Selular.ID – Permintaan terhadap smartphone layar lipat cukup hype dalam dua tahun terakhir. Namun, fenomena belakangan ini menunjukkan tren berbeda.
Menurut laporan Counterpoint Research, penjualan ponsel pintar lipat tercatat mengalami penurunan sebesar 1% tahun-ke-tahun pada Q3 2024. Meski tidak terlalu besar, namun angka itu menandai penurunan pertama kalinya di ceruk pasar ini.
Counterpoint mencatat, salah satu penyebabnya adalah penurunan tajam yang dialami oleh Samsung. Sebagai penguasa pasar smartphone layar lipat, pabrikan asal Korea Selatan itu membukukan penurunan hingga sebesar 21% selama kuartal tersebut.
Dua model baru andalan Samsung – Galaxy Z Fold 6 dan Galaxy Z Flip 6 – tampaknya masih terus berjuang untuk menemukan pasar mereka.
Pada saat yang sama, merek-merek utama China memperluas penawaran dan melihat pengiriman mereka tumbuh, seperti Honor, Motorola, dan Xiaomi. Untuk ketiga merek ini, pengiriman masing-masing naik 121%, 164%, dan 185% pada Q3 2023.
Baca Juga: Keutamaan Smartphone Lipat, Bukan di Chipset Dan Desain Tipis
Meskipun penjualan ketiga merek itu terus meningkat, faktanya model yang dapat dilipat baru menyumbang sekitar 1% dari pengiriman ponsel pintar di seluruh dunia. Apalagi kebanyakan model masih diserap di pasar China sendiri.
Setidaknya, masa depan tampaknya tidak selalu suram untuk ponsel pintar yang dapat dilipat, dengan jangkauan yang terus meningkat, terutama di China. Model yang diekspor juga pasti akan mendongkrak pasar.
Namun demikian, menjelang akhir 2024, pasar global untuk ponsel pintar yang dapat dilipat tampaknya telah memasuki fase transisi, bergeser dari segmen khusus ke pasar yang lebih umum.
Dua elemen kunci untuk pemulihan penjualan adalah, di satu sisi, kepuasan pengguna dan umpan balik dari mulut ke mulut yang baik. Sedangkan di sisi lain, penurunan harga yang signifikan.
Sejatinya, untuk mendorong minat konsumen, tidak ada habisnya upaya vendor untuk terus berinovasi. Raksasa teknologi China, Huawei misalnya, baru-baru ini mendemonstrasikan model yang dapat dilipat menjadi tiga.
Sehingga saat dibentangkan, berubah seperti tablet mini. Menawarkan keunggulan terutama layar yang luas. Meski terbilang menjanjikan, masih harus dilihat kapan jenis perangkat ini akan memasuki pasar.
Faktor lain yang dinilai mempengaruhi stagnannya pasar smartphone layar lipat adalah, masih enggannya Apple terjun ke segmen ini.
Memang hingga saat, raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino – California itu, belum merilis iPhone yang dapat dilipat.
Para analis memperkirakan iPhone yang dapat dilipat tidak akan hadir sebelum masalah di sekitar ponsel lipat, seperti kerataan panel dan desain engsel, disempurnakan oleh produsen komponen.
Baca Juga: Cara Merawat Hp Lipat Agar Awet dan Tahan Lama
Harga Mahal Jadi Halangan
Dengan tren yang kini mulai menurun, tak dapat dipungkiri, vendor-vendor masih harus berjuang untuk meningkatkan penjualan smartphone layar lipat.
Padahal dalam riset sebelumnya yang diterbitkan pada 2023, Counterpoint mencatat tren foldable smartphone diprediksi punya masa depan cerah.
Menurut lembaga riset asal Hong Kong itu, sebanyak 28% pengguna smartphone mempertimbangkan untuk membeli foldable smartphone. Diperkirakan pertumbuhannya akan mengalami peningkatan hingga mencapai 26 juta unit pada 2023.
Dengan proyeksi yang menggiurkan itu, wajar jika berbagai brand smartphone pada akhirnya berlomba-lomba mengeluarkan model layar lipat.
Namun sayangnya, momentum pasar kini telah beralih. Konsumen tampak memilih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya.
Ada beberapa kekhawatiran bahwa layar lipat rentan rusak. Persepsi ini, masih dominan ditemui pada calon konsumen.
Padahal pengujian yang dilakukan oleh para youtuber dan beberapa laboratorium pada ponsel lipat Samsung dan Motorola, menunjukkan bahwa ponsel tersebut dapat bertahan selama 4 hingga 5 tahun penggunaan normal. Lebih lama dari perkiraan usangnya ponsel pintar standar.
Namun dari sekian banyak alasan orang enggan membeli smartphone layar lipat, masalah harga utamanya mendominasi. Belakangan, meskipun harganya mulai turun, namun secara umum masih terbilang mahal.
Apalagi banyak orang yang sudah memiliki smartphone standar, tidak merasa perlu mengeluarkan lebih dari $1500 hanya untuk membeli ponsel lipat baru.
Mereka juga dapat melakukan hampir semua hal yang dapat dilakukan oleh ponsel lipat pada ponsel yang tidak dapat dilipat.
Jika harga ponsel lipat dapat serendah mungkin, mungkin akan lebih banyak orang akan bersedia mencoba ponsel lipat meskipun untuk pertama kalinya.
Namun kebanyakan orang berfikiran, tidak ada gunanya membeli ponsel baru jika memiliki ponsel yang masih berfungsi dengan baik. Setiap ponsel memang berfungsi dengan baik setidaknya selama 3 hingga 4 tahun jika dirawat.
Di sisi lain, setiap hari pasar dibanjiri ponsel baru dan teknologi baru. Produsen ponsel pada akhirnya menurunkan harga ponsel lama mereka untuk memperkenalkan ponsel baru.
Jika Anda menunggu 4 tahun untuk membeli ponsel berikutnya, Anda akan membeli teknologi terbaru.
Namun jika Anda memperbarui ponsel setiap tahun, Anda benar-benar tidak merasakan perubahan karena fitur-fitur yang ditawarkan oleh vendor smartphone, sebenarnya hanya akan berubah sedikit saja.
Baca Juga: Smartphone Lipat Oppo Kabarnya Akan Dilengkapi Lensa Makro Telefoto