Ini Alasan Kenapa Google Chrome Sulit Dipisahkan dari Induknya

2 months ago 28

Selular.ID – Banyak yang mempertanyakan, mengapa perusahaan teknologi lain berspekulasi bahwa penjualan Chrome milik Google menjadi salah satu cara memenuhi rasa keadilan atas tuntutan dari praktik antimonopoli perdagangan. Hal itu tercermin saat OpenAI yang menjadi saksi dalam sidang antimonopoli terhadap Google, menyatakan minatnya untuk membeli Chrome. Hal itu lalu disusul perusahaan lain seperti Yahoo dan DuckDuckGo, hingga Perplexity.

Dalam sidang lanjutan antimonopoli Google oleh The US Department of Justice (DOJ) di Washington, perwakilan Google langsung angkat bicara. Kepala divisi Chrome, Parisa Tabriz, menegaskan bahwa hanya Google yang bisa membuat Chrome menjadi besar seperti sekarang.

Tabriz menegaskan, Chrome terintegrasi sangat erat dengan berbagai layanan dalam ekosistem Google. Tanpa keterkaitan itu, menurut Tabriz, tidak mungkin menghadirkan fitur dan fungsionalitas seperti yang dimiliki Chrome saat ini. Tabriz secara gamblang menyatakan, Google adalah satu-satunya perusahaan yang memiliki kemampuan untuk menyediakan paket teknologi sekompleks itu.

Baca juga: OpenAI Mengincar Google Chrome

Chrome sendiri merupakan produk dari hasil kolaborasi selama 17 tahun antartim pengembang. Menurut Tabriz, belum pernah ada upaya untuk membongkar sistem yang terjalin begitu erat seperti Chrome yang sekarang ini.

Fitur-fitur penting pada Chrome, seperti perlindungan Safe Browsing dan peringatan saat ada kata sandi yang sedang dicuri, juga bergantung pada infrastruktur Google yang digunakan bersama oleh Chrome dan layanan lainnya.

Atas hal itulah, fitur-fitur Chrome tidak bisa dengan mudah dijalankan oleh pihak ketiga. Mengingat, hanya Google yang memiliki sumber daya dan infrastruktur yang paling mumpuni untuk menjalankan Chrome.

Dominasi Kode Chromium

Tabriz tak membantah bahwa Chrome dibangun di atas proyek sumber terbuka Chromium. Namun, selama pembangunan proyek, 90% kode yang ada di dalamnya, disumbangkan dari Google sejak 2015.

Google juga telah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk proyek open source ini. Saat ini, Chrome menguasai lebih dari 66% pangsa pasar browser di dunia, jauh meninggalkan para pesaingnya. Itu bukanlah jumlah yang kecil bagi total pengguna mesin peramban di dunia.

Baca juga: Google Gemini Bakal Hadir di Mobil dan Smartwatch

Pernyataan Tabriz merupakan bagian dari upaya Google yang sedang berusaha meyakinkan pengadilan agar tidak memaksanya menjual Chrome kepada pihak lain. Spekulan pasar memprediksi, jika harus dijual, maka harga Chrome akan mencapai angka $50 miliar.

Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |