Si Weuk, Pembunuh Berdarah Dingin Diseret Ke Meja Hijau

1 week ago 6

Si Weuk (baju orange) saat proses rekonstruksi perkara pembunuhan di halaman Mapolres Bireuen, Kamis (7/8)

BIREUEN|METRO ACEH-Hasnawi alias Weuk terduga pelaku pembunuhan keji terhadap M Hasyimi (44), warga Gampong Tanjong Beuridi Kecamatan Peusangan Selatan yang ditemukan tewas di tepian sungai Dusun Pulo Teungoeh, Gampong Darussalam 4 Juni lalu, kini mulai menjalani persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bireuen.

Pembunuh berdarah dingin ini, dilaporkan “menghabisi” temannya sendiri kemudian berpura-pura, seolah-olah korban terjatuh dari ketinggian tebing di lokasi kejadian. Belakangan diketahui, motif pelaku ingin menguasai uang dan harta milik M Hasyimi, saat mereka sedang berada di tengah hutan pada malam kelam itu.

Informasi yang diperoleh media ini, Selasa (28/10) si Weuk berhadapan dengan majelis hakim dalam persidangan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi, terkait aksi pembunuhan keji tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Beberapa waktu lalu, tim penyidik kepolisian Polres Bireuen, awalnya nyaris terkecoh atas keterangan si Weuk dan “melepaskan” pelaku itu. Namun, setelah melakukan olah TKP di lokasi sangat ektrem ini, akhirnya petugas berhasil mengurai misteri kematian korban, lalu menciduk si Weuk, serta menetapkannya sebagai tersangka tunggal.

Saat merilis kasus pembunuhan itu pada Kamis (12/6) silam, Kapolres Bireuen AKBP Tuschad Cipta Herdani, didampingi Kasat Reskrim Iptu Jeffryandi di aula mapolres setempat menuturkan, korban meninggal dunia setelah tejatuh dari jurang setinggi 20 meter, akibat didorong oleh tersangka.
“Pelaku mengaku mendorong Hasyimi ke jurang, karena ingin menguasai uang dan barang-barang milik korban,” jelas Tuschad.

Dia menjelaskan, semula saat polisi memintai keterangan sebagai saksi, tersangka mengatakan korban terjatuh akibat terpeleset. Karena belum cukup unsur, akhirnya Si Weuk diijinkan pulang. Namun, setelah petugas mendalami kasus ini dan bolak-balik turun ke TKP di kawasan pelosok hutan itu, akhirnya semua alibi yang dikemukakan tersangka terbantah, hingga akhirnya Si Weuk mulai buka mulut serta mengakui perbuatannya.“

“Sejumlah personil Satreskrim turun ke lokasi dengan mengendarai Trail, lalu mendalami TKP dan menemukan berbagai petunjuk, termasuk ada uang tunai disembunyikan di batang pohon sawit,” jelas Tuschad.

Polisi mengamankan sejumlah barang bukti seperti dua unit sepeda motor milik korban dan tersangka, uang Rp 1,3 juta, baju dan sendal korban maupun milik tersangka, kain dan kayu yang digunakan warga saat mengevakuasi korban.

Kasus kematian Hasyimi (44) warga Tanjung Beuridi, Peusangan Selatan awalnya menjadi misteri setelah jasad ditemukan di kawasan hutan Dusun Pulo Teungoeh Gampong Darussalam, Rabu (4/6) lalu. Tetapi, mantan combatan GAM itu diyakini menjadi korban pembunuhan berencana.

Informasi yang diperoleh Metro Aceh, Hasyimi semula dikabarkan meninggal dunia akibat jatuh dalam jurang, sesuai keterangan dari rekannya kepada masyarakat. Namun, belakangan korban ini tergeletak tak bernyawa di pinggir sungai dan keluarga yang merasa curiga, meminta jenazah dievakuasi ke RSU dr Fauziah Bireuen. Setelah diautopsi, ditemukan bekas hantaman benda tumpul pada leher dan tangan kirinya, sehingga penyebab kematian korban diduga akibat tindak penganiayaan berat.

Abdul Hakim (46) abang kandung korban kepada awak media ini menuturkan, sebelum menghilang Hasyimi sempat menikmati mie goreng di salah satu warkop Darussalam, bersama rekannya bernama si Weuk. Lalu keduanya, berangkat dengan sepeda motor Honda Vario menuju ke kawasan hutan.

Menurut Abdul Hakim, sekitar jam 12 siang pihak keluarga menerima kabar duka dari dua mantan sekdes Tanjong Beuridi, yakni Helmi dan Jumana tentang kondisi korban yang meninggal dunia akibat jatuh ke jurang,”Kami sontak kaget dan sangat terpukul, mendengar kabar buruk itu. Lalu, keluarga ke Darussalam melakukan pencaharian,” jelasnya.

Semula, keluarga sudah pasrah atas musibah itu dan hanya berniat mencari jasad korban, supaya dapat dikebumikan. Namun, setelah menemukan mayat Hasyimi, warga curiga karena dirasakan ada berbagai kejanggalan, lantas jenazah dibawa ke RSU dr Fauziah Bireuen untuk diautopsi,”Kami sudah melapor ke Polres Bireuen, atas peristiwa ini,” ujar Abdul Hakim.

Sementara adik korban, Bidah (42) menjelaskan bahwa sejak korban bercerai beberapa waktu lalu, Hasyimi memboyong anak-anaknya dan menetap di rumah Bidah, serta sehari-hari bekerja ke kebun. Dia mengaku, setelah mendapat berita kematian abangnya ini, dia terus berusaha menghubungi dan telepon seluler dalam keadaan aktif, bahkan hingga pukul 15.00 WIB masih berdering bahkan sempat sibuk karena sedang terhubung ke nomor lain.

“Abang saya (korban-red) membawa uang hasil panen sawit dan pembayaran hutang dari kawannya dengan jumlah lumayan banyak, tapi saat ditemukan sudah tidak ada lagi uang itu,” sebut Badiah.

Mantan Kepala Dusun Asan Kumbang Gampong Darussalam, Muliadi (37) mengaku dirinya ikut dalam upaya pencaharian jenazah korban. Menurut dia, sekitar pukul 13.28 WIB Tengku Imuem Tanjong Beuridi bersama sejumlah keluarga, menemuinya dan warga setempat menyampaikan niat untuk mencari jasad Hasyimi yang dikabarkan jatuh ke jurang.

Lalu, warga Darussalam dan Tanjong Beuridi mulai mencari disetiap jurang di kawasan itu. Saat itu jelas Muliadi, mereka terbagi beberapa kelompok yang berpencar. Belakangan mereka baru menyadari, ternyata ada kelompok warga dari Pulo Harapan yang sudah melakukan upaya pencarian sejak pukul 09.00 WIB.

Setelah dua jam lebih, akhirnya jenazah Hasyimi ditemukan dibawah tebing Sungai Pineueng yang ditaksir tinggi sekitar 15 meter,”Kelompok yang mencari dari atas tebing, terlebih dahulu berhasil menemukan sepeda motor korban terparkir di hutan,” ungkap Muliadi. (Bahrul)

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |