Microsoft Naikkan Harga Microsoft 365 untuk Bisnis Mulai Juli 2026

9 hours ago 4

Selular.id – Microsoft akan menaikkan harga langganan Microsoft 365 untuk pelanggan bisnis dan pemerintah di seluruh dunia mulai Juli 2026. Kenaikan ini akan berdampak pada berbagai skala usaha, dari perusahaan besar hingga usaha kecil dan pekerja garis depan (frontline workers). Langkah ini diambil di tengah persaingan ketat dengan layanan produktivitas berbasis cloud seperti Google Workspace, sekaligus untuk mendanai pengembangan lebih dari 1.100 fitur baru yang telah ditambahkan ke platform.

Dilansir dari Reuters, kenaikan harga akan bervariasi tergantung paket langganan. Untuk segmen bisnis, paket Business Basic akan naik sekitar 16,7% menjadi US$7 atau setara Rp116.300 per pengguna per bulan. Sementara itu, paket Business Standard mengalami kenaikan 12% menjadi US$14 atau Rp232.600. Di sisi enterprise, paket E3 naik 8,3% menjadi US$39 (Rp649.000) dan E5 naik 5,3% menjadi US$60 (Rp998.500).

Microsoft menyatakan bahwa penyesuaian harga ini mencerminkan nilai tambah yang signifikan dari investasi terus-menerus dalam platform Microsoft 365. Perusahaan menambahkan lebih dari 1.100 fitur baru, termasuk alat produktivitas berbasis kecerdasan buatan (AI) seperti Copilot, serta peningkatan keamanan data yang komprehensif. “Kenaikan ini karena lebih dari 1.100 fitur baru ditambahkan ke Microsoft 365,” jelas Microsoft, seperti dikutip dalam laporan tersebut.

Pekerja garis depan, seperti staf ritel, layanan kesehatan, atau lapangan, akan merasakan kenaikan persentase yang lebih besar. Paket F1 untuk pekerja garis depan naik 33% menjadi US$3 (Rp49.900) per bulan, sedangkan paket F3 naik 25% menjadi US$10 (Rp166.200). Sementara itu, harga untuk paket pemerintah (GCC/GCC High) akan disesuaikan sesuai dengan peraturan dan kebijakan setempat di setiap negara.

Bagi pelanggan yang menginginkan akses penuh ke kemampuan AI, Microsoft menawarkan Microsoft 365 Copilot sebagai add-on dengan biaya tambahan US$30 atau sekitar Rp499.000 per pengguna per bulan. Fitur ini menjadi andalan Microsoft dalam menghadapi persaingan di era AI. Strategi promosi Copilot pun gencar dilakukan, termasuk mengandalkan influencer untuk mempromosikannya ke publik demi bersaing dengan tools AI populer lainnya.

Latar Belakang dan Strategi Microsoft

Kenaikan harga Microsoft 365 untuk bisnis ini merupakan yang pertama sejak tahun 2022. Sementara untuk pengguna rumahan, Microsoft baru melakukan penyesuaian harga awal tahun ini setelah harga bertahan lebih dari satu dekade. Pola ini menunjukkan strategi Microsoft yang lebih agresif dalam mengoptimalkan pendapatan dari layanan berbasis cloud, yang kini menjadi tulang punggung bisnisnya.

Microsoft 365 sendiri adalah platform produktivitas berbasis cloud yang menggabungkan aplikasi Office klasik (Word, Excel, PowerPoint, Outlook, OneNote) dengan layanan kolaborasi modern seperti Teams dan penyimpanan cloud OneDrive. Berbeda dengan model lisensi sekali beli (perpetual license) untuk Microsoft Office versi lama, Microsoft 365 mengadopsi model berlangganan bulanan atau tahunan. Model ini memastikan pengguna selalu mendapatkan versi aplikasi terbaru, pembaruan fitur, dan integrasi cloud yang mulus.

Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft gencar melakukan transformasi dan konsolidasi layanannya. Langkah seperti mengakhiri era Skype setelah 14 tahun adalah bagian dari fokus untuk memperkuat ekosistem terintegrasi di sekitar Microsoft 365 dan Teams. Kenaikan harga terbaru ini sejalan dengan upaya untuk terus mendanai inovasi, terutama di bidang AI, yang diyakini akan menjadi pembeda utama di pasar yang semakin kompetitif.

Dampak dan Respons di Pasar

Kenaikan harga dengan persentase dua digit untuk paket bisnis dasar dan standar diperkirakan akan paling terasa oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Untuk mengakomodasi kebutuhan segmen ini, Microsoft disebutkan juga menghadirkan paket baru yang dirancang agar lebih fleksibel bagi UKM, meski detailnya belum diungkap lebih lanjut.

Di pasar konsumen, beberapa wilayah telah melaporkan kenaikan harga paket Microsoft 365 Personal dan Family yang cukup signifikan, mencapai lebih dari 30% per tahun. Tren ini mengindikasikan bahwa Microsoft sedang menyesuaikan harga di seluruh segmen untuk mencerminkan nilai tambah dan biaya pengembangan yang terus meningkat.

Bagi pelanggan enterprise, meski persentase kenaikan untuk paket E3 dan E5 relatif lebih kecil, nilai absolutnya tetap signifikan mengingat jumlah pengguna yang besar. Perusahaan-perusahaan besar kini perlu mempertimbangkan kembali anggaran IT mereka untuk tahun 2026 dan seterusnya. Mereka juga akan mengevaluasi apakah fitur-fitur baru, terutama yang berbasis AI seperti Copilot, memberikan nilai yang sepadan dengan investasi tambahan tersebut.

Keamanan dan backup data tetap menjadi perhatian utama bagi bisnis yang menggunakan layanan cloud. Dengan meningkatnya ketergantungan pada Microsoft 365, solusi untuk melindungi data di platform tersebut juga semakin penting, seperti yang ditawarkan oleh Veeam Data Cloud yang fokus pada backup Microsoft 365 lokal di Indonesia.

Dengan pengumuman ini, pelanggan bisnis Microsoft memiliki waktu lebih dari setahun untuk mengevaluasi kebutuhan mereka, membandingkan dengan alternatif seperti Google Workspace, dan menyusun strategi migrasi atau negosiasi kontrak. Kenaikan harga ini juga berpotensi mendorong efisiensi dan audit terhadap lisensi software di banyak organisasi. Seperti halnya operator telekomunikasi yang mempersiapkan jaringan menyambut momen tertentu, perusahaan perlu mempersiapkan anggaran dan infrastruktur digital mereka menghadapi perubahan biaya operasional ini.

Langkah Microsoft ini akan terus dipantau dampaknya terhadap loyalitas pelanggan dan pangsa pasar di arena produktivitas cloud. Keputusan akhir pelanggan akan sangat bergantung pada bagaimana Microsoft mengkomunikasikan nilai dari ratusan fitur baru tersebut dan sejauh mana AI Copilot dapat benar-benar merevolusi cara kerja.

Read Entire Article
Kepri | Aceh | Nabire | |