Selular.ID – Pemerintah Inggris menduga Rusia menggunakan perangkat kontrol gim untuk mengendalikan senjata drone dalam perang melawan Ukraina. Atas hal itulah, Inggris akhirnya melarang ekspor kontroler gim, termasuk ekspor lainnya yang bertujuan melemahkan militer Rusia.
Menteri Luar Negeri Inggris, Stephen Doughty mengatakan, controller yang semeskinya digunakan untuk konsol bermain gim, ternyata dimodifikasi menjadi pengendali bom drone untuk menyerang Ukraina oleh Rusia. Penyalahgunaan alat itu membuat Doughty geram, sehingga memberi Rusia sanksi untuk tidak bisa mengakses lagi barang dari Inggris.
Doughty menambahkan, selain melarang ekspor controller ke Rusia, pihaknya juga melakukan pembatasan terhadap 150 aspek perdagangan. Pembatasan itu termasuk larangan ekspor bahan kimia, peralatan elektronik, mesin, logam, dan perangkat lunak yang berpotensi mendukung sektor pertahanan dan energi Rusia.
Baca juga: Loloskan Tutorial Menyerah saat Perang di YouTube untuk Tentara, Rusia Denda Google
Inggris menegaskan, fokus utama pelarangan ada pada komponen elektronik dan rangkaian sirkuit yang bisa digunakan dalam sistem persenjataan. Tujuannya adalah membatasi kemampuan Rusia untuk mengakali larangan ekspor dan sekaligus melemahkan kemampuan militernya.
“Putin (Presiden Rusia) mengira dia bisa memanfaatkan pasar Inggris untuk memperkuat upaya perangnya dengan membeli barang-barang yang terlihat tidak berbahaya, lalu mengubahnya jadi alat perang. Tapi Inggris membongkar skema ini dan bertindak tegas,” kata Doughty mengutip dari WinFuture.
Tidak Efektif
Upaya pemblokiran ekspor ke Rusia oleh Inggris dinilai kurang efektif oleh sejumlah pengamat politik. Banyak alasan yang membuat Rusia masih bisa mempertahankan tentaranya untuk berperang. Pertama, Rusia bisa saja membeli controller gim dari produsen negara lain seperti Jepang dan Tiongkok.
Alasan kedua, modifikasi controller yang digunakan sebagai konsol gim menjadi alat perang dinilai kurang efektif. Pasalnya, controller yang digunakan untuk bermain gim dirancang hanya bisa mengendalikan permainan dalam jarak dekat.
Namun demikian, dugaan ketidakefektifan tersebut dibantah Direktur Riset Senior di International Data Corporation (IDC) Amerika Serikat (AS), Andrew Buss. Buss menjelaskan, controller tersebut dapat dihubungkan lewat USB atau Bluetooth ke sistem kendali drone khusus. Sistem ini lalu bisa mengubah perintah dari controller menjadi sinyal kontrol dengan jangkauan yang lebih luas.
Baca juga: Top 5 Ponsel Lipat 2024, IDC: Pengiriman Anjlok
Dalam mengurangi risiko penyalahgunaan controller dari Inggris, kebijakan ekspor ke Rusia dinilai tepat. Terlebih, beberapa pekan terakhir, Rusia menyerang Kyiv Ukraina menggunakan lebih dari 200 bom drone. Serangan itu menewaskan 9 orang.
Ikuti informasi menarik lainnya dari Selular.id di Google News