Ibadah Minggu Raya Efata Nabire: Mengingat Kelahiran Sang Juru Selamat dan Anugerah Keselamatan bagi Manusia

17 hours ago 6

Nabire, 7 Desember 2025 – Gereja Kemah Injil Kingmi Jemaat Efata Nabire di bawah koordinasi Klasis Nabire melaksanakan Ibadah Minggu Raya pada Minggu, 7 Desember 2025. Ibadah yang berlangsung sejak pukul 09.00 hingga 12.00 WIT ini dihadiri ribuan umat, anggota jemaat, serta simpatisan. Gedung gereja dipenuhi suasana sukacita menjelang perayaan Natal.

Firman Tuhan dibawakan oleh Pdt. Markus Yogi, S.Th, dan diterjemahkan oleh Pdt. Daud Pigome, S.Th., M.Th. Pembacaan Alkitab diambil dari Lukas 1:28–38, dengan tema: “Bagi Allah Tidak Ada yang Mustahil”, Subtema: “Keselamatan Manusia Telah Dikaruniakan Melalui Yesus.”

Tujuan penyampaian firman adalah mengajak umat Tuhan menyadari bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus telah menerima keselamatan.

Dalam pengantarnya, pendeta menjelaskan bahwa firman Tuhan yang turun bagi orang-orang di Betlehem merupakan bagian dari rencana besar Allah untuk menyelamatkan umat manusia.

Pokok firman yang disampaikan meliputi:

1. Percakapan Malaikat Gabriel dan Maria tentang kelahiran Yesus, Sang Juru Selamat

Malaikat Gabriel menyampaikan kepada Maria bahwa ia akan mengandung dan melahirkan Yesus, Anak Allah, melalui kuasa Roh Kudus, meski ia belum bersuami. Maria kemudian menjawab dengan taat, “Jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” sebagai bentuk penerimaan terhadap kehendak Tuhan.

2. Maria sebagai teladan ketaatan dan penyerahan diri

Ucapan Maria dalam ayat 38—“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataan-Mu”—menjadi contoh penyerahan total kepada kehendak Allah.

Melalui ibadah ini, jemaat diajak tidak hanya mengucapkan iman, tetapi menghidupi iman itu dalam keluarga, pelayanan, dan kehidupan bermasyarakat. Ibadah ditutup dengan doa syafaat dan berkat, dalam suasana damai dan komitmen untuk menghasilkan buah iman yang nyata.

Ilustrasi Rohani: Air Bersih dan Air Keruh

Di akhir khotbah, Pdt. Markus memberikan ilustrasi sederhana namun sarat makna. Ia menampilkan dua botol: satu berisi air bersih, dan satu lagi berisi air keruh.

Air keruh melambangkan kehidupan manusia yang tercemar dosa, sedangkan air bersih menggambarkan Yesus yang suci dan kudus.

Ia kemudian bertanya kepada jemaat: “Apakah manusia dengan kekuatannya sendiri mampu memisahkan kembali air yang sudah tercampur ini? Dapatkah kita menjadikannya jernih kembali?”

Jemaat serempak menjawab, “Tidak bisa, Pendeta.”

Pdt. Markus menegaskan: “Benar, bagi manusia itu mustahil. Tetapi bagi Allah, tidak ada yang mustahil. Air yang telah tercampur dapat Ia jernihkan kembali. Demikian pula hidup manusia yang telah kotor oleh dosa—Tuhan sanggup mengampuni, menyucikan, dan memulihkannya.”

Penutup: Menyambut Sang Juru Selamat

Mengakhiri firman, Pdt. Markus mengingatkan bahwa bulan Desember adalah bulan damai, bulan kasih, dan bulan ketika kita mengenang kelahiran Sang Juru Selamat. Kristus datang untuk menebus dosa manusia dan menjadi terang bagi dunia.

“Marilah kita menyambut Putra Natal dengan hati yang bersih, rendah hati, dan penuh syukur.”

[Nabire.Net/Marten Dogomo]

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |