5 days ago
11
Selular.id – Apple dikabarkan akan menghadirkan teknologi pendingin vapor chamber pada iPhone 17 Pro Max, yang akan diumumkan pada 9 September mendatang.
Bocoran gambar komponen vapor chamber tersebut beredar di media sosial X, menunjukkan desain yang luas untuk menyerap panas dari chipset dan komponen memori.
Teknologi ini diharapkan dapat mencegah thermal throttling dan menjaga performa ponsel tetap tinggi meski digunakan untuk tugas berat.
Vapor chamber merupakan sistem pendingin yang umum digunakan pada ponsel Android flagship, namun belum pernah diterapkan pada iPhone.
Selama ini, Apple mengandalkan lembaran grafit untuk mengelola panas. Dengan adopsi vapor chamber, iPhone 17 Pro Max diharapkan dapat mempertahankan performa tinggi lebih lama, terutama saat menjalankan tugas berbasis AI yang membutuhkan daya komputasi intensif.
Bocoran gambar vapor chamber iPhone 17 Pro Max dibagikan oleh akun X @LusiRoy8, yang memiliki rekam jejak bocoran terbatas.
Gambar tersebut menunjukkan komponen pendingin yang didesain untuk mencakup area luas, tidak hanya di atas chipset tetapi juga komponen memori.
Hal ini mengindikasikan upaya Apple untuk mengatasi masalah overheating yang sempat dialami pada seri iPhone sebelumnya.
Masalah panas pada iPhone sempat menjadi sorotan, terutama pada iPhone 15 Pro yang menggunakan frame titanium.
Meski Apple telah meningkatkan manajemen termal pada iPhone 16 Pro, masalah tersebut belum sepenuhnya teratasi.
Dengan vapor chamber dan kemungkinan kembali ke chassis aluminium, iPhone 17 Pro Max diharapkan memiliki kinerja termal yang lebih baik.
Selain sistem pendingin baru, iPhone 17 Pro Max juga dikabarkan akan ditingkatkan kapasitas RAM menjadi 12GB, sementara varian Pro tetap 8GB.
Peningkatan RAM ini diduga menjadi alasan mengapa vapor chamber hanya tersedia di model Max, karena perangkat dengan memori lebih besar cenderung menghasilkan lebih banyak panas under load.
Adopsi vapor chamber pada iPhone 17 Pro Max juga sejalan dengan tren industri yang semakin mengandalkan AI. Tugas-tugas AI, seperti pemrosesan bahasa alami dan pengenalan gambar, dapat membebani prosesor dan memicu peningkatan suhu.
Dengan sistem pendingin yang lebih efisien, pengguna dapat menjalankan aplikasi AI tanpa khawatir performa menurun akibat thermal throttling.
Meski demikian, tidak semua pengguna mungkin merasakan manfaat langsung dari vapor chamber.
Bagi yang tidak sering menggunakan ponsel untuk tugas berat, overheating mungkin bukan masalah signifikan. Namun, bagi gamer, content creator, atau pengguna yang tinggal di daerah beriklim panas, pendinginan yang lebih baik bisa menjadi nilai tambah penting.
Apple belum mengonfirmasi secara resmi mengenai kehadiran vapor chamber pada iPhone 17 Pro Max.
Namun, bocoran yang beredar semakin menguatkan spekulasi bahwa Apple serius menangani masalah thermal management pada flagship terbarunya. Pengumuman resmi akan dilakukan pada event 9 September mendatang.
Selain vapor chamber, iPhone 17 Pro Max juga dikabarkan akan hadir dengan baterai besar dan kamera 48MP, yang semakin melengkapi spesifikasi flagship-nya.
Dengan kombinasi fitur unggulan tersebut, Apple berharap dapat mempertahankan daya tarik produknya di pasar premium.
Namun, tantangan lain yang dihadapi Apple adalah kenaikan harga iPhone akibat kenaikan biaya produksi chipset. Ditambah lagi, Apple terancam kehilangan 30% pengguna iPhone ke ponsel lipat Galaxy dan Pixel, yang menawarkan inovasi bentuk yang berbeda.
Keberhasilan vapor chamber dalam mengatasi masalah panas pada iPhone 17 Pro Max akan menjadi salah satu faktor penentu kepuasan pengguna, terutama bagi yang mengutamakan performa konsisten.
Jika berhasil, teknologi ini mungkin akan diadopsi pada model iPhone berikutnya, bahkan mungkin pada perangkat iPad atau Mac yang membutuhkan pendinginan lebih intensif.
Dengan event peluncuran yang tinggal hitungan hari, komunitas teknologi terus menantikan konfirmasi resmi dari Apple mengenai inovasi pendinginan ini.
Vapor chamber bisa menjadi pembeda signifikan antara iPhone 17 Pro Max dan pendahulunya, serta kompetitor Android yang sudah lebih dulu menggunakan teknologi serupa.
