Selular.id – Harga kartu Pokémon era Mega Evolution dari seri X & Y mengalami lonjakan signifikan sejak awal 2025.
Kenaikan ini dipicu oleh antisipasi kembalinya Mega Evolution dalam game Pokémon Legends: Z-A dan ekspansi baru seperti New Mega Evolutions serta Phantasmal Flames. Kolektor ramai-ramai memburu kartu langka sebelum stok semakin menipis dan harga melambung lebih tinggi.
Beberapa kartu ikonik seperti M Rayquaza EX Shiny Full Art dan M Gengar EX Secret Rare telah mengalami kenaikan harga hingga empat kali lipat dibandingkan Januari lalu.
Sementara itu, kartu Mega lainnya menunjukkan tren stabil, menciptakan peluang bagi kolektor untuk membeli sebelum permintaan meledak.
Fenomena ini mencerminkan gelombang nostalgia sekaligus strategi investasi di kalangan penggemar Pokémon.
Pasar kartu Pokémon terus menunjukkan dinamika yang menarik, terutama terkait dengan elemen-elemen spesifik seperti Mega Evolution.
Kembalinya fitur ini dalam konten baru telah memicu respons positif di kalangan kolektor, yang tidak ingin melewatkan momen untuk mengamankan kartu-kartu bersejarah sebelum harganya semakin tidak terjangkau.
Kartu Mega Paling Dicari dan Harganya
M Rayquaza EX Shiny Full Art dari set Ancient Origins menjadi primadona di pasar kartu Mega saat ini. Harga kartu ini telah meroket dari sekitar US$275 pada Januari 2025 menjadi sekitar US$1.450.
Selain karena kelangkaannya, kartu ini juga dikenal sebagai salah satu yang paling sulit didapatkan pada masanya.
Kenaikan harga Rayquaza turut mendongkrak minat terhadap kartu Mega lainnya, menciptakan efek berantai di pasar.
M Gengar EX Secret Rare dari Phantom Forces juga mengalami kenaikan serupa, dengan harga saat ini mencapai lebih dari US$400, naik dari US$90 pada awal tahun.
Status Secret Rare dan popularitas Gengar di kalangan penggemar menjadi pendorong utama kenaikan ini.
Kartu ini tidak hanya menarik dari segi gameplay, tetapi juga dinilai memiliki artwork yang istimewa.
Kartu lain yang turut merasakan dampak positif adalah M Rayquaza EX Full Art dari Roaring Skies, yang harganya melonjak dari US$160 menjadi US$650, serta M Charizard EX X dari Flashfire yang naik dari US$125 ke US$350.
Charizard selalu menjadi favorit di kalangan kolektor, dan varian Mega X-nya kembali diminati berkat desain dan kelangkaannya.
Kartu dengan Pertumbuhan Stabil
Tidak semua kartu Mega mengalami kenaikan spektakuler. Beberapa kartu seperti Primal Groudon EX Shiny Full Art dan M Mewtwo EX Full Art menunjukkan pertumbuhan yang lebih stabil.
Primal Groudon EX dari Ancient Origins, misalnya, masih mengalami kenaikan harga tetapi tidak secepat Rayquaza atau Gengar. Hal serupa terjadi pada M Mewtwo EX dari BREAKthrough, yang meskipun naik sejak awal tahun, laju kenaikannya lebih lambat.
M Alakazam EX Full Art dari Fates Collide juga termasuk dalam kategori ini. Kartu ini naik secara konsisten namun tanpa lonjakan drastis, menjadikannya pilihan yang menarik bagi kolektor yang ingin berinvestasi sebelum hype meningkat. Kelompok kartu ini menawarkan peluang entry point yang lebih terjangkau dibandingkan dengan kartu yang sudah melonjak tinggi.
Bahkan varian M Charizard dari Generations dan Evolutions, meskipun ikonik, tidak mengalami kenaikan secepat Rayquaza.
Ketersediaan banyak varian Charizard di pasar diduga menjadi penyebab melambatnya kenaikan harga, menciptakan peluang bagi kolektor untuk membeli dengan harga相对 stabil.
Produk segel dari era X & Y juga semakin langka, dengan harga booster box Phantom Forces dan Roaring Skies sering menembus US$2.000.
Kelangkaan ini mendorong kolektor untuk beralih ke pasar kartu tunggal, yang saat ini menawarkan nilai lebih baik dibandingkan berburu produk segel.
Tren ini diperkirakan akan berlanjut seiring dengan semakin dekatnya peluncuran konten Mega Evolution baru.
Dengan kembalinya Mega Evolution dalam Pokémon Legends: Z-A, minat terhadap kartu-kartu ini diprediksi akan terus meningkat.
Kolektor dan investor melihat momen ini sebagai kesempatan untuk mengamankan aset berharga sebelum permintaan mencapai puncaknya. Pasar kartu
Pokémon sekali lagi membuktikan bahwa konten baru tidak hanya memengaruhi gameplay, tetapi juga ekonomi di balik koleksi kartunya.
Perkembangan ini juga sejalan dengan tren kolaborasi antara merek teknologi dan waralaba populer, seperti yang pernah dilakukan Samsung dengan serial kartun Pokémon. Brand besar kerap memanfaatkan momentum nostalgia untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Selain itu, kebangkitan kembali konten klasik tidak hanya terjadi di dunia Pokémon. Produk seperti Nintendo 64 Analogue 3D yang akan dirilis tahun 2025 juga menunjukkan bahwa pasar masih memiliki apresiasi tinggi terhadap warisan gaming lama.
Dinamika ini mengingatkan pada perubahan strategi bisnis yang pernah dilakukan Samsung, seperti ketika mereka memutuskan untuk menutup bisnis LCD dan fokus pada OLED serta Quantum Dot.
Keputusan untuk berinvestasi pada teknologi yang lebih modern dan diminati pasar serupa dengan cara kolektor memilih kartu yang berpotensi naik nilainya.
Fenomena kelangkaan dan kenaikan harga juga pernah terjadi di industri gadget, seperti ketika Samsung memangkas produksi smartphone karena berbagai faktor eksternal.
Kelangkaan stock sering kali memicu kenaikan harga, baik di pasar gadget maupun koleksi kartu.
Menariknya, budaya koleksi dan gadget unik memang sudah lama menjadi bagian dari lifestyle, terutama di Jepang, seperti ditunjukkan dalam artikel 7 Gadget Unik Ini Hanya ada di Jepang.
Kartu Pokémon, sebagai bagian dari budaya tersebut, terus menunjukkan daya tarik yang kuat baik sebagai hiburan maupun sebagai aset investasi.
Ke depan, pasar kartu Pokémon diperkirakan akan tetap dinamis, dengan Mega Evolution menjadi salah satu driver utama pertumbuhan.
Kolektor dan investor disarankan untuk terus memantau perkembangan harga dan ketersediaan stock, terutama dengan semakin dekatnya rilis game dan ekspansi baru.