, yang memberikan detail lebih lanjut tentang desain iPhone Fold.
Meski ada sedikit perbedaan dengan bocoran sebelumnya dari Digital Chat Station, intinya sama: Face ID akan absen.
Tipster tersebut menyebut bahwa penggunaan Touch ID samping akan memberikan pengalaman yang lebih intuitif saat membuka dan menggunakan perangkat lipat.
Selain itu, langkah ini diyakini akan membantu Apple menekan biaya produksi untuk perangkat yang sudah diprediksi akan dibanderol sangat tinggi, yakni sekitar US$2.399.
Bocoran ini mendapat penilaian “Plausible” atau masuk akal (55%) dalam sistem penilaian rumor, dengan skor sumber yang cukup baik.
Ini menunjukkan bahwa meski belum konfirmasi resmi, informasi tersebut memiliki dasar yang wajar untuk dipertimbangkan.
Penghapusan Face ID juga berarti iPhone Fold tidak akan dilengkapi dengan sistem TrueDepth Camera yang kompleks, yang selama ini menjadi ciri khas iPhone premium dan bertanggung jawab untuk membuat notch atau Dynamic Island.
Sebagai gantinya, untuk keperluan selfie dan panggilan video, iPhone Fold akan mengandalkan kamera depan dengan desain punch-hole atau lubang kecil di layar.
Menariknya, tipster menyebut akan ada dua kamera punch-hole: satu di panel layar luar dan satu lagi di panel layar dalam (utama). Kamera pada layar utama ini dikabarkan akan ditempatkan di sisi kanan.
Yang juga mencolok adalah tidak adanya kamera di bawah layar (under-display camera) dalam rencana ini, yang semakin menguatkan alasan penghematan biaya.
Perubahan fundamental dalam filosofi keamanan biometrik Apple ini menjadi sorotan.
Sejak iPhone X pada 2017, Apple secara konsisten menggunakan Face ID sebagai metode autentikasi utama di lini iPhone flagship-nya, meninggalkan Touch ID.
Keputusan untuk membawa kembali Touch ID—meski dalam format samping (side-mounted)—pada perangkat sepenting iPhone Fold adalah langkah strategis yang menyesuaikan dengan tantangan teknis dan ergonomis perangkat lipat.
Rumor sebelumnya dari sumber berbeda juga pernah menyebutkan bahwa prototipe iPhone Fold menggunakan Touch ID samping untuk mencapai desain yang lebih tipis.
Dalam ekosistem perangkat lipat yang tipis dan ringan adalah nilai jual, setiap milimeter ruang menjadi sangat berharga.
Komponen Face ID yang rumit dianggap memakan terlalu banyak ruang internal, sehingga menggantinya dengan sensor sidik jari yang lebih sederhana dan kompak adalah solusi yang logis.
Langkah ini juga bisa berkontribusi pada upaya Apple menciptakan desain yang mungkin lebih ramping dan bebas crease.
Dari sisi pasar, kehadiran iPhone Fold dengan strategi harga dan fitur yang tepat diprediksi akan memberikan dampak signifikan.
Analis memperkirakan bahwa peluncuran iPhone Fold dapat mendorong pertumbuhan pasar ponsel lipat global hingga 30% di tahun 2026.
Keputusan Apple untuk mungkin mengorbankan Face ID demi harga yang lebih terkendali bisa menjadi faktor kunci dalam menarik minat konsumen yang selama ini terhalang harga premium perangkat lipat.
Selain perubahan pada sistem keamanan, bocoran terbaru juga memberikan gambaran tentang ambisi Apple menuju desain layar penuh (full-screen).
Dengan menghilangkan notch dan memilih kamera punch-hole, iPhone Fold akan menjadi produk Apple pertama yang menerapkan konsep ini.
Perubahan estetika besar-besaran ini dikabarkan baru akan mencapai puncaknya pada 2027 dengan iPhone 20 yang memakai ‘four-sided bending design’. Dengan kata lain, iPhone Fold bisa menjadi batu loncatan atau platform uji coba bagi teknologi tersebut.

Namun, tidak semua informasi tentang iPhone Fold bersifat mulus. Bocoran dari Momentary Digital ini tidak menyebutkan sama sekali tentang desain bebas lipatan (crease-free), yang justru menjadi salah satu hal yang paling dinantikan.
Hal ini mungkin karena, sebagaimana diungkap dalam laporan terpisah, Apple masih dalam tahap pengujian menggunakan Ultra-Thin Flexible Glass dan menghadapi tantangan teknis untuk sepenuhnya menghilangkan crease pada layar lipat.
Tantangan teknis semacam ini adalah hal biasa dalam pengembangan perangkat lipat generasi awal.
Fitur lain yang juga dikabarkan akan dibawa iPhone Fold adalah penggunaan eSIM secara eksklusif, mengikuti jejak iPhone Air yang hanya mengandalkan eSIM.
Keputusan ini selaras dengan strategi Apple untuk menyederhanakan desain internal dan mendorong adopsi teknologi digital.
Fokus Apple terhadap iPhone Fold juga tampak sangat serius, terutama setelah kabarnya mereka menunda pengembangan iPhone Air 2 untuk mengonsentrasikan sumber daya pada perangkat lipat pertamanya ini.
Jika semua rumor ini terbukti benar, iPhone Fold akan menjadi perpaduan unik antara inovasi dan pragmatisme. Di satu sisi, Apple berani bereksperimen dengan faktor bentuk baru.
Di sisi lain, mereka tampak memilih solusi yang lebih terjangkau dan praktis (Touch ID, kamera punch-hole) untuk aspek-aspek tertentu, mungkin untuk memastikan kelayakan produksi dan penetapan harga.
Keputusan akhir tentang desain, fitur, dan harga iPhone Fold tentunya akan sangat mempengaruhi posisinya dalam persaingan ketat pasar ponsel lipat yang saat ini didominasi oleh merek-merek seperti Samsung, Huawei, dan Xiaomi.

























