Selular.ID – Enam bulan menahkodai Intel, Lip-Bu Tan merasakan beratnya keterpurukan Intel. Perusahaan yang pernah menjadi pemimpin industri chip ini kini mengalami kemunduran, kehilangan pangsa pasar, menghadapi hambatan produksi, serta penurunan pendapatan yang drastis.
Beban utang yang besar juga memaksa Intel melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 15.000 karyawan.
Untuk mengembalikan bandul kejayaan, tak ada pilihan selain melakukan reorganisasi. Perubahan di pucuk pimpinan menjadi hal yang tak terelakkan, guna memacu adrenalin baru.
Pada Selasa (9/9) Intel mengungkapkan bahwa salah satu dari dua eksekutif yang memimpin perusahaan sebelum Lip-Bu Tan diangkat menjadi CEO pada Maret lalu akan mengundurkan diri.
Pengunduran diri ini diumumkan sebagai bagian dari perombakan eksekutif yang lebih luas, yang diharapkan oleh Lip-BuTan akan memacu perubahan haluan yang sangat dibutuhkan dalam peruntungan perusahaan.
Baca Juga: Ubah Model Bisnis, Lip-Bu Tan Bawa Intel Perang Terbuka Dengan TSMC
Kepergian Michelle Johnston Holthaus akan mengakhiri kariernya selama 30 tahun di Intel dengan berbagai peran.
Saat ini, ia menjabat sebagai CEO Intel Products dan menjabat sebagai co-CEO bersama David Zinsner dari Desember 2024 hingga pertengahan Maret ketika Tan diangkat sebagai penerus Pat Gelsinger.
Pasca mundur, Holthaus akan mengambil peran penasihat selama beberapa bulan “untuk memastikan transisi yang lancar”, demikian pernyataan Intel.
Tan menyampaikan terima kasihnya kepada seorang eksekutif yang “mengubah bisnis-bisnis besar, membangun tim-tim berkinerja tinggi, dan bekerja untuk memuaskan pelanggan kami”.
Reuters mencatat bahwa Intel terus menghadapi tekanan atas kinerja keuangannya, dan perombakan terbaru ini sesuai dengan artikel sebelumnya yang diposting mengenai keinginan CEO baru untuk menyederhanakan struktur manajemen.

Para Tokoh Penting
Di tengah pengunduran diri Michelle Johnston Holthaus, Intel menunjuk Kevork Kechichian sebagai EVP dan GM Grup Pusat Data: eksekutif tersebut “membawa lebih dari 30 tahun pengalaman industri”, terakhir sebagai EVP bidang teknik di Arm.
Perubahan lainnya melibatkan Jim Johnson yang menjadi SVP dan GM tetap Grup Komputasi Klien Intel setelah memegang posisi tersebut untuk sementara, sementara Srini Iyengar akan memimpin Grup Teknik Pusat yang baru.
Iyengar bergabung dengan Intel dari Cadence Design Systems pada bulan Juni, perusahaan menjelaskan.
Ada juga peran yang diperluas untuk Naga Chandrasekaran, EVP dan kepala teknologi dan operasi di Intel Foundry, untuk mendorong integrasi di seluruh pengembangan, produksi, dan penjualan.
Enam bulan pertama Tan sebagai CEO Intel penuh dengan ketidakpastian, didominasi oleh pembicaraan tentang PHK dan friksi yang sempat menajam dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Dengan gayanya yang offensif, Trump mengisyaratkan bahwa eksekutif tersebut memiliki hubungan dekat dengan otoritas China yang tampaknya telah membuka jalan bagi pemerintah untuk mengambil sekitar 10% saham di perusahaan tersebut.